WILAYAH KERJA: PROVINSI JAWA BARAT, DKI JAKARTA, BANTEN, DAN LAMPUNG

Pewarisan Keterampilan Perajin Tradisional di Kabupaten Tasikmalaya

Oleh: Drs. Aam Masduki

Abstrak
Keahlian membuat anyaman dari daun pandan/jaksi, sudah dkenal penduduk Desa Rajapolah secara turun-temurun. Tidak diketahui dengan jelas kapan kebiasaan ini muncul untuk pertama kalinya. Namun pewarisan dilakukan dari orang tua kepada anak atau cucunya dengan cara insidentil. Karena tidak orang tua tidak mengharuskan anaknya mampu membuat anyaman sebagai lapangan usaha dalam kehidupannya.

Diterbitkan dalam Jurnal Penelitian Edisi 21, Juli 2000

Upacara Ngarot di Desa Lelea Kecamatan Lelea Kabupaten Indramayu

Oleh: Dra. Enden Irma R., dkk.

Abstrak
Penelitian upacara tradisional ini mengambil tema Upacara Ngarot, yaitu pesta muda-mudi yang dilaksanakan menjelang musim tanam padi di Desa Lelea, Kabupaten Indramayu. Upacara tersebut merupakan ungkapan rasa syukur dimulainya masa penggarapan sawah. Upacara Ngarot yang diadakan setahun sekali ini pelaksanaannya selalu pada hari Rabu karena menurut kepercayaan masyarakat setempat, rabu merupakan hari datangnya Prabu Lelea ke daerah ini.

Diterbitkan dalam Laporan Penelitian Edisi 18, April 1999

Nasi Timbel Diusulkan Jadi Warisan Dunia

Bandung - Angklung, batik, keris, wayang kini sudah resmi diakui oleh organisasi pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan PBB, Unesco sebagai warisan budaya. Kini giliran nasi timbel beserta 99 jenis warisan budaya lain yang diusulkan.

Tahap pendataan warisan budaya takbenda yang tersebar di Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten, dan Lampung ini dilakukan oleh Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional (BPNST) Bandung sejak pertengahan tahun 2010 lalu.

Kepala BPNST Bandung Toto Sucipto menjelaskan, warisan budaya tak benda mengandung arti praktik, representasi, ekspresi, pengetahuan serta keterampilan yang diakui oleh berbagai komunitas, kelompok atau perorangan sebagai bagian warisan budaya mereka. Dalam kehidupan masyarakat, hal itu bisa berwujud alam, budaya atau kuliner.

“Kami ajukan nasi liwet karena jenis kuliner ini bukan hanya makanan belaka, tetapi merupakan hasil kreasi budaya yang diakui oleh masyarakat sebagai bagian dari budaya mereka,” ujar Toto, di sela acara Bimbingan Teknis Penelitian, di Kantor BPNST Jalan Cinambo Kota Bandung, Rabu (26/1/2011).

Toto mengatakan, usulan nasi liwet serta 99 jenis kebudayaan tradisional lainnya, kini sudah tersimpan di data base Dirjen Nilai Budaya, Seni dan Film Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata RI.

Selanjutnya data budaya takbenda itu akan diserahkan ke Unesco untuk dilakukan penyeleksian. Periode berikutnya, Unesco akan menyelenggarakan penyeleksian warisan budaya takbenda di Bali.[ito]

Sumber: http://www.inilah.com

Perkembangan Kesenian Gondang di Kecamatan Pagerageung Kabupaten Tasikmalaya

Oleh: Dra. Enden Irma R.

Abstrak
Jawa Barat, salah satu provinsi di Indonesia yang cukup kaya dengan kesenian tradisional dengan berbagai bentuk dan jenisnya. Salah satu kesenian tersebut adalah Seni Tradisional Gondang yang tetap terpelihara keberadaannya di wilayah Kecamatan Pagerageung Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat.

Secara historis, Seni Gondang dikembangkan di daerah Jawa Barat oleh para leluhur penyiar agama Islam. Salah satu contoh dari tokoh tersebut adalah Kangjeng Syeh Syarif Hidayatullah atau yang dikenal dengan Sunan Gunung Jati. Bentuk seni ini digunakan sebagai alat untuk menyebarkan agama Islam di daerah Jawa Barat

Pola pertunjukan Kesenian Gondang dari dahulu sampai sekarang sudah banyak mengalami perubahan. Pada mulanya pertunjukan Kesenian Gondang hanya menggunakan lisung dan halu serta pakaian yang dikenakan oleh para pemainnya pun sangat sederhana dan tidak disertai dengan gerak tari lainnya. Adapun pada saat ini Kesenian Gondang itu selain ada penambahan waditra (alat), juga pakaian para pemainnya pun dikemas lebih menarik disertai dengan gerak tari yang indah.

Diterbitkan dalam Patanjala, Jurnal Penelitian Sejarah dan Budaya Vol. 1 No.3 September 2009

Analisis Struktur Sejarah Carita Lampahing Para Wali Kabeh

Oleh: Drs. Suwardi Alamsyah P.

Abstrak
Buku ini menguraikan tentang raja Pajajaran Prabu Siliwangi yang berputra 9 orang, dua diantaranya bakal menggantikan tahta kerajaan yaitu Raden Walangsungsang dan Nyai Putri Rarasantang. Mereka meloloskan diri dari istana dan bertapa di gunung. Pada suatu saat Prabu Siliwangi memerintahkan pada dua orang anaknya, bila bertemu dengan orang Arab harus dibunuh dan ditangkap karena dia tidak mau masuk Islam, agama yang dibawa oleh orang Arab. Dalam tidurnya Walangsungsang bermimpi bertemu dengan Nabi Muhammad dan disuruh berguru agama suci pada Syekh Gunung Jati di Amparan. Kemudian dia pergi dari kerajaan mencari Sykeh Nurjati, kemudian Nyai Putri Rarasantang meloloskan diri menyusul Walangsungsang. Mereka berdua berguru pada Syekh Jati dan melaksanakan haji, putri Rarasantang menikah dan mempunyai anak kembar salah satunya adalah Syarif Hidayat yang berusaha mengislamkan Prabu Siliwangi.

Bimbingan Teknis Penelitian 2011

A. Latar Belakang
Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional (BPSNT) Bandung merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) dari Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata dengan wilayah kerja Provinsi Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten, dan Lampung.

Sehubungan dengan kedudukannya itu, BPSNT Bandung memiliki dua fungsi, yaitu: pertama, melakukan pengamatan dan penganalisisan data kesejarahan dan nilai tradisional daerah yang tercermin dalam sistem sosial, sistem kepercayaan, lingkungan budaya, dan tradisi lisan. Kedua, melakukan pendokumentasian dan penginformasian kesejarahan dan nilai tradisional daerah.

Berdasarkan tugas dan fungsinya, BPSNT Bandung memiliki kedudukan yang penting di dalam pelestarian kebudayaan dalam arti yang luas. Konsep pelestarian kebudayaan bertitik tolak pada upaya perlindungan, mengembangkan dan memanfaatkan kebudayaan. Upaya memelihara/perlindungan kebudayaan dilakukan oleh BPSNT Bandung melalui inventarisasi peninggalan-peninggalan sejarah, upacara-upacara adat, cerita rakyat, sistem teknologi tradisional, ungkapan tradisional, naskah kuno, permainan rakyat dan sebagainya. Pada upaya mengembangkan kebudayaan, BPSNT Bandung melakukan pengamatan dan penganalisisan data kesejarahan dan nilai tradisional. Dari hasil kajian itu diharapkan nilai-nilai kesejarahan dan tradisional sebagai warisan budaya bangsa dapat terus dimanfaatkan dalam kehidupan masa kini.

Dalam usianya yang ke-21 tahun, BPSNT Bandung telah berhasil melakukan inventarisasi dan penelitian berbagai hal yang berkaitan dengan kesejarahan dan nilai-nilai tradisional. Namun demikian, untuk lebih meningkatkan kontribusi kepada masyarakat khususnya di bidang penelitian, BPSNT Bandung setiap tahunnya selalu melakukan kegiatan bimbingan teknis penelitian. Dalam kegiatan tersebut para pakar dari lembaga penelitian akan memberikan pembekalan dalam hal yang berkaitan dengan kegiatan penelitian. Materi pembekalan itu meliputi: penajaman pokok permasalahan, judul, pendekatan dan penerapan teori yang relevan, serta teknik penulisan karya ilmiah. Upaya menyempurnakan perangkat metodologi yang akan dipakai dalam penelitian diharapkan dapat meningkatkan kualitas hasil penelitian yang dilakukan oleh BPSNT Bandung.

B. Nama Kegiatan
Nama kegiatan ini adalah “Bimbingan Teknis Penelitian”.

C. Tema Kegiatan
Tema kegiatan ini adalah “Melalui Bimbingan Teknis Penelitian Kita Tingkatkan Kualitas Hasil Penelitian”.

D. Tujuan
Tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan kualitas hasil penelitian melalui pemahaman dan penguasaan metodologi penelitian.

E. Sasaran
Sasaran kegiatan ini secara khusus adalah para peneliti di Lingkungan Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung, umumnya untuk para stake holder di bidang sejarah dan kebudayaan seperti mahasiswa sejarah, mahasiswa antropologi, guru sejarah, guru antropologi, lembaga-lembaga kebudayaan, dan instansi terkait.

F. Peserta
Para peserta dalam kegiatan ini berjumlah 100 orang terdiri atas para tenaga peneliti BPSNT Bandung, lembaga-lembaga penelitian, guru, mahasiswa, dan instansi-instansi yang terkait.

G. Pelaksanaan
Kegiatan Bimbingan Teknis Penelitian ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 26 Januari 2011 bertempat di Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung Jalan Cinambo No. 136 Ujungberung Bandung.

Pengaruh Religi terhadap Sistem Kepemimpinan Masyarakat Kampung Cireundeu Kotip Cimahi Kabupaten Bandung

Oleh: Drs. Endang Supriatna, dkk.

Abstrak
Masyarakat Kampung Cireundeu adalah masyarakat yang mendiami suatu perkampungan yang terpencil di wilayah Cimahi Selatan Kabupaten Bandung, memiliki keunikan jika dibanding dengena kelompok masyarakat di sekitarnya. Masyarakat Kampung Cireundeu dipimpin oleh kelompok sesepuh kampung yang mendapat pengakuan cukup tinggi di kalangan masyarakat. Sesepuh kampung merupakan kelompok elit para pemimpin masyarakat. Di samping itu terdapat pula pemimpin formal seperti Ketua RT, RW, Lurah dan sebagainya. Para sesepuh masyarakat merupakan penganut aliran kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sedangkan pemimpin formal yaitu

Diterbitkan dalam Jurnal Penelitian Edisi 23, Februari 2001

Sisindiran: kemahiran Orang Sunda Berbahasa

Oleh: Drs. Agus heryana, dkk.

Abstrak
Senada dengan seni Pantun pada masyarakat Melayu, masyarakat Sunda pun mengenal bentuk sastra yang disebut Sisindiran. Dalam kenyataannya, walaupun terdapat kesamaan dengan Pantun, bentuk ini mempunyai ciri yang khas yang berbeda dengan pantun itu sendiri.

Uraian laporan yang berjudul Sisindiran: kemahiran Orang Sunda Berbahasa bukanlah sebuah perbandingan dengan seni Pantun Melayu. Tetapi lebih menekankan pada bentuk dan isi Sisindiran itu sendiri yang merupakan produk Urang Sunda.

Diterbitkan dalam Laporan Penelitian Edisi 19, Juli 1999

Persepsi Masyarakat Jabong terhadap Upacara Mapag Sri

Oleh: Drs. Rosyadi, dkk.

Abstrak
Dalam kehidupan sehari-hari manusia senantiada dihadapkan pada berbagai macam realitas, antara lain realitas sosial, realitas budaya, dan realitas agama. Masing-masing realitas memuat nilai-nilai yang adakalanya berbenturan satu sama lain, tetapi ada kalanya juga saling mendukung satu sama lainnya.

Upacara Mapag Sri adalah contoh realitas budaya yang sarat dengan nilai-nilai budaya, nilai-nilai sosial, serta nilai-nilai religius. Akan tetapi sejauh mana upacara ini bisa eksis di tengah-tengah arus modernisasi dan globalisasi yang tengah berlangsung saat ini. Inilah yang akan menjadi salah satu kegiatan bahan kajian dari penelitian.

Diterbitkan dalam Jurnal Penelitian Edisi 22, Oktober 2000

Pelapisan Sosial pada ”Masyarakat Sampah” di Kota Bandung

Oleh: Dra. Lina Herlinawati, dkk.

Abstrak
agi sebagian besar masyarakat, sampah adalah barang bekas yang tidak terpakai, kotor, ataupun bau, yang sebisa mungkin juah dari aktivitas kehidupan mereka. Namun bagi sekelompok masyarakat di Kota Bandung, tepatnya masyarakat Cigondewah, sampah lekat dalam keseharian hidup mereka dan menjadi sumber mata pencaharian, yang benar-benar menjanjikan kehidupan yang lebih baik.

Diterbitkan dalam Laporan Penelitian Edisi 19, Juli 1999

Profil Kehidupan Lima Pengamen Anak, Kasus di Perempatan Jalan Seokarno hatta – Kiaracondong, Kota Bandung

Oleh: Dra. Ani Rostiyati

Abstrak
Keberadaan pengaman anak merupakan suatu fenomena menarik yang perlu diteliti, khususnya mengenai bagaimana kondisi kehidupan mereka. Untuk mengungkap kehidupannya, maka dalam penelitian ini akan mengangkat profil kehidupan lima pengamen anak. Meliputi bagaimana latar belakang keluarga pengamen anak, alasan mengamen, wilayah operasi kerjanya, kelompok sosial dalam kehidupan pengamen anak, proses kerja, hubungan sosial, pendapatan dan ancaman yang dihadapi serta adaptasi mereka untuk menghindari ancaman tersebut.

Diterbitkan dalam Jurnal Penelitian Edisi 21, Juli 2000

Pengungkapan Nilai Moral dan Budi Pekerti dalam Cerita Rakyat Jawa Barat: Tinjauan analisis tentang ”Dipati Ukur” sebuah legenda masyarakat Sunda

Oleh Dra. S. Dloyana Kusumah

Abstrak
Salah satu manfaat dari pengungkapan nilai budaya dari karya sastra lama, yakni membangkitkan serta mengikat rasa solidaritas dan identitas masyarakat pemiliknya.

Meski hingga kini belum ada yang menganggap Dipati Ukur sebagai tokoh ”Hero” bagi orang Sunda, paling tidak anggapan ke arah itu bisa dipertimbangkan, dengan mengkaji ucapan, tindakan dan angan-angan Dipati Ukur.

Diterbitkan dalam Laporan Penelitian Edisi 19, Juli 1999

Arsitektur Rumah Adat Tradisional Kampung Mahmud

Oleh: Drs. Nandang Rusnandar

Abstrak
Bentuk rumah dan areal yang dibangun masyarakat Kampung Mahmud selain berfungsi sebagai tempat tinggal berkaitan erat dengan lingkungan alam fisik dan secara adat terkait dengan nilai, moral dan aturan budaya suku Sunda. Pada umumya rumah di Kampung Mahmud adalah panggung berdasarkan kosmosnya, secara mikro rumah itu dalam kedudukan jagat raya ini imah merupakan dunia tengah dunia didalamnya hidup manusia, dunia tengah merupakan dunia antara penghubung tempat manusia hidup dan berkembang. Bagi orang Sunda imah identik dengan dunia yang lebih besar karena imah adalah bumi yang sebenarnya.

Diterbitkan dalam Jurnal Penelitian Edisi 21, Juli 2000

Kelahiran dan Perkembangan Kesenian Sisingaan di Kabupaten Subang

Oleh: Drs. Rosyadi

Abstrak
Kesenian Sisingaan lahir dari gejolak rasa ketidakpuasan dan perlawanan masyarakat setempat atas pendudukan daerahnya oleh bangsa penjajah yang kemudian diolah secara kreatif sehingga melahirkan sebuah bentuk kesenian yang bernafaskan kejuangan. Dengan demikian kesenian ini merupakan refleksi dari jiwa kejuangan masyarakat setempat dalam melawan penjajah. Konsekuensi logisnya, maka nilai-nilai kejuangan sangat melekat dalam falsafah kesenian ini. Bahkan bukan hanya dalam falsafahnya saja nilai-nilai ini terkandung, tetapi juga terrefleksi di dalam gerakan-gerakan tariannya.

Diterbitkan dalam Laporan Penelitian Edisi 19, Juli 1999

Kearifan Tradisional Masyarakat Kampung Kuta

Oleh: Drs. Yudi Putu Satriadi, dkk.

Abstrak
Kearifan tradisional merupakan pengendalian sosial pada suatu masyarakat, yang dipergunakan untuk menjaga keseimbangan dan keselarasan manusia dengan alam lingkungannya atau antar manusianya, agar tetap eksis atau tetap dapat melanggengkan kehidupannya.

Di Kampung Kuta penerapan kearifan tradisional dikendalikan oleh pranata tradisional melalui aturan adat yang berujung dengan pamali atau tabu. Penerapan kearifan tradisional ini dapat mengendalikan kehidupan sosial budaya masyarakat Kampung Kuta. Hingga saat ini, di Kampung Kuta hubungan alam dengan manusia dan hubungan sosial manusia dengan manusia dapat dipertahankan keharmonisan dan keselarasannya.

Diterbitkan dalam Laporan Penelitian Edisi 19, Juli 1999

Peranan Pemimpin Informal pada Masyarakat Guradog

Oleh: Dra. Ani Rostiyati

Abstrak
Kebergantungan masyarakat pada pemimpin informal yang berperan sebagai pemimpin adat, sangat tinggi. Hal itu disebabkan warga masyarakat meyakini, bahwa pemimpin adat mempunyai kemampuan dan kelebihan tertentu. Masyarakat percaya bahwa kehadiran pemimpin adat dapat memberi ketenangan dan harmoni. Ia dapat merepresentasikan masyarakat untuk berhubungan dengan leluhur. Pemimpin adat merupakan modiator antara masyarakat dengan leluhurnya.

Dengan demikian, pemimpin informal/pemimpin adat mempunyai kedudukan dan peran yang penting. Ia bukan sebagai pemimpin adat yang berperan sebagai pemimpin masyarakat dalam hukum adat dan melindungi tradisi leluhur, tetapi juga sebagai figur yang berperan sebagai mediator pemerintah di bidang sosial dan adat. Pemimpin informal dengan peran demikian itu antara lain terdapat pada masyarakat Guradog, Kabupaten Lebah, Propinsi Banten.

Diterbitkan dalam Patanjala, Jurnal Penelitian Sejarah dan Budaya Vol. 1 No.2 Juni 2009

Fungsi Keluarga Dalam Penanaman Nilai-nilai Budaya Pada Masyarakat Betawi di DKI Jakarta

Oleh: Drs. Suwardi Alamsyah P.

Abstrak
Fungsi keluarga dalam penanaman nilai-nilai budaya pada masyarakat Betawi, pendidikan anak dilakukan dengan memakai cara tradisional. Anak-anak dididik secara formal, tujuannya adalah agar mereka sadar dan tahu akan kewajiban serta melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari. Orang tua merupakan guru utama bagi kehidupan anak-anak yang berawal dari lingkungan keluarga. Pada masyarakat Betawi pendidikan dilakukan orang tua dalam lingkungan keluarga masing-masing agar mampu memenuhi kebutuhan hidup baik bagi dirinya maupun dalam kehidupan berkeluarga.

Ketaatan seorang anak kepada orang tua dalam sebuah keluarga tercermin dalam tingkahnya. Hal ini ditentukan dari peranan orang tua dalam penanaman nlai-nilai budaya yang berlaku kepada anak. Aturan-aturan yang ada dalam suatu keluarga banyak tergantung pada keluarga itu sendiri sesuai peranan orang tua berdasarkan budaya yang dimilikinya. Oleh karena itu semenjak dini anak sudah dibiasakan berperilaku baik seperti melaksanakan syariat agama, bermain, belajar dan lain-lain yang bisa mengembangkan diri sendiri dan mengangkat derajat keluarga dan masyarakat.

Mengungkap Tokoh Sunan Gunung Jati

Oleh: Drs. Heru Erwantoro, dkk.

Abstrak
Penelitian ini melakukan kritik atas semua buku ilmuah yang menceritakan Sunan Gunung Jati. Dari telaah kritis tersebut didapatkan tiga penulis buku yang isinya berbeda, yaitu pertama; karya Hoesein Djajadiningrat, Faletehan, Fadhillah Khan, dan Tagaril adalah nama-nama dari seseorang yang itu-itu juga. Kedua; karya Pangeran Wangsa Kerta, ”Carita Purwaka Caruban Nagari”, Bagara Kertabhumi, dan Pustaka Pararatwan; Bhumi Jawadwipa yang menceritakan bahwa Sunan Gunung Jati adalah mertua dari Faletehan. Ketia; karya H.J. De Dreff dan Th.G. Th Pigeaud yang merupakan pembahasan kritis terhadap teks catatan Melayu yang menjadi lampiran buku M.O. Parlindungan, ”Tuanku Rao”. Dalam buku tersebut dinyatakan bahwa Sunan Gunung Jati sebagai menantu Faletehan.

Atas dasar penelitian historis terhadap karya-karya para penulis tersebut, penyusun memberikan rekomendasi bahwa karya-karya Pangeran Wangsa Kerta yang menceritakan Sunan Gunung Jati lebih dapat diterima.

Diterbitkan dalam Laporan Penelitian Edisi 19, Juli 1999

Pelabuhan Penyeberangan Merak (1957-2004)

Oleh: M. Halwi Dahlan

Abstrak
Indonesia yang dianugerahi lautan demikian luas membuat negeri ini mendapat julukan negeri bahari. DI atas permukaan laut terdapat gugusan pulau-pulau yang terhubung oleh sarana transportasi perairan dari kapal kecil sampai kapal-kapal besar. Hal ini menyebabkan dibutuhkannya pelabuhan untuk tempat sandar kapal-kapal tersebut yang disebut Pelabuhan Penyeberangan. Dari beberapa pelabuhan penyeberangan tersebut salah satu di antaranya adalah Pelabuhan Penyeberangan Merak.

Pelabuhan Merak adalah perintis pelabuhan penyeberangan yang dibangun pada tahun 1912 oleh pemerintah Hindia Belanda. Pelabuhan yang memiliki tujuan politis kolonial ketika dibangun, kemudian menjadi asset bangsa Indonesia setelah merdeka. Bagi Propinsi Banten yang memiliki arah kebijakan angkutan laut dengan visi dan misi sebagai “Propinsi Pelabuhan Terkemuka di Indonesia”, kehadiran pelabuhan ini menjadi aset ekonomi strategis.

Kata kunci: sejarah, pelabuhan penyeberangan, Banten.

Diterbitkan dalam Patanjala, Vol. 2 No. 1 Maret 2010

Struktur Informal di Kota Bandung (Studi tentang Pedagang Pakaian Kaki Lima di Sekitar Pasar Cicadas Bandung)

Oleh: Drs. Yudi Putu Satriadi

Abstrak
Penelitian ini mengungkap perihal kehidupan pedagang kaki lima di sekitar Pasar Cicadas yang ternyata terdiri atas para pendatang. Dari penelitian ini dapat diketahui cara mereka beradaptasi dengan lingkungan pekerjaan, denga masyarakat yang baru mereka lihar dan lingkungan sosial budaya setempat.

Diterbitkan dalam Laporan Penelitian Edisi 18, April 1999

Sekilas Mengenal Peninggalan Sejarah di Kabupaten Garut

Oleh: Dra. Lasmiyati

Abstrak
Penelitian ini tentang peninggalan sejarah yang ada di Kabupaten Garut. Sebagaimana diketahui Kabupaten Garut merupakan satu di antara 25 kabupaten/kotamadya di Provinsi Jawa Barat yang memiliki peninggalan sejarah, di antaranya berupa monumen/bangunan sejarah candi. Peninggalan yang bernilai sejarah tersebut merupakan satu bukti tinggalan budaya yang perlu dilestarikan dan diperingati agar dapat dijadikan suri teladan. Oleh karena itu, peninggalan sejarah dengan segala dimensinya sangat penting diperkenalkan kepada masyarakat luas.

Diterbitkan dalam Laporan Penelitian Edisi 18, April 1999

Pengetahuan, Sikap, Keyakinan dan Perilaku Generasi Muda Berkenaan Dengan Perkawinan Tradisional di Bandar Lampung

Oleh: Drs. Aam Masduki

Abstrak
Peranan generasi muda sebagai penerus pendukung kebudayaan bangsa di masa datang sangat besar artinya dengan segala kemampuan dan ketangguhannya, mereka siap untuk menghadapi berbagai tantangan dengan pemikiran dan sikap serta pola-pola tingkah laku tertentu. Tantangan dan kebutuhan iini seolah-olah ikut membina generasi muda sebagai anggota masyarakat yang bertanggung jawab, sebagai pendukung kebudayaan yang berkepribadian dan sebagai ndividu yang terampil dan cerdas harus diselenggarakan sendini mungkin dan berimbang. Masyarakat Indonesia khususnya masyarakat Bandar Lampung menganggap bahwa hubungan kekerabatan sangat erat kaitannya dengan perkawinan.

Perkawianan merupakan saat terpenting alam daur hidup yaitu saat peralihan dari tingkat remaja ke tingkat kehidupan berkeluarga. Generasi muda di Bandar Lampung umumnya minim mengenai upacara adat perkawinan. Selain itu juga mereka kurang dalam pengetahuan mengenai perangkat perkawinan, jalannya upacara perkawinan adat kurang dipahami, faktor lainnya adalah latar belakang kehidupan keluarga seperti agam, ekonomi dan lain-lain. Meskipun pengetahuan generasi muda rendah terhadap upacara perkawinan adat, hal ini dinilai dari kepercayaan, sikap dan perilaku mereka. Generasi muda percaya bahwa upacara perkawinan adat dapat mendukung perkembangan kebudayaan nasional. Kepedulian ini terbukti dari sikap dan pendirian mereka bila menikah ingin dilaksanakan dengan upacara adat. Oleh sebab itu upacara perkawinan adat perlu dipelihara dan dilestarikan dan tidak perlu diubah atau disesuaikan dengan perkembangan jaman.

Arsitektur Tradisional Cina Pada Hunian Masyarakat Cina Benteng di Kabupaten Tangerang

Oleh: Dra. Lina Herlinawati

Abstrak
Masyarakat Cina Benteng masih mempertahankan dan memelihara kebudayaan dalam bentuk fisik yang berupa bangunan rumah (arsitektur), merupakan keterikatan mereka pada simbol-simbol yang terdapat dalam rumah. Selain itu mempertahankan dan memelihara arsitektur tersebut dapat menjadi tolok ukur kekukuhan mereka dalam menghargai karya cipta leluhurnya. Pengaruh luar terhadap arsitektur tradisional rumah Cina Benteng tanpa mengubah pakem, banyak terdapat dalam bahan material bangunannya, misalnya komponen bangunan terbuat dari bambu dan kayu yang kemudian diganti dengan batu misalnya dinding dengan tembok demikian juga lantai dengan tegel.

Namun pada masa sekarang ini masyarakat Cina Benteng masih tetap mempertahankan kehidupan dan ciri kebudayaaannya termasuk bentuk fisik rumah huniannya. Pakem model rumah tiongkok masih dipergunakan dan dipertahankan berdasarkan rasa hormat dan kecintaannya pada leluhur. Demikian juga dalam membangun rumah feng shui masih dipergunakan, kekukuhuan mereka dalam menjaga tradisi leluhur merupakan aktualisasi penghargaan dan penghormatan akan leluhur yang diyakini selalu melindungi dan dekat dengan kehidupan sehari-hari masyarakatnya.

Studi Sejarah Sosial dan Budaya Kawasan Saguling (Padalarang dan Sekitarnya)

Oleh: Drs. Nandang Rusnandar, dkk.

Abstrak
Mengingat bahwa Padalarang merupakan daerah persimpangan antara kota Jakarta – Bogor – Bandung, dan antara Kota Bandung – Padalarang – Purwakarta, serta dengan terbentangnya kawasan Industrial belst ”Sabuk Industri” di Jawa Barat, yang terbentang mulai dari Kabupaten Serang hingga wilayah Bandung Raya. Jelas akan mempercepat proses terbentuknya Mega City Jaboba. Terbentuknya Mega City ini, tentu saja akan menimbulkan konsekuensi luas, yang dampak akibatnya bakal diambil oleh masyarakat Jawa Barat pada abad 21 mendatang.

Diterbitkan dalam Laporan Penelitian Edisi 18, April 1999

Kajian Unsur Didaktis Dongeng Anak-anak

Oleh: Drs. Tjetjep Rosmana

Abstrak
Penelitian/pengkajian karya sastra daerah merupakan salah satu upaya penggalian nilai-nilai budaya lewat pengkajian cerita rakyat. Dalam hal ini menggali nilai-nilai luhur yang terkandung dalam cerita atau dongeng anak-anak yang tersebar di Jawa Barat. Di daerah ini banyak dongeng yang mengandung unsur pembentukan dan pembinaan moral anak, baik yang menokohkan manusia dengan manusia, manusia dengan binatang maupun binatang dengan binatang.

Diterbitkan dalam Laporan Penelitian Edisi 18, April 1999

Lengser, Sebuah Kajian Unsur Humor

Oleh: Drs. Yuzar Purnama

Abstrak
Penelitian ini mengungkap tokoh klasik dalam beberapa cerita naratif karya sastra lama di Jawa Barat yang bernama lengser. Tokoh tersebut berada di lingkungan kerajaan-kerajaan Sunda, seperti Pajajaran dan Galuh. Ia merupakan mediator antara pihak keraton dan warganya. Penampilann Lengser yang kocak mewarnai karakter khas yang dimilikinya. Humor-humor yang dilontarkannya menunjukkan bahwa ia seorang tokoh yang berusaha mencetuskan kritik-kritik sosial dan menjadi penengah bila terjadi pertentangan antara perntah kerajaan dengan kemampuan yang dimiliki warganya.

Diterbitkan dalam Laporan Penelitian Edisi 17, Februari 1999

Popular Posts