Oleh Endang Supriatna
Abstrak
Gembyung sebagai kesenian buhun yang menjadi sebuah seni pertunjukan di Panjalu, hingga kini tetap bertahan dengan cirri ketradisionalannya. Bersama dengan pelaksanaan Upacara Nyangku maupun peringatan Maulid Nabi Saw. atau pada acara hiburan pada saat khitanan anak, gembyung tampil bersahaja. Namun demikian penampilannya tetap menyampaikan makna baik melalui gerak, lagu, gending musik, maupun sesajennya bahwa hidup akan terus bergerak seiring berlangsungnya sang waktu. Bagi masyarakat Panjalu, seni gembyung tidak hanya sebuah ungkapan ekspresi keindahan, namun lebih dari itu, gembyung memiliki makna kecintaan serta penghormatan kepada asal-usul leluhur mereka. Tulisan ini berupaya mengupas fungsi seni gembyung pada masyarakat Panjalu. Ada dua bagian yang dibahas, pertama menjelaskan seni gembyung, mulai dari perkembangannya, lagu dan teknik pementasan, fungsi dan peranan kesenian ini pada masyarakat pendukungnya. Serta, upaya masyarakat Panjalu memelihara seni gembyung agar tidak tergerus oleh seni modern yang semakin deras berupaya menggeser seni local. Tulisan ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
Kata kunci: seni gembyung, tradisi masyarakat, Panjalu.
Diterbitkan dalam Patanjala, Vol. 2 No. 3 September 2010