WILAYAH KERJA: PROVINSI JAWA BARAT, DKI JAKARTA, BANTEN, DAN LAMPUNG

Teknik Penelitian Kebudayaan

TEKNIK PENELITIAN KEBUDAYAAN:
Kekayaan data dan Daya Kritis Peneliti

Makalah Disampaikan pada Bimbingan Teknis Penelitian
dan Penulisan Laporan Kebudayaan
Bandung, 2010



Oleh:
Ade Makmur K
Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Padjadjaran



LATAR DAN FILOSOFIS
Dalam konteks penelitian kebudayaan ini, teknik penelitian ditujukan untuk memudahkan peneliti mengumpulkan, menghimpun dan menjelaskan bagaimana dunia dapat dihayati (perceived);  diketahui tentang pandangan mengenai dunia (worldview),  serta menjelaskan apa yang penting, apa yang dipikirkan dan bagaimana semuanya itu dijadikan pegangan untuk menjalankan kehidupan.
Karena itu, kebudayaan didefinisikan bagai keseluruhan yang kompleks yang di dalamnya terkandung sistem pengetahuan, kepercayaan, seni, hukum, moral, adat istiadat, dan lain-lain kemampuan serta kebiasaan yang diterima oleh masyarakat

SYARAT
  • Dalam penelitian kebudayaan syarat utamanya adalah peneliti itu sendiri harus hidup di antara mereka yang ditelitinya untuk suatu jangka waktu yang relatif cukup agar peneliti dapat hidup terintegrasi dengan masyarakat yang ditelitinya.
  • Peneliti dapat mengembangkan kepekaan dalam berpikir, merasakan, dan menginterpretasi hasil-hasil pengamatannya dengan menggunakan konsep-konsep yang ada dalam pemikiran, perasaan-perasaan, dan nilai-nilai dari yang ditelitinya.
  • Menginterpretasi hasil yang didasarkan pada pengetahuan teori yang dikuasainya.
  • Peneliti adalah 'instrumen penelitian’, sehingga keunggulan hasil penelitian, banyak sedikitnya ditentukan oleh kualitas dari peneliti sebagai 'instrumen penelitian'.
  • Masalah yang dihadapi oleh peneliti adalah masalah kesahihan data. Untuk itu, langkah-langkah untuk menjamin kesahihan data dengan cara mendekripsikan secara tepat pola-pola yang ditemukannya dan menjamin bahwa gambaran dari situasi yang dideskripsikannya itu mencerminkan kenyataan yang sebenarnya dan yang ada serta terjadi di lapangan.
Penelitian Kebudayaan:
  • Penelitian kebudayaan adalah penggambaran atau pendeskripsian cara-cara hidup, cara- cara pandang, ataupun ungkapan-ungkapan emosi dari warga masyarakat yang diteliti terkait dengan suatu gejala yang ada dalam kehidupan mereka.
  • Dalam perspektif penelitian kebudayaan ke-obyektifan dilakukan dengan menggunakan data subyektif (menurut perspektif pelaku yang diteliti).
  • Data atau bukti-bukti yang diperoleh dari pelaku yang diteliti (informan) diperlakukan sebagaimana adanya, atau tidak dikurangi atau ditambah atau dirubah oleh peneliti.
  • Informasi atau fakta-fakta dari informan atau hasil pengamatan peneliti diinterpretasi oleh peneliti dengan mengacu pada konsep-konsep dan atau teori-teori yang relevan, untuk disimpulkan hakekatnya dan dikaitkan dengan simpulan mengenai gejala atau fakta-fakta lainnya untuk diinterprestasi.

LATAR PERTANYAAN
  1. • Apa yang diketahui oleh informan mengenai keadaan yang dihadapinya?
  2. • Konsep apa yang digunakan oleh informan untuk mengklasifkasi pengalamannya?
  3. • Bagaimana informan-informan mendefinisikan konsep-konsep?
  4. • Bagaimana saya dapat menterjemahkan pengetahuan informan ke dalam suatu deskripsi yang dapat dimengerti oleh rekan sekerja saya?

PENGAMATAN
  • Metode pengamatan; digunakan untuk mengamati gejala-gejala yang terwujud dalam kehidupan sehari-hari dari masyarakat yang diteliti.
  • Dengan menggunakan metode pengamatan, seorang peneliti dapat dengan lengkap memperoleh gambaran mengenai gejala-gejala (tindakan, benda, peristiwa, dsb) dan kaitan hubungan antara satu gejala dengan gejala atau gejala-gejala lainnya yang bermakna bagi kehidupan masyarakat yang diteliti.
  • Lingkup pengamatan: ruang/tempat, pelaku, aktivitas, benda/alat, peristiwa, ekpresi pelaku
METODE PENGAMATAN TERLIBAT
  • Sebuah teknik pengumpulan data yang mengharuskan si peneliti melibatkan diri dalam kehidupan dari masyarakat yang diteliti untuk dapat melihat dan memahami gejala-gejala yang ada, sesuai maknanya dengan yang diberikan atau dipahami oleh para warga masyarakat yang ditelitinya.
  • Termasuk dalam pengertian metode pengamatan terlibat adalah wawancara dan mendengarkan serta memahami apa yang didengarnya.
WAWANCARA DENGAN PEDOMAN
  • Teknik untuk mengumpulkan informasi dari para warga masyarakat yang diteliti mengenai suatu masalah khusus dengan teknik bertanya yang bebas tetapi berdasarkan atas suatu pedoman yang tujuannya adalah untuk memperoleh informasi khusus dan bukannya untuk memperoleh respon atau pendapat mengenai sesuatu masalah.
  • Wawancara dengan pedoman disusun untuk maksud memperoleh informasi khusus dari informan yang ahli dalam bidangnya, yang mengetahui secara mendalam mengenai bidang yang khusus tersebut.
  • Contoh dari penggunaan metode wawancara dengan pedoman adalah mengumpulkan data mengenai sistem kekerabatan yang didalamnya tercangkup informasi mengenai aturan-aturan berkenaan dengan struktur kedudukan dan peranan dari mereka yang tergolong sebagai sekerabat.
  • Teknis wawancara: Sapaan dan saling mengakrabkan, mengajukan pertanyaan dan menghindari pengulangan, menunjukkan minat, menunjukkan ketidaktahuan, dan waktu sela serta diakhiri dengan penutup.
SUMBER DATA
  • Pemberi informasi atau keterangan dinamakan informan.
  • Informan, adalah mereka yang dapat memberikan keterangan-keterangan atau informasi-informasi tentang pelbagai data yang berhubungan dengan maksud penelitian – menentukan kriteria.
  • Pelaku, adalah seseorang yang menjadi obyek pengamatan dalam suatu setting peristiwa (alam)
  • Responden, adalah pemberi data mengenai respon atau pendapat dari orang yang diwawancarai mengenai sesuatu gejala atau peristiwa – teknik sampling

Bimbingan Teknis Penelitian 2010

1. Latar Belakang
Penelitian ilmiah merupakan bagian dalam kegiatan yang mengacu pada inventarisasi dan pengkajian dari data sejarah dan budaya. Oleh karena itu, amat diperlukan persyaratan yang memenuhi standar keakuratan dan keobyektifan peneliti. Selain itu, instrumen yang dibawa peneliti saat berada di lapangan harus mengikuti standar baku sebagaimana penelitian ilmiah pada umumnya. Yang selanjutnya dituangkan dalam bentuk tulisan atau laporan ilmiah. Penelitian biasanya digolongkan ke dalam jenis penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Penelitian kuantitatif pada dasarnya adalah penelitian yang mencakup setiap jenis penelitian yang didasarkan atas perhitungan persentase, rata-rata, ci kuadrat, dan perhitungan statistik lainnya. Dengan kata lain, penelitian kuantitatif melibatkan diri pada perhitungan atau angka atau kuantitas. Sedangkan penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Taylor (1975: 5) yang menyebut metodologi kualitatif, sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati, secara holistik (utuh). Kemudian Kirk dan Miller (1986: 9) mendefinisikan penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya. Sementara itu berdasarkan tipe penelitian terbagi menjadi tiga yakni penelitian penjajakan (eksploratif), penelitian penjelasan (explanatory atau confirmatory research), dan penelitian deskriptif. Penelitian penjajakan bersifat terbuka, masih mencari-cari dan belum mempunyai hipotesa. Penelitian penjelasan menyoroti hubungan antara variabel-variabel penelitian dan menguji hipotesa yang telah dirumuskan sebelumnya. Penelitian deskriptif biasanya mempunyai dua tujuan, yang pertama adalah untuk mengetahui perkembangan sarana fisik tertentu atau frekuensi terjadinya suatu aspek fenomena sosial tertentu (misal jumlah radio, kendaraan roda dua, kendaraan roda empat, akseptor KB, banyaknya film yang diputar, dan lain-lain). Hasilnya dicantumkan dalam tabel-tabel frekuensi. Yang kedua adalah untuk mendeskripsikan secara terperinci fenomena sosial tertentu, umpamanya interaksi sosial, sistem kekerabatan dan lain-lain. Penelitian seperti ini biasanya dilakukan tanpa hipotesa yang telah dirumuskan secara ketat. Adakalanya menggunakan hipotesa tetapi bukan untuk diuji secara statistik. Penelitian merupakan suatu proses yang panjang, biasanya berawal pada minat untuk mengetahui fenomena tertentu dan selanjutnya berkembang menjadi gagasan, teori, konseptualisasi, pemilihan metode penelitian yang sesuai, dan seterusnya. Hasil akhirnya pada gilirannya melahirkan gagasan dan teori baru pula sehingga merupakan suatu proses yang tiada hentinya. Jadi hal yang penting bagi peneliti adalah adanya minat untuk mengetahui masalah sosial/budaya atau fenomena sosial/budaya tertentu.
Berapa metode penelitian antara lain penelitian eksperimen, sangat sesuai untuk pengujian hipotesa tertentu dan dimaksudkan untuk mengetahui apakah variabel intervensi atau variabel eksperimen efektif atau tidak. Pelaksanaannya memerlukan konsep dan variabel yang jelas dan pengukuran yang cermat. Penelitian evaluasi, penelitian yang bertujuan untuk mengetahui manfaat suatu program/kegiatan. Yang menjadi pertanyaan pokok dalam penelitian evaluasi adalah sampai seberapa jauh tujuan yang digariskan pada awal program/kegiatan tercapai atau mempunyai tanda-tanda akan tercapai. Penelitian evaluasi mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan praktis sebagai berikut: apa yang merupakan masalah pokok dari suatu masyarakat, apa program yang dapat dilaksanakan untuk mengatasi masalah-masalah itu, bagaimana program itu dapat dilaksanakan, apakah program dilaksanakan sebagaimana direncanakan dan apakah tujuannya tercapai. Oleh karena itu fokusnya terletak pada hal-hal yang praktis, penelitian evaluasi juga disebut action research atau penelitian terapan. Grounded Research, merupakan reaksi yang tajam dan sekaligus menjanjikan jalan keluar dari stagnasi teori dalam ilmu-ilmu sosial, dengan penitikberatan pada sosiologi. Penelitian tidak bertitik tolak dari data atau situasi sosial/budaya tersebut, tetapi dari konsep, hipotesa dan teori yang sudah mapan, yang mungkin sekali tidak relevan untuk situasi sosial/budaya yang khas dari masyarakat yang diteliti. Grounded Research menjanjikan suatu pendekatan yang baru, data merupakan sumber teori, teori berdasarkan data, dank arena itu dinamakan grounded. Kategori-kategori dan konsep-konsep dikembangkan di lapangan, data yang bertambah dimanfaatkan untuk verifikasi teori yang timbul di lapangan, yang terus menerus disempurnakan selama penelitian berlangsung. Analisa Data Sekunder, mungkin sekali untuk kepentingan pekerjaan ilmiah tertentu, sudah tersedia data yang dapat digunakan. Data tersebut mungkin hasil survey yang belum diperas dan analisa lanjutan dapat menghasilkan sesuatu yang amat berguna. Juga dapat berupa studi perbandingan dari studi-studi yang telah dilakukan. Keuntungan dari pemanfaatan data yang tersedia adalah peneliti tidak terlibat lagi dalam mengusahakan dana untuk penelitian lapangan, merekrut dan melatih peneliti, menentukan sampel dan mengumpulkan data lapangan yang banyak memakan enersi dan waktu.
Penelitian merupakan aktivitas intelektual yang tinggi kedudukannya di kalangan akademisi/peneliti. Intelektualitas ditandai dengan kekritisan mempertanyakan sesuatu yang dianggap sebagai masalah dan kemudian memberi jawaban yang dapat dipertanggungjawabkan. Diperlukan tatatulis ilmiah agar terjadi komunikasi yang efektif-efisien. Hasil penelitian harus dipublikasikan agar bermanfaat bagi masyarakat. Seperti kita ketahui ada beberapa jenis tulisan ilmiah yakni berupa laporan penelitian. artikel, dan makalah. Laporan penelitian merupakan pertanggungjawaban dari tugas penelitian. didahului dengan penelitian pustaka atau penelitian lapangan. Penulisan atau penyusunnya harus didasarkan kajian ilmiah. Mempunyai kedudukan strategis, terlebih bila untuk menentukan kebijakan. Laporan penelitian, fakta yang disajikan harus bisa menimbulkan kepercayaan, terutama bila untuk mengambil kebijakan. Harus lebih lengkap dari segi substansi dibandingkan dengan makalah/artikel sehingga jumlah halamannya juga lebih banyak. Penyajiannya harus ditulis dengan bahasa yang baik dan jelas. Artikel, suatu karangan faktual tentang suatu soal secara lengkap (seni, budaya atau pariwisata). Fakta merupakan bahan pokok dalam penulisan artikel. Biasanya lebih singkat tetapi padat dan lengkap. Jumlah halaman lebih sedikit daripada laporan penelitian. ditulis dalam jurnal, majalah, surat kabar, atau buku. Penulisan ilmiah, bentuk dan cara penulisan beragam, tergantung pada: masalah apa yang sedang dikaji, siapa yang membaca tulisan itu, dalam kegiatan apa karya ilmiah itu disampaikan. Penulisan ilmiah pada dasarnya merupakan argumentasi penalaran keilmuan yang dikomunikasikan lewat bahasa tulisan. Ciri penulisan ilmiah, harus jelas dan tepat agar proses penyampaian objek yang dikomunikasikan betul-betul dipahami oleh penerima pesan. Pikiran yang semrawut menghasilkan tulisan yang semrawut. Menggunakan bahasa yang baik dan benar karena bahasa yang baik merupakan ekspresi logika berpikir. Sarana berpikir ilmiah, membantu kegiatan ilmiah. Kegiatan berpikir ilmiah memerlukan sarana, bahasa, logika, matematika, dan statistika. Tujuan penulisan, mengungkapkan fakta-fakta, perasaan, sikap dan isi pikiran secara jelas dan efektif kepada pembaca.
Beranjak dari hal tersebut BPSNT Bandung memandang perlu untuk mengadakan kegiatan yang mengarah pada peningkatan kualitas peneliti melalui bimbingan teknis penelitian.

2. Tujuan
Tujuan kegiatan bimbingan teknis penelitian adalah untuk:
a. Meningkatkan kualitas peneliti dalam upaya inventarisasi dan pengkajian data sejarah dan kebudayaan.
b. Menyempurnakan persiapan, pelaksanaan, penganalisisan dan pelaporan penelitian,
c. Memudahkan peneliti saat mengumpulkan data dan penyusunan laporan.

3. Ruang Lingkup
Kegiatan ini dilakukan melalui cara bimbingan/diklat dengan materi terkait bidang inventarisasi dan pengkajian data sejarah dan kebudayaan.

4. Target (Output)
Terlaksananya 1 kegiatan bimbingan teknis penelitian di wilayah kerja BPSNT Bandung yang melibatkan 150 peserta; dan tersusunnya 1 naskah/laporan pelaksanaan kegiatan bimbingan teknis penelitian.

5. Peserta
Peserta terdiri dari peneliti BPSNT Bandung, sejarawan, budayawan, dosen, guru, mahasiswa, dan para peneliti dari berbagai lembaga penelitian,

6. Lokasi
Pelaksanaan kegiatan bertempat di aula BPSNT Bandung. Jl. Cinambo No. 136 Ujungberung, Bandung 42094 (Email: bpsntbandung@ymail.com Telp./Fax (022) 7804942

7. Pembicara
Kegiatan dilaksanakan pada bulan Maret 2010, dengan mengundang pembicara diantaranya Prof. DR. A. Sobana Hardjasaputra, S.S., M.A. (UNPAD); Ade Makmur Kartawinata, M.Phil., PhD (UNPAD) yang memaparkan tentang "Teknik Penelitian Kebudayaan"; Prof. Rusdi Muchtar, MA, APU (LIPI).

Gerakan Perlawanan Di Bekasi 1913-1914

Buddhiracana Vol 12, No 1/November 2008

Lasmiyati

Abstrak

Motto Kota Bekasi sebagai “Kota Patriot” ternyata bukan hanya motto semata. Motto tersebut telah menggambarkan betapa gigihnya rakyat Bekasi dalam melakukan perlawanan baik terhadap Belanda, Jepang ataupun Sekutu. Satu hal yang tidak luput dalam perlawanan rakyat Bekasi pada masa pendudukan Belanda adalah perlawanan rakyat Bekasi terhadap tuan tanah. Sekitar tahun 1913-an, di Bekasi diwarnai dengan berbagai perlawanan seperti perlawanan terhadap tuan tanah, perlawanan terhadap Sarekat Islam, maupun perlawanan intern antara Sarekat Islam dengan non Sarekat Islam.

Kata Kunci: Gerakan perlawanan di Bekasi.

Sistem Kepemimpinan pada Masyarakat Kasepuhan Cicarucub

Jurnal Penelitian Edisi 40, No 2/Agustus 2008

Nina Merlina

Abstrak

Kasepuhan Cicarucub adalah salah satu kelompok masyarakat adat di Desa Neglasari, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak, yang termasuk ke dalam kelompok Kasatuan Adat Banten Kidul. Pemimpin adat pada masyarakat Kasepuhan Cicarucub disebut olot. Ke-pemimpinannya didasarkan pada adat-istiadat yang telah menjadi tradisi, mencakup kepercayaan, aturan atau norma, dan pantangan.

Oleh karena itu, pengaruh kedudukan dan kepemimpinan atau peranan olot (pemimpin adat) terhadap warga masyarakat sangat besar. Hubungan antara olot dengan warga masyarakat sangat kuat, tetapi terjalin secara harmonis. Sifat kepemimpinan dan hubungan itu, pada satu sisi ditunjukkan oleh kepatuhan warga masyarakat terhadap olot selaku pemimpin adat. Pada sisi lain, olot menjadi panutan warga masyarakat, tempat meminta pendapat mengenai berbagai kegiatan sosial, terutama yang berkaitan dengan pertanian.

Dengan kata lain, sifat dan pola kepemimpinan olot adalah kepemimpinan tradisional yang telah melembaga menjadi tradisi. Oleh karena itu, kepemimpinan olot berlangsung seumur hidup.

Kata Kunci: Kepemimpinan Tradisional. Masyarakat adat.

Popular Posts