WILAYAH KERJA: PROVINSI JAWA BARAT, DKI JAKARTA, BANTEN, DAN LAMPUNG

Hanya Enam Warisan Budaya Tak Benda Asal Jabar yang Diverifikasi

Dari 30 warisan budaya tak benda asal Jabar yang diajukan ke Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, hanya enam yang diversifikasi.

Keenam warisan budaya tak benda tersebut yakni Tari Topeng Jabar, upacara ngarot, Cingcowong, mamaos Cianjuran, Sintrén, dan leuit.

Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB Bandung, Toto Sucipto menyebutkan, 24 warisan budaya yang tidak diversifikasi karena kelengkapan dan datanya yang kurang.

"Ini yang menjadi masalah, yakni kelengkapan data. Kebiasaan masyarakat kita yang tidak membiasakan budaya menulis yang menjadi penyebab," kata Toto melalui pesan singkatnya, Senin (1/6/2015).

Toto pun menyebutkan, warisan budaya yang tak diversifikasi itu, kebanyakan tidak berkembang di daerah yang mengajukan. Sementara daerah lain pun mengajukan warisan budaya tak benda yang sama.

"Ini yang terjadi. Terkadang ada dua daerah atau lebih yang mengajukan warisan budaya tak benda yang sama," katanya. (Kiki Kurnia)

Call for Papers “BUDDHIRACANA” Vol.1 No.1 Mei 2015

Dewan Redaksi
BUDDHIRACANA
Balai Pelestarian Nilai Budaya Bandung

Sekretariat       : BPNB Bandung
Alamat                        : Jl. Cinambo No. 136 Ujungberung-Bandung Telp/Fak 022.7804942
Hal
:
Call for Papers  “BUDDHIRACANA” Vol.1 No.1 Mei 2015
Lampiran
:
2 (dua)  halaman

Kepada Yth.
Tenaga Peneliti BPNB Bandung
di tempat                                                                            

Dengan hormat,

BUDDHIRACANAadalah majalah ilmiah  sejarah dan budaya yang diterbitkan 3 (tiga) kali dalam setahun oleh Balai Pelestarian Nilai Budaya Bandung (wilayah kerja: Provinsi Jawa Barat, Banten, DKI Jakarta, dan Lampung). NamaBUDDHIRACANA berasal dari bahasa Jawa Kuno yang berarti karangan atau rekaan sendiri. Karangan tersebut merupakan artikel yang disusun berdasarkan hasil telahaan, yang kemudian dilengkapi dengan motto inisiatif, kreatif,  dan inovatif. Penamaan itu  mencerminkan semangat kami untuk berkiprah di dunia ilmiah.

Sehubungan dengan  penerbitan BUDDHIRACANA yang pertama, kami mengundang para peneliti untuk mengirimkan artikel ke Redaksi BUDDHIRACANA. Penulisan artikel mengikuti pedoman penulisan yang telah ditetapkan (terlampir). Prin-outartikel diserahkan kepada Saudara Herry Wiryono,  Euis Thresnawaty, Yanti Nisfiyanti, selambat-lambatnya pada 14 April 2015.

Demikian pemberitahuan ini, atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

        Bandung, 26Maret 2015
Dewan Redaksi




LAMPIRAN
PEDOMAN PENULISAN ARTIKEL DALAM BUDDHIRACANA
EDISI I Tahun 2015
1.      Artikel  merupakan hasil penelitian   yang memiliki keorisinalan gagasan, ketajaman analisis, dan ketuntasan penggarapan (tidak hanya mengulang penelitian sejenis sebelumnya, tidak memutasikan metodologi, dan obyek, dan  tidak memecah satu persoalan dalam  serangkaian tulisan).
2.      Artikel ditulis dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar menurut kaidah bahasa Indonesia yang digunakan atau sesuai ketentuan EYD.
3.      Artikel terdiri atas 20 s.d. 25 halaman, dengan ketentuan pengetikan sebagai berikut:
a.       Font tipe times new roman 12
b.      Left margin  4 cm
c.       Right margin3 cm
d.      Top margin 4 cm
e.       Bottom margin 4 cm
f.       Line spacing  1,5 line
g.      Ukuran kertas A4
  1. Struktur penulisan artikel secara berurutan meliputi:
a.       Judul artikel, semuanya ditulis menggunakan huruf kapital.
b.      Nama penulis, dicantumkan tanpa gelar akademis dan ditulis menggunakan huruf kapital pada awal kata.
c.       Instansi tempat penulis bekerja (nama, alamat, telp, fax) dan email penulis.
d.      Abstrak ditulis dalam bahasa Indonesia, terdiri atas satu paragraf  dengan jumlah 150 s.d. 200 kata.  Abstrak tidak sama dengan ringkasan. Tetapi merupakan  inti materi yang dibahas meliputi masalah, alasan penelitian, metode yang digunakan, dan resume singkat hasil penelitian.
e.       Kata kunci ditulis dalam bahasa Indonesia, bukan merupakan kalimat melainkan berupa kata atau frase (gabungan kata). Jumlah kata kunci maksimal 3 s.d. 5 kata atau frase. Kata kunci menunjuk pada variabel yang dibahas. 
f.       1. PENDAHULUAN
Pendahuluan berisi paparan sebagai pengantar untuk masuk ke pembahasan hasil penelitian yang menggambarkan  tidak secara eksplisit mengenai latar belakang, masalah, tujuan, ruang lingkup, dan kerangka berpikir. Panjang uraian pendahuluan tidak lebih dari 2 s.d 3 halaman.
g.      2. METODE PENELITIAN
Metode Penelitian berisi metode yang digunakan dalam proses penelitian.
h.      3. Materi bahasan
Materi bahasan langsung ditulis judul bahasannya, berisi tentang hasil penelitian tentang sejarah dan budaya. Judul bahasan ditulis dengan huruf  kapital semua, sekalipun ada beberapa judul. Sub judul bahasan ditulis dengan huruf kapital hanya pada awal kata.
i.        4. PENUTUP
Penutup  berisi simpulan yang panjangnya tidak lebih dari 1 halaman.
j.        DAFTAR SUMBER
Daftar sumber  ditulis sesuai dengan aturan yang disepakati oleh Dewan Redaksi dengan tata urut seperti berikut ini:
1.      Makalah, Laporan Penelitian, Skripsi, dan Tesis
Dienaputra, Reiza D., “Metode Sejarah Lisan”, Makalah dalam Kegiatan Bimbingan Teknis Penelitian, Bandung, 29 Feruari 2012. (contoh makalah)
Soraya, Rani. 2004. Makna Ritus pada Upacara Kariaan di Kampung Banceuy Kabupaten Subang. Bandung: Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional. (contoh laporan penelitian, skripsi, dan tesis)

2.      Buku
Sedyawati, Edi. 2007.
Budaya Indonesia: KajianArekeologi, Seni, danSejarah. Jakarta: Raja GrafindoPersada.
Sedyawati, Edi dan A.B. Lapian.1995.
PerananPolitik Bandar Cirebon.Cirebon: Depdikbud, DitjenJarahnitra, Proyek IDSN.
Sukanda, Viviane et al. 1990.
KatalogRayisonneNaskahJawa Barat I Naskah Islam.Jakarta: E.F.E.O danPuslit-Arkenas.

3.      Surat Kabar/Majalah
Adimiharja, Kusnaka. ”Kasepuhan yang Tumbuh di atas yang Luruh”. Pikiran Rakyat, 10 Maret 2012, h. 21.
4.      Internet

”Gasing”, http://www.pandeglangkab.go.id,Diakses pada 10 Mei 2012, Pukul 10.00 WIB.

Popular Posts