WILAYAH KERJA: PROVINSI JAWA BARAT, DKI JAKARTA, BANTEN, DAN LAMPUNG

SMA Negeri 1 Menggala Tulang Bawang Ikuti LASEDA

Tulang Bawang : Lawatan sejarah yang diselenggarakan oleh BPNB (Badan Pelestarian Nilai Budaya) Jawa Barat tahun 2016 dengan mengusung tema “Mengenal Sejarah Daerah Lampung” dilaksanakan pada taggal 28-30 Maret 2016. Yang diikuti oleh 150 orang terdiri atas guru sejarah, dan siswa/siswi SMU atau yang sederajat dari empat provinsi yaitu: Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten, Lampung. Yang terdiri dari 25 sekolah yaitu SMA Bina Muda, SMA Cikancung, SMAN 1 Baleendah, SMAN 10 Bandung, SMAN 14 Bandung, SMAN 22 Bandung, SMAN 23 Bandung, SMAN 24 Bandung, SMAN 26 Bandung, SMK Al-Hadi Bandung, SMKN 15 Bandung, SMAN 8 Cirebon, SMAN Jatinangor ( Provinsi Jawa Barat) SMAN 1 Cilegon, SMAN 4 Cilegon ( Provinsi Banten) SMAN 1 Menggala, SMAN 1 Banjit, SMAN 1 Liwa, SMAN 1 Ngambur, SMAN 1 Pekalongan, SMAN 1 Pesisir selatan, SMAN 1 Tanjung Raya, SMAN 2 Liwa, SMAN 2 Kota Agung, SMAN 3 Kota Bumi (Provinsi Lampung). Acara ini liput oleh berbagai media masa diantaranya Destinasianews, Galura, Harian Kompas, Harian Pikiran Rakyat, Harian Republika.

Kegiatan ini diselenggarakan dengan tujuan mengenal informasi sejarah melalui kunjungan lapangan sehingga menumbuhkan minat siswa untuk memperoleh apriasisasi sejarah yang lebih intens, siswa selain mengetahui juga mengerti dan memahami tentang objek sejarah yang di pelajari nya. Materi tersebut diharapkan dapat menambah wawasan kesadaran sejarah serta meningkatkan kecintaan terhadap bangsa dan negara. Dengan mengunjungi berbagai situs yang ada di Lampung diantaranya Kompleks Makam Radin Inten II yang terletak di Desa Gedungharta, Kelurahan Cempaka, Kecamatan Penengahan, Kabupaten Lampung Selatan, Situs Purbakala Pugungraharjo yang terletak di Desa Pugungraharjo, Kecamatan Jabung, Kabupaten Lampung Timur, Museum Negeri Provinsi Lampung Ruwa Jurai yang berlokasi di Jalan Zainal Arifin Pagar Alam, Kelurahan Gedung Meneng, Kecamatan Rajabasa, (Kota Bandar lampung) serta Pengenalan dan praktek membatik batik Lampung.

4 Kampung/Desa Adat Direvitalisasi Tahun Ini

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melaini Direktorat Jenderal Kebudayaan merevitalisasi empat kampung dan desa adat di Jawa Barat. Keempatnya ialah Kampung Ciptamulya (Kasepuhan Banten Kidul, Cisolok Kabupaten Sukabumi), Kampung Kuta (Kabupaten Ciamis), Desa Lelea (Kabupaten Indramayu), dan Desa Padukuhan Nyai Buyut Kampung Gebang (Kabupaten Cirebon).

Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Jawa Barat, Toto Sucipto menuturkan, keempat lokasi itu menjadi percontohan program Presiden Joko Widodo terkait pelestarian, perlindungan, dan pemanfaatan pembangunan kampung dan desa adat nusantara. ''Program revitalisasi kampung dan desa adat ini merupakan program lanjutan tahun 2014. Untuk tahun ini, program dari anggaran bantuan Diijen Kebudayaan tahun 2015 dialokasikan untuk empat kampung dan desa adat," katanya, Senin (30/5/2016), ditemui di ruang kerjanya, Kantor BPNB Jabar, Jalan Cinambo.

Toto menjelaskan, bantuan yang diberikan untuk merevitalisasi kampung/desa adat itu ialah Rp 400 juta untuk setiap titik. Namun, nilai itu masih kurang karena total revitalisasi bisa mencapai Rp 700 juta. "Kekurangannva merupakan biaya swadaya. Kegiatan revitalisasinya terdiri atas perbaikan imah gede (rumah utama), leuit (lumbung padi), ajeng (bale sawala), saung Usung (tempat menumbuk padi), dan jalan desa," ujar Toto.

Dia menambahkan, program tersebut bertujuan agar kampung dan desa adat sebagai warisan budaya bisa teijaga, hidup, dan aktif. "Kampung dan desa adat ini menjadi bagian kekayaan budaya Indonesia yang harus dilestarikan dalam upaya mempertahankan identitas budaya serta membangun kesadaran keberagaman budaya," ujar Toto.

Menurut dia, dalam implementasinya, anggaran tersebut digunakan untuk revitalisasi, pemberdayaan, peningkatan kualitas kampung serta desa adat dalam rangka pelestarian kebudayaan. ''Revitalisasi desa adat merupakan sebuah kegiatan yang didesain dengan melibatkan peran serta aktif masyarakat sebagai pemangku kebudayaan setempat. Di sini, pemerintah memfasilitasi dukungan kebijakan agar kampung dan desa adat sebagai suatu kesatuan hidup setempat dapat terus melestarikan kebudayaannya," ucap Toto.

(Retno Heriyanto)***

Sumber : Pikiran Rakyat Edisi 31 Mei 2016 Halaman 2

Pemerintah Revitalisasi Komunitas Budaya & Desa Adat

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan YME dan Tradisi, Direktorat Jenderal Kebudayaan menyelenggarakan Workshop Fasilitasi Komunitas Budaya dan Revitalisasi Desa Adat pada tanggal 20-24 Juni 2016, di Hotel Ciputra, Jakarta.

Workshop Fasilitasi Komunitas Budaya di Masyarakat (FKBM) dan Revitalisasi Desa Adat (RDA) tahun 2016 dilaksanakan dalam 2 (dua) tahap. Workshop tahap 1 telah dilaksanakan di Makassar pada tanggal 13-17 Juni 2016 yang diikuti oleh komunitas budaya dan desa adat yang berasal dari wilayah kerja BPNB Sulawesi Selatan, BPNB Sulawesi Utara, BPNB Maluku dan BPNB Papua.

Sedangkan workshop tahap 2 dilaksanakan di Jakarta tanggal 20-24 Juni 2016, dengan wilayah kerja BPNB Aceh, BPNB Kepualauan Riau, BPNB Sumaera Barat, BPNB Jawa Barat, BPNB Yogyakarta, BPNB Kalimantan Barat, dan BPNB Bali.

Program FKBM dan RDA merupakan salah satu program prioritas Kemdikbud. Program FKBM telah dilaksanakan sejak tahun 2012 dan RDA telah dilaksanakan sejak tahun 2013. Bentuk kegiatan ini adalah pemberian bantuan pemerintah kepada komunitas budaya dan desa adat yang dimanfaatkan untuk revitalisasi, pemberdayaan, dan peningkatan kualitas keberadaan komunitas budaya dan desa adat dalam rangka pelestarian kebudayaan.

Pada tahun 2016 ini, akan difasilitasi 334 komunitas budaya dan 139 Desa Adat yang akan direvitalisasi. Sementara itu, sampai dengan tahun 2015 Komunitas Budaya dan Desa Adat yang telah difasilitasi berjumlah 1226 komunitas budaya dan 156 Desa Adat.

Seluruh komunitas budaya dan desa adat yang diundang dalam kegiatan Workshop FKBM dan RDA tahun 2016 telah melalui proses administrasi maupun verifikasi lapangan, selain itu Workshop ini merupakan seleksi akhir dan penetapan penerima bantuan pemerintah di mana Komunitas Budaya dan Desa Adat harus menunjukkan dokumen asli sesuai dengan persyaratan administrasi.

BPNB Gelar Dialog Budaya Banten

SERANG – Balai Pelestari Nilai Budaya (BPNB) Jawa Barat menggelar dialog budaya Banten di Aula Wanda Galuh, Kota Serang, Kamis (25/8/2016). Dialog budaya ini dihadiri sejumlah seniman, budayawan, akademisi, wartawan, mahasiswa, dan instansi pemerintahan.

“Dari dialog ini diharapkan ada berbagai masukan tentang warisan budaya tak benda Indonesia yang ada di Banten dan masukan untuk pelestariannya,” ujar Toto Sucipto, Kepala BPNB Jawa Barat, saat memberi sambutan.

Dikatakan, wilayah kerja BPNB Jawa Barat meliputi Jawa Barat, Jakarta, Banten, dan Lampung. Dikatakan, sejauh ini BPNB Jawa Barat telah mendata 1.752 warisan budaya tak benda Indonesia (WBTBI). “Dari jumlah itu 288 di antaranya berasal dari Banten,” ungkapnya.

Dikatakan, hingga kini baru 8 WBTBI yang sudah diakui Unesco, di antaranya adalah wayang, keris, batik, noken, dan tari saman. “Tahun ini kita usulkan perahu phinisi. Dan ke depan yang akan diusulkan ke Unesco adalah pencak silat,” ujarnya. (Ink/Red)

Penayangan Film dan Diskusi Kebudayaan, Cianjur 2014













Popular Posts