WILAYAH KERJA: PROVINSI JAWA BARAT, DKI JAKARTA, BANTEN, DAN LAMPUNG

Daftar nama desa Provinsi Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten, dan Lampung

Lokasi penelitian merupakan bagian sangat penting dalam sebuah penelitian ilmiah. Wilayah kerja BPSNT Bandung yang meliputi 4 provinsi, yaitu Provinsi Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten, dan Lampung adalah wilayah administratif yang dipecah menjadi kabupaten/kota, kecamatan, desa/kelurahan. Berikut di bawah ini adalah daftar nama desa 4 provinsi yang bersumber dari situs resmi Kementerian Dalam Negeri update bulan Mei 2010.
1. Jawa Barat
2. DKI Jakarta
3. Banten
4. Lampung

Pola Hubungan Sosial Antaretnik (Studi Kasus tentang Pembauran Masyarakat Multietnik di Perumnas Cijerah II Kota Administratif Cimahi)

Oleh: Drs. Yudi Putu S.

Abstrak
Penelitian tentang pola hubungan sosial antaretnik di Kota Administratif Cimahi khususnya tentang pembauran masyarakat multietnik di Perumnas Cijerah II.

Penelitian ini mengambil tentang potensi konflik dan potensi pemersatu antaretnik-etnik yang berbeda dengan penitikberatan pada potensi-potensi pemersatunya, yang diharapkan dapat digunakan sebagai penyusun kebiajakan dalam meredam konflik antar etnis di beberapa wilayah di Indonesia.

Diterbitkan dalam Jurnal Penelitian Edisi 27, Desember 2002

Sistem Pengetahuan Masyarakat Ciptarasa Mengenai Tumbuhan Obat Tradisional Kabupaten Sukabumi – Jawa Barat

Oleh: Drs. Nandang Rusnandar, dkk.

Abstrak
Berbicara masalah kesehatan tentu tidaklah sederhana, yang cukup menarik untuk dibahas di sini adalah mengenai pengetahuan masyarakat tentang tumbuh-tumbuhan sekitar alam kehidupannya yang dapat dipergunakan sebagai obat.

Adapun sistem pengetahuan mengenai tumbuh-tumbuhan yang dapat dijadikan obat-obatan lebih bersifat lokal, tepatnya hanya berlaku dan digunakan oleh masyarakat yang bersangkutan. Namun demikian, tidak menutup kemungkinan bila sistem pengetahuan ini dapat memasyarakat pula, dengan syarat lolos pengujian ilmiah atau medis seperti halnya jamu-jamuan.

Satu hal yang pasti adalah bangsa Indonesia begitu kaya akan tumbuh-tumbuhan obat. Meskipun banyak di antaranya berangsur hilang karena daya dukung lingkungan alamnya yang sudah tidak memungkinkan lagi. Hal itu tetap harus diupayakan penginventarisasiannya. Bagaimana pun juga sistem pengobatan seperti itu merupakan asset bangsa yang dapat memperkaya cakrawala dunia kesehatan Indonesia.

Diterbitkan dalam Jurnal Penelitian Edisi 27, Desember 2002

Nagara Pasundan (Suatu Tinjauan Berdirinya Dua Negara Pasundan di Jawa Barat)

Oleh Drs. Adeng, dkk.

Abstrak
Di Propinsi Jawa Barat telah berdiri dua Negara Pasundan yang hampir bersamaan waktunya. Pertama Negara Pasundan yang didirikan pada tanggal 9 Mei 1947 dengan mendapat sokongan penuh dari pihak Belanda dan Wali Negaranya (ketua) adalah R.A.M.M. Suria Kartalegawa. Tujuan berdirinya Negara Pasundan ini adalah untuk memisahkan Propinsi Jawa Barat dari Pemerintahan Republik Indonesia.

Kedua, Negara Pasundan yang didirikan oleh tiga kali hasil Konferensi Jawa Barat. Sebagai wali negaranya adalah R.A.A.M. Wiranatakusumah. Walaupun pendirian Negara Pasundan ini tidak secara langsung mendapat persetujuan dari Pemerintah Republik Indonesia, namun pada dasarnya tujuannya sama untuk kepentingan Belanda juga. Kedua Negara Pasundan ini tidak berjalan lancar, karena rakyat Jawa Barat tidak mendukung berdirinya negara tersebut dan akhirnya bubar.

Diterbitkan dalam Jurnal Penelitian Edisi 27, Desember 2002

Cerita Rakyat di Kabupaten Pandeglang

Oleh: Dra. Lina Herlinawati, dkk

Abstrak
Cerita rakyat sebagai bagian dari tradisi lisan merupakan kekayaan kebudayaan yang tak ternilai dari suatu masyarakat, sekaligus dapat menunjukkan jati diri masyarakat pemeluknya. Dari cerita-cerita rakyat yang ada dapat diambil maknanya kemudian dikembangkan sebagai sumber kearifan, yang berguna khususnya bagi masyarakat pendukungnya, umumnya bangsa Indonesia dalam menjalani berbagai bidang kehidupan.

Pandeglang, sebagai kota yang memiliki prospek baik dalam bidang pariwisata, memiliki banyak cerita rakyat. Sejalan dengan berkembangnya dunia pariwisata, dikhawatirkan cerita rakyat berupa mithe, legenda, sage, dilupakan masyarakat. Untuk mengantisipasi hal itu, dilakukan penginventarisasian cerita-cerita rakyat tersebut yang kemudian memunculkannya sebagai aset budaya penunjang pariwisata.

Diterbitkan dalam Jurnal Penelitian Edisi 27, Desember 2002

Sejarah Kota Cianjur (1800 – 1945)

Oleh: Dra. Lasmiyati, dkk.

Abstrak
Cikal bakal Cianjur berasal dari perpindahan rakyat dari Sagaraherang Subang. Daerah ini pernah dijadikan sebagai pusat kekuasaan dan pusat penyebaran Islam yang dipimpin oleh Aria Wangsagoparana. Ia mempunyai 8 orang anak dengan anak tertuanya bernama Jayasasana yang meneruskan ayahnya sebagai penguasa Cianjur. Jayasasana bergelar Aria Wiratanu yang pada tahun 1655 menempati daerah baru yang terletak antara Sungai Cisadane dan Citarum yang mana daerah ini diklaim baik oleh Belanda sebagai daerahnya maupun Mataram sebagai wilayah kekuasaannya. Ketika raja Mataram beralih ke Amangkurat, Belanda banyak membantu Mataram, sehingga Matam pun menyerahkan daerah kekuasaan Wiratanu kepada Belanda, maka di tahun 1677 daerah ini telah merdeka secara de facto, Cianjur pun menjadi sebuah negeri, dan Jayasasana pun menjalankan pemerintahannya di Cikundul sehingga ia dikenal dengan nama Embah Dalem Cikundul. Setelah Wiratanu meninggal, ia digantikan oleh Aria Wiramanggala yang dikenal dengan sebutan Dalem Tarikolot dan mengambil pusat kekuasaannya di Cikalong. Dari Cikalong selanjutnya pindah ke Pamoyanan Cianjur. Setelah kekuasaan Wiratanu diganti oleh Astramanggala (Wiratanu III), ia memindahkan ibukota Cianjur dari Pamoyanan ke Kampung Cianjur.

Diterbitkan dalam Jurnal Penelitian Edisi 27, Desember 2002

Popular Posts