WILAYAH KERJA: PROVINSI JAWA BARAT, DKI JAKARTA, BANTEN, DAN LAMPUNG

Patanjala Vol. 10 NO. 3 September 2018



REPRESENTASI “PEREMPUAN MATANG” DALAM MAJALAH PESONA (FEMINA GROUP) INDONESIA
DOI : 10.30959/patanjala.v10i3.376
Lina Meilinawati Rahayu


LELANG LEBUNG: EKSPANSI KEKUASAAN, KESADARAN EKOLOGIS DAN STRATEGI EKONOMI
DOI : 10.30959/patanjala.v10i3.388
Firdaus - Marbun


DINA MANGSA TAHAPAN KATILU: BIOGRAFI POLITIK EMMA POERADIREDJA, 1935-1941
DOI : 10.30959/patanjala.v10i3.422
Angga Pusaka Hidayat, Widyo Nugrahanto


REPRESENTASI MUSIK SEBAGAI SEBUAH IDEOLOGI DI PESANTREN DALAM FILM BAIK-BAIK SAYANG
DOI : 10.30959/patanjala.v10i3.432
Dzulfikar Al-anbiya, Aquarini Priyatna, R.M. Mulyadi


SANG HYANG TALAGA RENA MAHAWIJAYA: TELAGA BUATAN SEBAGAI SOLUSI BENCANA
DOI : 10.30959/patanjala.v10i3.412
Budimansyah Suwardi Suwardi


PEDOMAN SIMBOL HARI BAIK DAN HARI BURUK MASYARAKAT BUGIS DI KOTA KENDARI
DOI : 10.30959/patanjala.v10i3.431
Fahmi Gunawan


KETERDIDIKAN PEREMPUAN SUNDA DALAM CERITA NINI ANTEH
DOI : 10.30959/patanjala.v10i3.454
Yostiani Noor Asmi Harini, Ani Rostiyati


KABUYUTAN CIPAGERAN CIMAHI DARI ZAMAN KE ZAMAN
DOI : 10.30959/patanjala.v10i3.416
Leli Yulifar


KOMPARASI PATIKRAMA TATANEN HUMA SUNDA DI PADUKUHAN DAN PEDESAAN DI JAWA BARAT
DOI : 10.30959/patanjala.v10i3.440
Edi Setiadi Putra, Mohammad Djalu Djatmiko, Mohamad Arif Waskito


DISKRIMINASI RAS DALAM NOVEL SUNDA SRIPANGGUNG KARYA TJARAKA: ANALISIS DEKONSTRUKSI DERRIDA
DOI : 10.30959/patanjala.v10i3.397
Nur Solihah, Reiza D. Dienaputra


POLEMIK A. HASSAN DAN MUCHTAR LUTHFI MENGENAI PAHAM KEBANGSAAN (1929-1935)
DOI : 10.30959/patanjala.v10i3.420
faujian esa gumelar, R.M. Mulyadi

POLEMIK A. HASSAN DAN MUCHTAR LUTHFI MENGENAI PAHAM KEBANGSAAN (1929-1935)

faujian esa gumelar, R.M. Mulyadi

ABSTRACT
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh ketertarikan peneliti kepada Ahmad Hassan, karena ketokohannya bisa membawa Persis yang merupakan organisasi yang relatif kecil secara keanggotaan, dapat memiliki pengaruh yang luas lewat perdebatan dan penerbitan yang dilakukannya. A. Hassan banyak melakukan polemik dengan berbagai tokoh penggerak paham kebangsaan seperti Soekarno dan Muchtar Luthfi. Topik yang banyak diperdebatkannya adalah mengenai paham kebangsaan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode historis yang meliputi empat tahapan, yaitu: 1) heuristik, 2) kritik sumber, 3) interpretasi, dan 4) historiografi. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, A. Hassan berpandangan bahwa umat Islam di Indonesia harus memperjuangkan asas Islam sebagai landasan perjuangan, dikarenakan segala sesuatu dalam kehidupan manusia baik dalam aspek sosial, politik maupun keagamaan harus selalu terintegrasi pada ajaran Allah dan semangat Islam. Pandangan A. Hassan ini nantinya akan berseberangan dengan Muhtar Luthfi bahwa Islam dan kebangsaan adalah satu napas perjuangan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya, mencinta tanah air artinya manusia sedang membumikan ajaran Islam di dunia. Persoalan mengenai Islam dan kebangsaan ini nantinya akan mewarnai polemik antara golongan Islam dan golongan nasionalis pada tahun 1930-an.

This research was motivated by the interest of researchers to Ahmad Hassan, because his figure could bring Persis which is a relatively small organization in membership, could have a broad influence through the debate and publishing he did. A. Hassan did a lot of polemic with various national figures such as Soekarno and Muchtar Lutfi. The topic of much debate is about nationalism. The method used in this study is the historical method which includes four stages, namely: 1) heuristics, 2) source criticism, 3) interpretation, and 4) historiography. Based on the results of the research that has been done, A. Hassan believes that Muslims in Indonesia must fight the principles of Islam as the basis of the struggle, because everything in human life both in social, political and religious aspects must always be integrated in the teachings of Allah and the spirit of Islam. A. Hassan's view will later be contradicted by Muhtar Luthfi that Islam and nationality are a breath of struggle that cannot be separated from each other, loving the homeland means that humans are grounding the teachings of Islam in the world. The issue of Islam and nationality will later color the polemic between Islamic groups and nationalists in the 1930s.

KEYWORDS
Ahmad Hassan, Persis, Paham Kebangsaan

FULL TEXT:PDF

REFERENCES
Buku

Al Ghifari dan Asmara. 2002.

Sejarah Perjuangan Pemuda Persis. Bandung: Mujahid Press.

Amien dkk. 2007.

Panduan Hidup Berjamaah Dalam Jam’iyah Persis. Bandung: Tafakur.

Anshari, Saifuddin. 2004.

Wawasan Islam. Jakarta: Gema Insani.

Bachtiar, Tiar Anwar dan Fauzan, Pepen Irfan. 2012.

Sejarah Pemikiran dan Aksi Politik Persis 1923-1997. Jakarta: Pembela Islam Media.

Bachtiar, Tiar Anwar. 2013.

Risalah Politik A.Hassan. Jakarta: Pembela Islam.

Daras, Roros. 2011.

Bung Karno vs Kartosuwiryo. Depok: Imania.

Djaja, Tamar. 1980.

Riwayat Hidup A.Hassan. Jakarta: Mutiara.

Federspiel, Howard.M. 1996.

Persatuan Islam: Pembaharuan Islam di Indonesia Abad XX. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Fospi. (2000).

Siapakah Persis menjadi Mujadid lagi?. Bandung: Alqa.

Gottschalk, Louis. 1975.

Mengerti Sejarah: Pengantar Metode Sejarah. Jakarta: Yayasan Penerbit Universitas Indonesia.

Hamka. 1982.

Ayahku: Riwayat Hidup Dr. H. Abdul Karim Abdullah dan Perjuangan Kaum Agama di Sumatera. Jakarta: Umminda.

Harun dan Sumarno. 2006.

Komunikasi Politik sebagai Suatu Pengantar. Bandung: Mandar Maju.

Hassan, Ahmad. 1972.

Islam dan Kebangsaan. Bangil: Pesantren Persis Bangil.

Kartodirdjo,S. 1992.

Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Kasenda, Peter. 2014.

Bung Karno Panglima Revolusi. Yogyakarta: Galang Pustaka.

Khaeruman, Badri. 2010.

Persatuan Islam: Sejarah Pembaruan Pemikiran. Bandung: FAPPI dan IRIS press.

Noer, Deliar. 1996.

Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900-1942. Jakarta: PT Pustaka LP3ES.

Pawito. 2009.

Komunikasi Politik. Jakarta: LKIS.

Pijper. 1984.

Beberapa Studi Tentang: Sejarah Islam di Indonesia 1900-1950. Depok: Universitas Indonesia (UI-Press).

Puar, Yusuf Abdullah. 1978.

Muhammad Natsir 70 Tahun: Kenang-kenangan Kehidupan dan Perjuangan. Jakarta: Pustaka Antara.

Ricklefs. 2007.

Sejarah Indonesia Modern. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Rosidi, Ajip. 1988.

M. Natsir Sebuah Biografi. Jakarta: Girimukti Pusaka.

Sumiento, H Aqib. 1985.

Politik Islam Hindia Belanda. Jakarta: LP3ES.

Sutherland. 1983.

Terbentuknya Sebuah Elite Birokrasi. Jakarta: Putaka Jaya.

Saydam, Ghouzali. 2010.

Ensiklopedi Tokoh Profesional Indonesia. Jakarta: Pustaka Reka Cipta.

Soekarno. 1963.

Di Bawah Bendera Revolusi. Jakarta: Di Bawah Bendera Revolusi.

Subhan SD. 2000.

Ulama-ulama Oposan. Bandung: Pustaka Hidayah.

Suhelmi, Ahmad. 2002. Polemik Negara Islam. Jakarta: Teraju.

Wildan, Dadan. 1995.

Sejarah Perjuangan Persis 1923-1983. Bandung: Gema Syahida.

________. 2000.

Pasang Surut Gerakan Pembaruan Islam di Indonesia. Bandung: Persis Press.

Van Niel. 1984.

Munculnya Elit Modern Indonesia. Jakarta: Pustaka Jaya.

Suat Kabar dan Majalah

Hassan, A. 1930.

“Rubrik Islam, Agama, Politik, Sosial”. Majalah Pembela Islam No. 6. Hlm.10.

________. 1931.

“Rubrik Islam, Agama, Politik, Sosial”. Majalah Pembela Islam No. 35.

________. 1933.

“Pentjela Kebangsaan”. Majalah Pembela Islam No. 19. Hlm. 3-4.

________. 1933.

“ Kebangsaan Islam dan Cara Kita Bercampur Tangan”. Majalah Pembela Islam No 61.

________. 1933.

“Bung Hadji Alias H. Mochtar Luthfi”. Majalah Pembela Islam No 62

DISKRIMINASI RAS DALAM NOVEL SUNDA SRIPANGGUNG KARYA TJARAKA: ANALISIS DEKONSTRUKSI DERRIDA

Nur Solihah, Reiza D. Dienaputra

ABSTRACT
Novel “Sripanggung” karya Tjaraka memuat rekaan gambaran kehidupan masyarakat etnis Sunda di perkebunan teh yang hidup sebagai buruh kontrak dan hidup di bawah kekuasaan pemerintah kolonial Belanda. Tulisan ini bertujuan untuk mengungkap bagaimana gambaran perlakuan diskriminasi pemerintah kolonial Belanda terhadap pribumi, khususnya etnis Sunda yang saat itu dipandang sebagai masyarakat kelas bawah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pembacaan dekonstruksi, di mana teks sastra berupa ujaran yang ada di dalam novel “Sripanggung” karya Tjaraka dianalisis untuk mengungkapkan tindakan diskriminasi yang dilakukan pemerintah kolonial Belanda terhadap etnis Sunda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ujaran-ujaran teks sastra dalam novel “Sripanggung” karya Tjaraka memuat representasi tindakan diskriminasi berdasarkan ras yang dilakukan pihak kolonial Belanda terhadap kaum pribumi etnis Sunda sehingga memengaruhi perkembangan struktur sosial masyarakat Sunda kala itu.

Tjaraka’s “Sripanggung” novel portrays of Sundanese familie’s daily life as labor contract of tea plantation that owned the Dutch colonial government. This article purpose is to reveal the discriminatory treatment of the Dutch colonial goverment against indigenous people, especially Sundanese who were seen as a lower class society. By using deconstruction reading method. “Sripanggung” by Tjaraka’s is in a form of literary works and inside of it contain of speech that analyzed to reveal the discriminatory action of Dutch Colonial government against Sundanese people. The result showed, the speeches in the novel accomodate representation of discrimination act based racial by the Dutch Colonial government against indigenous Sundanese people that affected the development of social structure of sundanese at that time.

KEYWORDS
diskriminasi ras, novel sunda.

FULL TEXT:PDF

REFERENCES
Jurnal

Mahardika, Rany. “Analisis Struktural dan Psikologis dalam Novel Sripanggung karya Tjaraka” dalam Dangiang Sunda Vol. 3 No.2 Agustus 2015.

Mulyani, Mimin. 2006. “Pencitraan Tokoh Utama dalam Novel Sripanggung karya Tjaraka” : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran.

Nurfaidah, Resti. “Feodalisme dalam Novel Pipisahan karya RAF” dalam Jurnal Patanjala Vol. 7 no. 1, Maret 2015: 81-96.

Buku

Cahyono, Edi. 2003.

Jaman Bergerak di Hindia Belanda: Mosaik Bacaan Kaoem Tempo Doeloe. Jakarta: Yayasan Pancur Siwah.

Fulthoni, et.al. 2009.

Memahami Diskriminasi: Buku Saku untuk Kebebasan Beragama. Jakarta Selatan: The Indonesian Legal Resource Center (ILRC).

Kutha Ratna, Nyoman. 2013.

Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogjakarta: Pustaka Pelajar.

Rahayu Tamsyah, Budi. 1996.

Pangajaran Sastra Sunda. Bandung: Pustaka Setia.

Tjaraka. 2002.

Sripanggung. Bandung: Kiblat Buku Utama.

Van Niel, Robert. 2003.

Sistem Tanam Paksa di Jawa. Jakarta: PT. Pustaka LP3ES Indonesia.

Spoonley, Paul. 1993

Racism and Ethnicity. OUP Australia and New Zealand.

Internet

“Roti dinikmati orang Indoensia dari Masa Kolonial hingga Era Digital”, diakses dari (https://m.detik.com/food/info-kuliner/d-2586680/roti-dinikmati-orang-indonesia-dari -masa-kolonial hingga era--digital), tanggal 27 Mei 2018, pukul 16.00 WIB.

KOMPARASI PATIKRAMA TATANEN HUMA SUNDA DI PADUKUHAN DAN PEDESAAN DI JAWA BARAT

Edi Setiadi Putra, Mohammad Djalu Djatmiko, Mohamad Arif Waskito

ABSTRACT
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap makna Patikrama Tatanen Huma Sunda, suatu prinsip pengelolaan ladang yang terkait dengan sistem pelestarian ekosistem hutan tropis. Patikrama Tatanen Huma tersirat dalam beberapa naskah kuno, yang tata caranya dilestarikan oleh beberapa padukuhan kabuyutan Sunda. Banyak penelitian tentang patikrama tatanen huma ini terfokus pada kehidupan pahuma di Desa Kanekes dan kawasan kasepuhan lain, namun belum banyak yang melakukan studi komparasi dengan kegiatan huma di kawasan padesaan. Melalui pendekatan etnografi, penelitian dilakukan pada beberapa kawasan padesaan di Jawa Barat yang masih melakukan aktivitas pertanian huma yang produktif. Penelitian ini diharapkan dapat mengetahui adanya perbedaan dan persamaan paradigma dalam aplikasi Patikrama Tatanen Huma Sunda. Komparasi ini dapat memberikan wawasan tentang konsekuensi perubahan serta nilai manfaat dalam pelestariannya, sehingga menjadi bahan pertimbangan dalam pemulihan ekosistem desa hutan dan menghidupkan kembali prinsip bertani yang sesuai dengan akar budaya masyarakat petani di kawasan padesaan.

This study aims to reveal the meaning of Sundanese Patikrama Tatanen Huma, a principle of field management related to the system of preserving tropical forest ecosystems. Patikrama Tatanen Huma is implied in some ancient manuscripts, the procedure of which is preserved by some Sundanese kabuyutan. Many of the researches on the patriarchal order of public relations focused on the life of pahuma in the village of Kanekes and other areas of Kasepuhan, but not many have conducted comparative studies with the activities of public relations in the region. Through an ethnographic approach, research was conducted in several rural areas in West Java that were still carrying out productive agricultural activities. This research was intended to find out the differences and similarities in the paradigm in the application of Huma Sunda Patikrama Tatanen. This comparison can provide insight into the consequences of change and the value of benefits in its preservation, so that it becomes a consideration in restoring forest village ecosystems and reviving farming principles that are in accordance with the cultural roots of farmers in the rural areas.

KEYWORDS
Nilai budaya, kearifan lokal, patikrama, Sunda, Huma

FULL TEXT:PDF

REFERENCES
Jurnal, Makalah, Laporan Penelitian, Skripsi, dan Tesis

Iskandar, J. 2004. “Mengkaji Kearifan Ekologi Komunitas Baduy Dalam Menghadapi Kekeringan” dalam Sosiohumaniora, Vol. 6 No. 2. Hlm.108 – 121.

Johan Iskandar, B. S. 2015. “Studi Etnobotani Keanekaragaman Tanaman Pangan pada ‘Sistem Huma’ dalam Menunjang Keamanan Pangan Orang Baduy”. Pros Sem NasS Masy Biodiv Indon Vol. 1 Nomor 6. Hlm. 1265-1272.

Putra, E. S. 2010.

Kajian Bentuk dan Fungsi pada Kujang Huma Pamangkas. Thesis. ITB.

Putra, E. S. 2011. “Interpretasi Visual terhadap Bentuk dan Fungsi Kujang Huma Pamangkas dengan Uji ANOVA (Analysis Of Variance) dan VAS (Visual Analog Scale)” . dalam Itenas Rekarupa No.1 Vol.1 Januari – Maret 2011. Hlm. 28-34.

Rohmana, J. A. 2014. “Perempuan Dan Kearifan Lokal: Performativitas Perempuan Dalam Ritual Adat Sunda” dalam Musâwa, Vol. 13 No. 2. Hlm. 151-165.

Rusmana, T. 2018. “Rekontruksi Nilai-Nilai Konsep Tritangtu Sunda Sebagai Metode Penciptaan Teater Ke Dalam Bentuk Teater Kontemporer” dalam MUDRA Jurnal Seni Budaya Vol. 33 Nomor. 1. Hlm. 114 - 127.

Satriadi, Y. P. 2015. “Huma Orang Baduy Dalam Pembentukan Sikap Swasembada Pangan”. dalam Patanjala Vol. 7 No. 3. Hlm. 559 - 574.

Senoaji, G. 2012. “Pengelolaan Lahan Dengan Sistem Agroforestri Oleh Masyarakat Baduy Di Banten Selatan”. dalam Bumi Lestari Vol. 12 No. 2. Hlm. 283-293.

Sumardjo, J. 2009. “Kosmologi dan Pola Tiga Sunda” dalam Imaji Vol. 4 No. 2. Hlm.101-110.

Buku

Danasasmita, Saleh, A. D. 1986.

Kehidupan masyarakat Kanekes. Bandung: Bagian Proyek Penelitian dan Pengkajian Kebudayaan Sunda (Sundanologi), Direktorat Jendral Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Danasamita, S. 1987.

Sewaka Darma, Sanghyang Siksa Kanda ing Karesian, Amanat Galunggung. Bandung: Proyek Penelitian dan Pengkajian Budaya Sunda. Direktorat Jenderal Kebudayaan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI.

Gunawan, A. 2010.

Seri Sundalana 9: Perubahan Pandangan Aristokrat Sunda. Bandung: Pusat Studi Sunda.

Iskandar, J. d. 2011.

Agroekosistem Orang Sunda. Bandung: Kiblat Buku Utama.

Nurroh, S. 2014.

Studi Kasus: Kearifan Lokal (Local Wisdom) Masyarakat Suku Sunda Dalam Pengelolaan Lingkungan yang Berkelanjutan . Yogyakarta: Gajahmada University.

Putra, E. S. 2012.

Prosedur Ergonomi Dalam Patikrama Tatanen Huma Sunda. Seminar Nasional Ergonomi dan Kongres PEI 2012 (pp. G1-G8). Bandung: Universitas Widyatama Press ISBN:978-602-17085-0-7.

Spradley, J. P. 2007.

Metode Etnografi. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Zoetmulder, P. J. 2006.

Kamus Jawa Kuno-Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

KABUYUTAN CIPAGERAN CIMAHI DARI ZAMAN KE ZAMAN

Leli Yulifar

ABSTRACT
Komunitas Kabuyutan Cipageran Cimahi layaknya “museum” hidup yang menghubungkan masa lalu dan kini. Karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui asal-usul dan eksistensi Kabuyutan Cipageran. Metode penelitian sejarah yang dimulai dari heuristik sampai dengan historiografi merupakan tahapan yang tidak mudah dilewati, mengingat keterbatasan sumber, terutama sumber tertulis. Melalui teknik pengumpulan data berupa sumber tertulis/dokumentasi, wawancara terhadap empat narasumber yakni pupuhu (tokoh), budayawan, wakil komunitas kabuyutan, dan observasi di lapangan, ditemukan bahwa Kabuyutan Cipageran diduga kuat mulai ada sejak zaman Kerajaan Sunda yang eksis antara akhir abad ke-7 sampai akhir abad ke-16. Mengacu pada perjalanan sejarahnya, Kabuyutan Cipageran merupakan salah satu bukti adanya tempat leluhur Sunda, dan replika kampung Sunda tempo dulu. Amanat leluhur Sunda yang sangat dihormati oleh generasi penerusnya, menunjukkan nilai-nilai tinggi dan strategis dalam kebudayaan, khususnya kebudayaan Sunda. Hasil penelitian tersebut diharapkan dapat menjawab asal-usul Komunitas Kabuyutan dan sebagai bahan awal yang tertulis untuk penelitian selanjutnya.

Kabuyutan Cipageran Cimahi Community is like a living "museum" that connects the past and present. Therefore, this study aims to determine the origin and existence of Kabuyutan Cipageran. Historical research methods starting from heuristics to historiography are stages that are not easily passed, given the limited resources, especially written sources. From some techniques of collecting data; in the form of written or documentation sources, interviews with four speakers, pupuhu (figures), cultural observers, representatives of the Kabuyutan community, and observations in the field, it was found that Kabuyutan Cipageran was strongly suspected to have existed since the 7th century of Sunda Empire to the end of the 16th century. Referring to its historical journey, Kabuyutan Cipageran is one proof of the existence of a Sundanese ancestral place, and a replica of the old Sundanese village. The mandate of Sundanese ancestors who are highly respected by their next generation shows high and strategic values in culture, especially Sundanese culture. The results of the study are expected to be able to answer the origins of the Kabuyutan Community as well as the starting written material for further research.

KEYWORDS
Kabuyutan, replika, dan Kebudayaan Sunda

FULL TEXT:PDF

REFERENCES
Laporan Penelitian

Hardjasaputra, A. Sobana dan Leli Yulifar 2017.

Kedudukan dan Fungsi Kabuyutan. Penelitian Pendahuluan Bandung: ttp

Yulifar, Leli. 2014.

Kabupaten Galuh-Ciamis 1809-1942 (Pemerintahan, Sosial-Ekonomi dan Politik). Unpad, Desertasi, ttp.

Buku

Barnes, Harry Elmer. 1963.

History of Historical Writing. Second Revised Edition New York: Dover Publications Inc.

Danasasmita, Saleh et al. 1983/1984. Rintisan Penelusuran Masa Silam; Sejarah Jawa Barat. jilid Ketiga. Bandung: Pemerintah Propinsi Jawa Barat. Proyek Penerbitan Buku Sejarah Jawa Barat.

Garaghan, Gilbert J. 1946.

A Guide to Historical Method. New York: Fordham University Press.

Gottschalk, Louis. 1986.

Mengerti Sejarah. Terjemahan Nugroho Notosusanto. Jakarta: Yayasan Penerbit Universitas Indonesia.

Kartodirdjo, Sartono. 1975.

Sejarah Nasional Indonrsia I. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Kidoeng Soenda. 1878. Batavia: Bale Poestaka.

Kuntowijoyo. 1995.

Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Bentang.

Lubis, Nina H. 1998.

Kehidupan Kaum Menak Priangan 1800-1942. Bandung: Pusat Informasi Kebudayaan Sunda.

PaEni, Mukhlis (Ed. Umum). 2009.

Sejarah Kebudayaan Indonesia: Sistem Sosial.Jakarta: Rajawali Pers.

Renier, G.J. 1997.

Metode dan Manfaat Ilmu Sejarah. Terjemahan A. Muin Umar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sjamsuddin, Helius. 2016.

Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak.

Soekmono, R. 1995.

Sejarah Kebudayaan Indonesia, Jilid I. Cetakan ke-11. Jogyakarta: Kanisius.

Internet

Kurniawan, Asep Indra. “Kabuyutan Solusi Kemajuan Bangsa yang Semakin Terancam”. http://www. Bedanews.com/kabuyutan-solusi-kemajuan-bangsa-yang-se-makin-terancam. Diakses 11 Juni 2017.

Kusmayadi, Dedi E. 2015. “Pengertian Kabuyutan”. http://cipakudarmaja.blogspot.co.id/2015/11/ pengertian-kabuyutan. Html. Diakases 27 Agustus 2017.

Suryalaga, H.R. Hidayat. Amanat Galunggung Prabuguru Darmasiksa,http://www.sundanet.com/artikel.php?id=117.Diakses 31 Agustus 2-17.

Undang-Undang

UU No.11/2010 tentang Cagar Budaya.

UU No. 10/2009 tentang Kepariwisataan

KETERDIDIKAN PEREMPUAN SUNDA DALAM CERITA NINI ANTEH

Yostiani Noor Asmi Harini, Ani Rostiyati

ABSTRACT
Penelitian ini berpijak pada fenomena bahwa cerita rakyat memiliki fungsi sistem proyeksi bagi masyarakatnya. Sebagai sosok yang terdapat dalam cerita rakyat Sunda, Nini Anteh dikisahkan sebagai perempuan yang setara dengan laki-laki. Kesetaraan tersebut dibangun melalui keterdidikan Nini Anteh sebagai subjek terdidik sehingga memiliki kesadaran kritis mengenai potensi dan posisinya dalam keluarga dan masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan keterdidikan perempuan Sunda dalam cerita Nini Anteh yang tampak melalui struktur narasi, konteks, dan fungsi cerita Nini Anteh dengan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan Nini Anteh sebagai perempuan terdidik mampu mencapai kesetaraan gender, bahkan dirinya mampu mencapai derajat yang tinggi dengan kemandirian yang dimilikinya. Cerita Nini Anteh memiliki fungsi sistem proyeksi yang memposisikan Nini Anteh sebagai sosok subjek terdidik.

This research rests on the phenomenon that folklore has function of projection system for their society. As a figure in sundanese folklore, Nini Anteh represented as a symbol of gender equality. The equality is built because Nini Anteh is an educated subject so she has critical awarness about her potential and position in her family and society. The purpose of this research is to describe sundanese women education which appeared in structure of narration, context, amd the function of Nini Anteh Story with descriptive qualitative method. The reseult shows that Nini Anteh as a well educated women achieved gender equality, and also her independency can make her has a high degree as a women. Nini Anteh story having a projection system that positioned her as a well educated subject.

KEYWORDS
keterdidikan perempuan Sunda, Nini Anteh

FULL TEXT:PDF

REFERENCES
Jurnal, Makalah, dan Laporan Penelitian

Adipurwawidjana, A. & Yostiani N.A.H. 2011. “Teks, Tekstil, dan Kemandirian Perempuan Sunda dalam Cerita Nini Anteh”. Prosiding Seminar Internasional Revitalisasi Nilai-Nilai Kesundaan. Jatinangor: Unpad.

Aminudin, M.Z. 2016. “Penggunaan Peranti Kohesi dalam Cerpen Surat Kabar Jawa Pos Edisi Bulan Januari-Juli 2016” dalam Bahasa dan Sastra Indonesia. V.2, n, p.175-184, des. 2017. IsSSN 2356-1629. [daring] Tersedia di: http://jurnal.appibastra.or.id/index.php/bastra/article/view/68.

N. A. H., Yostiani. 2009.

Kajian Struktur, Konteks Penuturan, Fungsi, dan Proses Penciptaan Cerita Nini Anteh di Kotamadya dan Kabupaten Bandung. Skripsi pada Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung: FPBS UPI.

N. A. H., Yostiani. 2015. “Transformasi Novel Dongeng Nini Anteh Karya A.S. Kesuma ke Tayangan Opera Van Java Episode Nyai Anteh Penjaga Bulan” dalam Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra. [daring] Tersedia di: http://ejournal.upi.edu/index.php/BS_JPBSP/article/view/1240

N. A. H., Yostiani. 2016. “Transformasi Folklor Nini Anteh ke Novel Dongeng Nini Anteh Karya A.S. Kesuma” dalam Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra. [daring]. http://ejournal.upi.edu/index.php/BS_JPBSP/article/view/3706

Sunaryo, A. 2009. “Internalisasi Nilai-nilai Tradisi pada Penciptaan Tari Anak Berbasis Budaya Lokal.” Penelitian Pendidikan. [daring] Tersedia di: http://jurnal.upi.edu/file/Ayo_Sunaryo.pdf

Suryawan, A.I. 2015. “Menanamkan Nilai-nilai Tradisi dalam Pembelajaran Seni Tari di Taman Kanak-kanak”. Ritme. Vol 1, No. 1. [daring] Tersedia di: http://ejournal.upi.edu/index.php/ritme/article/view/1886

Wiramihardja, S.D. 2013. “Ethnoastronomy, The Sundanese of West Java and Their Relation to Ethnoastronomy”. Newsletter of the Center for South East Asia. [daring] http://www.cseas.kyoto-u.ac.jp/wp-content/uploads/2013/04/Suhardja-D.-Wiramihardja_Newsletter68.pdf

Buku

Danadibrata. 2006.

Kamus Basa Sunda. Bandung: Kiblat dan UNPAD.

Ekadjati, Edi S. dan Ayip Rosidi. 2000. Ensiklopedia Sunda. Bandung: Pustaka Jaya.

Kesuma, A.S. 1993.

Dongeng Nini Anteh. Bandung: Titian Ilmu.

Ratna, N. K. 2013.

Teori, Metode dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rusyana, Yus dan Muhammad Jaruki. 2000.

Prosa Tradisional: Pengertian, Klasifikasi, dan Teks. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.

Suryalaga, H. 2003.

Makna Alat Tenun Tradisional Menurut Pandangan Hidup Urang Sunda. Bandung.

Warnaen, Suwarsih, Yus Rusyana, Wahyu Wibisana. 1987.

Pandangan Hidup Orang Sunda seperti Tercermin dalam Tradisi Lisan dan Sastra Sunda: penelitian Tahap II (Konsistensi dan Dinamika). Bandung: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan Bagian Proyek Penelitian dan Pengkajian Kebudayaan Sunda.

Wibisana, W. 1976.

Purna Drama: Geber-geber Hihid Aing. Bandung: Pelita Masa.

Wiyatmi. 2013.

Menjadi Perempuan Terdidik: Novel Indonesia dan Feminisme. Yogyakarta: UNY Press.

Sumber Lisan/Informan

Nurjanah, Yanah (65 thn).

Penutur cerita Nini Anteh. Wawancara Ujung Berung Bandung, 2009.

Internet

Agan. 2018. Nini Anteh. Bandung Music Production. [daring] tersedia di: https://www.youtube.com/watch?v=IZojAKUiAfA

Amirin, T.M. 2010. Nini Anteh Sang Penunggu Bulan dan Nini Anteh and Her Cat. [daring] Tersedia di: https://tatangmanguny.wordpress.com/dongeng-sunda/nini -anteh-sang-penunggu-bulan.html [diakses pada 10 Desember 2014, pukul 22.00].

Ampera, T. 2004. Nini Anteh dalam Perspektif Von Daniken. [daring] Tersedia: http://www.blogtaufikampera.com. [diakses pada 2009].

Dixrimination. 2011. Nini Anteh Sang Penunggu Bulan. [daring] Tersedia di: https://m.ngomik.com/comic/7898-nini -anteh-sang-penunggu-bulan/1-12774/read.html [diakses pada 10 Desember 2014, pukul 22.15].

Firdaus, J. 2007. Nini Anteh dan Candramawat. [daring]. Tersedia di: http://www.blogjulianfirdaus.com [diakses pada 2009].

GK Picture. 2014. Bangkitnya Nenek Anteh. [daring] Tersedia di: https://www.youtube.com/watch?v=_qGjmZu2IzI

Pranggono, B. 2006. Teleportasi dalam Islam, Apakah Syirik?. [online] Tersedia: hhtp://www.blogbambangpranggono.com

Rahmawati, Y. 2011. Nini Anteh dalam Wajah Rembulan. [daring] Tersedia di: https://kompasiana.com/post/read/399631//2/nini-anteh-dalam-wajah-rembulan.html [diakses pada 10 Desember 2014, pukul 22.10].

Raisha, M. 2013. Balada Nini Anteh. [darinT] Tersedia di: https://m.youtube.com/watch?v=FW4dh0fcMS8.html [diakses pada 10 Desember 2014, pukul 22.30].

Trans TV. 2011. Opera Van Java: Nyai Anteh Penjaga Bulan. Disiarkan pada 11 Juli 2011 (20.00 – 22.00 WIB). Dokumentasi siaran dapat diunduh di https://www.youtube.com/watch?v=WiK9BIekNmw.

PEDOMAN SIMBOL HARI BAIK DAN HARI BURUK MASYARAKAT BUGIS DI KOTA KENDARI

Fahmi Gunawan

ABSTRACT
Hampir semua aktivitas masyarakat Bugis Kendari dimulai dengan mempertimbangkan kualitas waktu yang dikenal dengan istilah hari baik dan hari buruk. Kualitas waktu ini memiliki pedoman dan menggunakan simbol-simbol tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji simbol hari baik dan hari buruk masyarakat Bugis Kota Kendari. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan metode studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pedoman simbol hari baik dan hari buruk masyarakat Bugis di Kota Kendari diklasifikasi menjadi sebelas, yaitu (1) simbol bahasa Arab, (2) simbol matematika, (3) simbol tulisan tangan, (4) Simbol lontara Bugis, (5) simbol lontara Bugis dan gambar, (6) simbol aksara Soewandi, (7) simbol hewan, (8) simbol bintang, (9) simbol bendera, (10) simbol Haji Daud, dan (11) simbol Hj. Nursiah. Penelitian ini akhinrya menegaskan bahwa simbol pedoman ini merepresentasikan masyarakat bugis Kendari yang penuh perencanaan dan memiliki rasa optimisme untuk menggapai hasil maksimal sebuah aktivitas.

Almost all activities of the Bugis Kendari community begin by considering the quality of time known as good days and bad days. This quality of time has guidelines and uses certain symbols. This study aims to examine the symbols of good days and bad days of the Bugis people of Kendari city. This study uses a qualitative descriptive approach with a case study method. Data collection is done by in-depth interviews and observations. The results showed that the guideline of the symbol of good days and bad days of Bugis people in Kendari city was classified into eleven, (1) Arabic symbols, (2) mathematical symbols, (3) handwriting symbols, (4) Bugis symbol, (5 ) Bugis symbols and drawings, (6) Soewandi alphabet symbols, (7) animal symbols, (8) star symbols, (9) flag symbols, (10) Haji Daud symbols, and (11) Hj. Nursiah symbols. This research finally emphasizes that the symbol of this guideline represents the Bugis Kendari community which is full of planning and has a sense of optimism to achieve the maximum results of an activity.

KEYWORDS
Simbol; Hari Baik dan Hari Buruk; Masyarakat Bugis; Kendari

FULL TEXT:PDF

REFERENCES
Jurnal

Hariyanto, H. Y. 2013.

"Pandangan Mahasiswa Universitas Kristen Petra terhadap Angka Sial dan Angka Keberuntungan". Dalam Century, Vol. 1, No. 1.

Kamaluddin, A., Nurdiah, H., Nurbaya, B., Saleh, S. 2016.

“Pananrang”: A Guidance of Bugis Farmers in Farming". Dalam International Journal of Agriculture system, Vol. 4, No. 2, hlm. 168-177.

Kramer, T, and Block, L. 2008.

"Conscious and Unconscious Components of Superstitions Belief in Judjement and Decision Making". Dalam Journal of Consumer Research, Vol. 34, hlm. 783-794.

Kristoko, H., Eko, S., Prasetyo, S.Y. and Simanjuntak, B., 2012.

"Updated Pranata Mangsa: Recombination of Local Knowledge and Agro Meteorology using Fuzzy Logic for Determining Planting Pattern". Dalam International Journal of Computer Science Issues, hlm. 1694-0814.

Luling, V. and Adam, A.S., 2015.

"Continuities and changes: Marriage in southern Somalia and the diaspora. Dalam Northeast African Studies, Vol. 15, No. 1, hlm. 139-165.

Mazaheri, A.M.A. and Dalfard, N.S., 2015. "Anthropological Recognition of Customs and Traditions of Mate Selection in Sirjan, Iran". Dalam European Online Journal of Natural and Social Sciences, Vol. 4, No. 3, hlm. 536.

Munawwar, A. R. 2012.

"Komparasi Lontara Pananrang dengan Pendapat Imam Ja'far al-Shadiq tentang Hari Baik dan Hari Nahas". Dalam Jurnal Qurba, Vol. 2, No. 3, hlm. 270-291.

Muryanti, M. and Rokhiman, R., 2017. "Bambi Ari’sebagai Wujud Kearifan Lokal Masyarakat Dayak Dalam Penanganan Bencana Kabut Asap Di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat". Dalam Jurnal Sosiologi Reflektif, Vol. 11, No. 1, hlm. 21-39.

Puryandani, S., 2015.

"The Javanese Lunar Calendar's Effect on Indonesian Stock Returns". Dalam Gadjah Mada International Journal of Business, Vol. 17, No. 2, hlm. 125.

Yusmar, S. 2008.

"Penanggalan Bugis-Makassar dalam Penentuan Awal Bulan Kamariyah menurut Syari'ah dan Sains". Dalam Jurnal Hunafa, Vol 5, No. 3 Desember, hlm. 265-286.

Buku

Bai, C. Y and Guo Y. R. 2010.

Zhong Xifang Shuzi Wenhua Chayi. Henan: Henan Keji Xueyuan Xuebao.

Burhan. 2013.

Effort on Climate Change Adaptation Determination Early Season Planting Time (Buton Community Local Wisdom. Dalam The International Conference on Climate Change and Local Wisdom: Living in Harmony within Our Environment, Makassar: The Department of Architecture Alauddin State Islamic University Makassar.



Effendy, O. U. (1989).

Kamus komunikasi. Bandung: Mandar Maju.

Gunawan, F. 2014.

The Prophetic Spirit in Lontara Pananrang Script at Islamic Bugis Society. Dalam International Conference on Islamic Civilization: I'adat Tafsir Al-Sirah an-Nabawiyyah fi Daui at-Taqaddum al-Basyary. Yogyakarta: Aura Pustaka.

Gunawan, F. 2015.

Good and Terrible Days Symbols in Pananrang Manuscript: Cultural Linguistic Persepective. Dalam The 2nd International Seminar on Linguistics. Padang: Postgraduate Programe on Linguistics Andalas University and Linguistics Society of Indonesia Universitas Andalas.

Koentjaraningrat. 2009.

Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.

Lathief, H. 2005.

Kepercayaan Asli Bugis di Sulawesi Selatan. Makassar: Program Pascasarjana Universitas Hasanuddin.

Mahsun. 2005.

Metode Penelitian Bahasa: Tahapan, Strategi, Metode dan Tekniknya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Miles, M. B., and Huberman, A. M. (1984). Qualitative data analysis. Beverly Hills.

Riley, P. 2007.

Language, Culture, and Identity, London: Continuum.

Santosa, R. 2012.

Metode penelitian kualitatif kebahasaan. Surakarta: UNS.

Simpen. 1987.

Pelajaran Wariga. Denpasar: Toko Buku Munia.

Siregar, N. S. S. 2016.

Kajian tentang Interaksionisme Simbolik. Perspektif, 4(2).

Wang, P. 2006.

Xieyin Jinji de Wenhua Xinli Toushi. Beijing: Ningbo Daxue Wenxue Yuan.

Wisnubroto, S. 1999.

Pengenalan waktu tradisional pranata mangsa dan wariga menurut jabaran meteorologi: manfaatnya dalam pertanian dan sosial. Mitra Gama Widya.

Woodward, M. R., & HS, H. S. 2004.

Islam Jawa: Kesalehan Normatif Versus Kebatinan. Yogyakarta: LKIS.

SANG HYANG TALAGA RENA MAHAWIJAYA: TELAGA BUATAN SEBAGAI SOLUSI BENCANA

Budimansyah Suwardi Suwardi

ABSTRACT
Talaga Rena Mahawijaya dan Bukit Badigul yang dibangun oleh Sribaduga Maharaja pada abad ke-16, merupakan danau buatan yang diperuntukkan sebagai tempat upacara srada. Namun jika dilihat dari sudut pandang yang berbeda, danau buatan ini memiliki banyak fungsi yang dampak positifnya sangat besar terhadap kesejahteraan masyarakat. Untuk meneliti dan mengkaji permasalahan ini harus ditinjau secara mendalam dan memerlukan analisis yang kuat, maka metode sejarah yang terdiri atas heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi akan digunakan oleh penulis. Selain metode sejarah, teori-teori dan konsep ilmu-ilmu keteknikan akan digunakan pula sebagai pisau analisis, agar menghasilkan simpulan yang cukup kuat dan mendalam. Penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, Talaga Rena Mahawijaya mempunyai fungsi utama sebagai area tangkapan air, yang kita kenal sebagai waduk atau embung, yaitu sebuah danau yang sengaja dibuat untuk memecah volume aliran air yang sangat besar, juga berfungsi sebagai cadangan air ketika musim kemarau. Simpulannya, Sribaduga Maharaja membuat Talaga Rena Mahawijaya untuk fungsi water catchment, water treatment, dan water supply.

Talaga Rena Mahawijaya and Bukit Badigul built by Sribaduga Maharaja in the 16th century, are artificial lakes designated as srada ceremonies. But when viewed from a different perspective, this artificial lake has many functions that have a very large positive impact on people's welfare. To investigate and examine these problems, the in depth and strong analysis is required. Thus, the historical method consisting of heuristics, criticism, interpretation and historiography are used by the author. In addition to historical methods, theories and concepts of engineering sciences are also used as analytical tools in order to produce the strong and deep conclusions. From this research, Talaga Rena Mahawijaya has a main function as a water catchment area, known as a reservoir or embung. It is a lake intentionally made to break down a very large volume of water, also serves as a water reserve during the dry season. In conclusion, Sribaduga Maharaja made Talaga Rena Mahawijaya as the water catchment, water treatment, and water supply.

KEYWORDS
Pajajaran, Rancamaya, Banjir, Konservasi Alam

FULL TEXT:PDF

REFERENCES
Jurnal Ilmiah, Makalah Seminar dan Laporan Penelitian

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). 2013. Info Bencana, Edisi Desember 2013.

Darsa, Undang Ahmad et al. Desember 2000. "Tinjauan Filologis terhadap Fragmen Carita Parahyangan: Naskah Sunda Kuno Abad XVI Tentang Gambaran Sistem Pemerintahan Masyarakat Sunda". Jurnal Sosiohumaniora, Vol. 2 No. 3. Universitas Padjadjaran.

Dhona, Holy R. Oktober 2016. "Wilayah Sunda dalam Surat Kabar Sunda Era Kolonial". Jurnal Komunikasi, Vol. 11 No. 1. Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.

Haryani, Nanik Suryo et al. Juni 2012. "Model Bahaya Banjir Menggunakan Data Penginderaan Jauh di Kabupaten Sampang (Flood Hazard Model Using Remote Sensing Data in Sampang District)". Jurnal Penginderaan Jauh, Vol. 9, No. 1. Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh, Lembaga Pengembangan Antariksa Nasional.

Inagurasi, Libra Hari. Mei 2014. "Bangunan-bangunan Air Masa Hindia Belanda di Wilayah Karawang: dalam Konteks Pertanian Padi". Jurnal Naditira Widya, Vol. 8 No. 1. Balai Arkeologi Provinsi Kalimantan Selatan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Niemeijer, Hendrik E. 2015. Beberapa Catatan untuk Rujukan ke Padjajaran di Arsip VOC yang Disimpan di ANRI, disajikan pada Focus Group Discussion (FGD) 29 September 2015, Rekonstruksi Situs Astana Gede Kawali dengan Pendekaten Sejarah, Arkeologi, Filologi, dan Antropologi. Bandung: FIB, Universitas Padjadjaran.

Polie, Reynaldo Jeffry et al. Desember 2014. "Kajian Sistem Manajemen Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dalam Upaya Pelestarian Sumber Daya Air (Studi Kasus: DAS Bone Provinsi Gorontalo)". Jurnal Teknik Pengairan, Vol. 5 No. 2. Jurusan Teknik Pengairan, Universitas Brawijaya, Malang.

Radityo, Tithan et al. Februari 2018. "Penelusuran Banjir pada Embung Lambadeuk Kabupaten Aceh Besar". Jurnal Teknik Sipil, Vol. 1 Special Issue, No. 4. Jurusan Teknik Sipil, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.

Rosyidie, Arief. Desember 2013. "Banjir: Fakta dan Dampaknya, Serta Pengaruh dari Perubahan Guna Lahan". Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol. 24 No. 3. SAPPK, Institut Teknologi Bandung.

Sallata, M. Kudeng. Juli 2015. "Konservasi dan Pengelolaan Sumber Daya Air Berdasarkan Keberadaannya sebagai Sumber Daya Alam". Jurnal Eboni, Vol. 12 No.1. Balai Penelitian Kehutanan Provinsi Sulawesi Selatan.

Sukawi. Oktober 2008. Menuju Kota Tanggap Bencana (Penataan Lingkungan Permukiman untuk Mengurangi Resiko Bencana). Disampaikan pada Kegiatan Seminar Nasional Eco Urban Desain, 23 Oktober 2008, SAPPK, Institut Teknologi Bandung.

Wibisono, Sonny Chr. et al. 1992. Laporan Penelitian Arkeologi Bukit Badigul, Rancamaya, Kabupaten Bogor. Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.

Wibisono, Sonny C. Juni 2013. "Irigasi Tirtayasa: Teknik Pengelolaan Air Kesultanan Banten pada Abad ke-17 M". Jurnal Amerta, Vol. 31 No. 1. Pusat Arkeologi Nasional, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Buku

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 2015. Rencana Kontinjensi Bencana Banjir Tingkat Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). 2008. Peraturan Kepala

Badan Nasional Penaggulangan Bencana, Nomor 4, Tahun 2008, Tentang

Pedoman Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana.

________. 2010. Rencana Nasional Penanggulangan Bencana 2010-2014.

Bagus, Lorens. 2002.

Kamus Filsafat. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka.

Darsa, Undang A. 2011. "Nyukcruk Galur Mapay Laratan, Pucuk Ligar di Dayeuh Galuh Pakuan", dalam Sundalana 10. Bandung: Pusat Studi Sunda.

Mees, W. Fruin. 1922.

Geschiedenis van Java. Batavia: Uitgave van De Commissie Voor De Volkslectuur Weltevreden.

Garraghan, Gilbert J. 1947.

A Guide to Historical Method. New York: Fordham University Press.

Gottschalk, Louis. 2006.

Mengerti Sejarah. Terj. Nugroho Notosusanto. Jakarta: UI Press.

Gunawan, Aditia. 2010. "Warugan Lmah, Pola Permukiman Sunda Kuna", dalam Sundalana 9. Bandung: Pusat Studi Sunda.

Heryanto, Bambang. 2011.

Roh dan Citra Kota - Peran Perancangan Kota sebagai Kebijakan Publik. Surabaya: Brilian Internasional.

Jha, Abhas K. et al. 2012.

Kota dan Banjir-Panduan Pengelolaan Terintegrasi untuk Risiko Banjir Perkotaan di Abad 21. Washington DC: International Bank for Reconstruction and Development (IBRD).

Kartodirdjo, Sartono. 1992.

Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Koentjaraningrat et al. 1984.

Kamus Istilah Antropologi. Jakarta: Pusat Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.

Kuntowijoyo. 1995.

Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Bentang.

Lubis, Nina H. et al. 2000.

Sejarah Kota-kota Lama di Jawa Barat. Bandung: Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat - Yayasan Masyarakat Sejarawan Indonesia Cabang Jawa Barat.

________. 2013.

Sejarah Kerajaan Sunda. Bandung: YMSI Cabang Jawa Barat Bekerjasama dengan MGMP IPS SMP Kabupaten Purwakarta.

Qodratillah, Meity Taqdir et al. 2008. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.

Soefaat et al. 1997.

Kamus Tata Ruang Edisi 1. Jakarta: Direktorat Jenderal Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum dan Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia.

Soelaeman, Eman. 2003.

Kumpulan Asal Mula Nama Tempat (Toponimi) Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Dan Kota Depok. Bogor: Yayasan Hanjuang Bodas.

Koran

Djasepudin.

“Identitas Sunda kian Tergerus”. Media Indonesia. 26 Maret 2011.

Internet

Herdiana, Iman. “Jokowi-Heryawan Bakal Bangun Bendungan di Ciawi”, diakses dari https://metro.sindonews.com/. 31 Oktober 2012 - 20:50 WIB.

Febrianto, Heru. “Jakarta banjir, PU genjot pembangunan Waduk Ciawi”, diakses dari https://metro.sindonews.com/. 10 Januari 2013 - 01:15 WIB.

Suhendra, Zulfi. “Jokowi Minta Bendungan Ciawi-Sukamahi Kelar 2019”, diakses dari https://finance.detik.com/. 17 Desember 2017, 09:30 WIB.

http://collectie.tropenmuseum.nl/Default.aspx Diunduh Tanggal 3 Februari 2018 Pukul 05.03 WIB.

http://wikimapia.org/#lang=en&lat=-6.661965&lon=106.835775&z=14&m=b&show=/2014888/Rancamaya-Golf-Country-Club Diunduh Tanggal 5 April 2018 Pukul 20.17 WIB.

https://twcc.fr/# Diakses Tanggal 5 April 2018 Pukul 20.35

REPRESENTASI MUSIK SEBAGAI SEBUAH IDEOLOGI DI PESANTREN DALAM FILM BAIK-BAIK SAYANG

Dzulfikar Al-anbiya, Aquarini Priyatna, R.M. Mulyadi

ABSTRACT
Artikel ini membahas musik di pesantren yang direpresentasikan sebagai sebuah ideology dalam film Baik-Baik Sayang.Perdebatan ideologi yang membolehkan dan melarang musik masih diperdebatkan di kalangan ulama dapat diargumentasikan sebagai manifestasi ideologi sebuah instansi pendidikan berbasis agama Islam tertentu. Perdebatan ideologi tersebut direpresentasikan dalam film Baik-Baik Sayang dengan mengangkat cerita perjalanan sebuah band musik bernama Wali yang dibentuk di Pesantren La Tansa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan konsep media representasi Stuart Hal dan kajian sinema. Penelitian ini menunjukkan bahwa film merepresentasikan musik sebagai ideologi secara biner. La Tansa dan Band Wali merupakan representasi ideologi yang membolehkan musik di pesantren. Ideologi yang berlawanan direpresentasikan melalui tokoh antagonis. Film juga merepresentasikan fenomena bentuk ideologi lain yang lebih negosiatif dalam sosok ayah Fa’ank.

This article explains music within pesantren, which is represented as an ideology in the movie Baik-Baik Sayang. Ideological debates about legalizing and prohibiting music among Muslim theologian can be argued as ideology manifestation from certain Islamic educational institute. Those ideology debates are represented in movie Baik-Baik Sayang that tells the story about a music band called Wali, which is formed within pesantren La Tansa. This research uses qualitative approach using the concept of media representation proposed by Stuart Hall and cinema studies. This research shows that movie representing music as ideology binary. La Tansa and Band Wali are the representation of ideology that legalizing music within pesantren. The contradiction ideology is represented by an antagonistic role. This movie also representing another ideology form, which is more negotiable within Ayah Fa'ank role

KEYWORDS
ideologi, representasi, pesantren, musik.

FULL TEXT:PDF

REFERENCES
Jurnal

Budiman, H. G. "Representasi Tentara dan Relasi Sipil-Militer dalam Serial Patriot" dalam Patanjala: Jurnal Penelitian Sejarah dan Budaya Vol.10 No. 1. Maret 2018. Hlm 115-130.

Nurfaidah, R. "Konflik Internal Multikulturalisme dalam Film Good Bye Lennin". 2016, 5(2), 27. doi: 10.17510/paradigma.v5i2.55.

Poyk, S. D. M., & Pandjaitan, Y. A. "Representation of Indonesia in Wonderful Indonesia's Feeling is Believing Tourism Advertisement: a Critical Discourse Analysis". 2016, 6(1), 21. doi: 10.17510/paradigma.v6i1.84

Buku

Althusser, L. 2008.

On Ideology. London: Verso.

Azra, A. 1997.

Pesantren: Kontinuitas dan Perubahan. dalam N. Madjid (Ed.), Bilik-Bilik Pesantren. Jakarta: Paramadina.

Barker, C. 2004.

The Sage Dictionary of Cultural Studies. London: Sage Publication Ltd.

Dhofier, Z. 1994.

Tradisi Pesantren: Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai. Jakarta: LP3ES.

Durham, M. G., & Kellner, D. M. 2001.

Media and Cultural Studies: Wiley.

Eagleton, T. 1991.

Ideology : an Introduction. London: Verso.

Hall, Stuart. 1995.

The Whites of Their Eyes: Racist Ideologies and the Media. dalam G. Dines & J. M. Humez (Eds.), Gender, Race and Class in Media: a text-reader. Thousand oaks: Sage.

________. 2003.

The work of representation. dalam S. Hall (Ed.), Representation: Cultural Representations and Signifying practices (hlm. 13-74). London: Sage.

Hammer, R., & Kellner, D. 2009. Media/cultural Studies: Critical Approaches: Peter Lang.

Majid, N. 1997.

Bilik-bilik pesantren : sebuah potret perjalanan. Jakarta: Paramadina.

Pratista, H. 2008.

Memahami Film: Homerian Pustaka.

Villarejo, A. 2006.

Film Studies The Basics. New York: Routledge.

Internet

Nagaswara. 2010. Wali Cetak Rekor dengan RBT. diunduh Tanggal 4 Juli pukul 22.30 WIB., 2018, dari http://www.nagaswara.co.id/berita/detail/4/wali-cetak-rekor-dengan-rbt

Siregar, A. S. 2011. Flick Review : Baik Baik Sayang. diunduh Tanggal 07 Agustus pukul 22.24 WIB, 2018, dari http://www.flickmagazine.net/review/501-baik-baik-sayang.html

DINA MANGSA TAHAPAN KATILU: BIOGRAFI POLITIK EMMA POERADIREDJA, 1935-1941

Angga Pusaka Hidayat, Widyo Nugrahanto

ABSTRACT
Tulisan ini bermaksud menunjukkan pemikiran dan peranan Émma Poeradiredja dalam pergerakan politik perempuan Indonesia. Émma Poeradiredja merupakan perempuan Sunda yang terlibat dalam pergerakan perempuan Indonesia sejak tahun 1920-an. Dia dikenal sebagai salah satu pendiri dan ketua Pasundan Istri, serta merupakan perempuan Sunda pertama yang terpilih sebagai anggota gemeenteraad. Penelitian ini menggunakan metode sejarah. Metode sejarah mencakup tahapan menemukan dan mengumpulkan sumber serta data (heuristic), kritik sumber, interpretasi dan historiografi. Pendekatan sejarah politik digunakan untuk mengelaborasi pemikiran-pemikiran Émma Poeradiredja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa menurut Émma Poeradiredja, dalam kehidupan masyarakat, perempuan dapat menjalankan empat peran, yakni sebagai ibu, sebagai pemimpin dalam urusan rumah tangga, sebagai isteri, dan sebagai warga negara. Dengan demikian, pemberdayaan perempuan dilakukan dalam tiga tahap. Pertama, dalam rumah tangga; kedua, dalam kehidupan sosial ekonomi yang mana perempuan berada dalam posisi berdampingan dengan laki-laki dalam menjalankan kewajiban dalam masyarakat; ketiga, dalam politik, perempuan harus turut serta menerima kerja-kerja politik. Pemberdayaan perempuan ini dilakukan pertama-tama melalui pendidikan dan selanjutnya melalui gerakan politik. Émma menekankan bahwa dalam bidang politik ini peran perempuan sebagai warga negara yang berpartisipasi dalam kehidupan pemerintah dapat dijalankan.

This article intends to show the thoughts and roles of Émma Poeradiredja in the Indonesian women's political movement. Émma Poeradiredja is a Sundanese woman who has been involved in Indonesian women's movements since the 1920s. She was known as one of the founders and chairman of the Pasundan Women, and was the first Sundanese woman to be elected as a member of the gemeenteraad. In this study historical methods are used. Historical methods include the stages of finding and collecting sources and data (heuristics), source criticism, interpretation and historiography. The approach to political history was used to elaborate on the thoughts of Émma Poeradiredja. The results of this study indicate that according to Émma Poeradiredja, in people's lives, women can carry out four roles: as mothers, as leaders in household affairs, as wives, and as citizens. Thus, women's empowerment is carried out in three stages. First, in the household; second, in socio-economic life where women are in a position side by side with men in carrying out obligations in society; third, in politics, women must participate in accepting political work. Women's empowerment was carried out first through education and then through political movements. Émma emphasized that in this political field the role of women as citizens who participate in government life can be carried out.

KEYWORDS
Emma Poeradiredja, pergerakan perempuan, politik kolonial

FULL TEXT:PDF

REFERENCES
Skripsi, dan Tesis

Dirapradja, Ietje Marlina. 2001.

Kedudukan Wanita Menak dalam Struktur Masyarakat Sunda. Disertasi. Bandung: Unpad.

Buku

Amin, Sjarif. 2013.

Perjoangan Paguyuban Pasundan 1914-1942. Bandung: Pustaka Jaya.

Ekadjati, Edi. S. 2014.

Dari Pentas Sejarah Sunda: Sangkuriang hingga Juanda terj. Purwanto. Bandung: Kiblat-PSS.

Giddens, Anthony. 1992.

Sociology 3rd pr. Cambridge: Polity Press.

Gunseikanbu.2603/ 1943.

Orang Indonesia Jang Terkemoeka di Djawa. Jakarta.

Locher-Sholten, Elsbeth.2000.

Women and the Colonial State: Essays on Gender and Modernity in the NederlandsIndie 1900-1942. Amsterdam: Amsterdam University Press.

Soeharto. 2002.

Pagoejoeban Pasoendan 1927-1942: Profil Pergerakan Etno-Nasionalis. Bandung: Satya Historika.

Vreede-de Stuers, Cora. 2008.

Sejarah Perempuan Indonesia: Gerakan dan Pencapaian terj. Elvira Rosa dkk. Jakarta: Komunitas Bambu.

Artikel dan Berita dalam Surat Kabar

“Bandoeng Milih Lid Gemeenteraad”, Sipatahoenan, th. XV, No. 180, 12 Agustus 1938a.

“Bandoeng Milih Lid Gemeenteraad”, Sipatahoenan, th. XV, No. 184, 16 Agustus 1938b.

“Herstemming Gementee Bandoeng”, Sipatahoenan, th. XV, No. 194, 25 Agustus 1938c.

“Kongres Perempuan III”, Pandji Poestaka, Th. XVI, No. 61, 2 Agustus 1938(a).

“Lid-Lid Boemipoetra Gemeenteraad Bandoeng”, Pandji Poestaka, Th. XVI, No. 82, 14 Oktober 1938.

“Pemilihan Gemeente Bandoeng”, Pandji Poestaka, Th. XVI, No. 39, 30 Agustus 1938(b).

“Pemilihan Gemeente di Bandoeng”, Pandji Poestaka, Th. XVI, No. 66, 19 Agustus 1938(c).

Poeradiredja, Emma. 1937a. “Pasoendan Istri”, Sipatahoenan, Th. XIV, No. 68, 27 Maart 1937.

________. 1937b. “Kongres Pasoendan Istri ka VI”, Sipatahoenan, Th. XIV, No. 69, 30 Maart 1937.

________. 1938a. “Congres Pasi VII”, Sipatahoenan, Th. XV, No. 86, 19 April 1928.

________. 1938b. “Perempoean dan Masjarakat”, Sipatahoenan, Th. XV, No. 88, 21 April 1938.

________. 1938c. “Perempoean dan Masjarakat-2”, Sipatahoenan, Th. XV, No. 89, 22 April 1938.

________. 1938d. “Perempoean dan Masjarakat-3”, Sipatahoenan, Th. XV, No. 90, 23 April 1938.

________. 1938e. “Perempoean Mendjadi Pembangoen dalam Segala Bagian Masjarakat Kebangsaan.Sipatahoenan, Th. XV, No. 164, 25 Juli 1938.

________. 1938f. “Pidato Penoetoepan Kongres Perempoean Indonesia III”, Sipatahoenan, Th. XV, No. 166, 27 Juli 1938.

________. 1938g. “Pasi Bandoeng Sawindoe: 30 Maart 1930-30 Maart 1938”, Sipatahoenan, Th. XV, No. 71, 25 Juli 1938.

________. 1939. “Pasoendan Istri jeung Politiek”, Sipatahoenan, Th. XVI, No. 158, 18 Juli 1939.

________. 1940a. “Istri Soenda”, Sipatahoenan, Th. XVII, No.69, 26 Maret 1940.

________. 1940b. “Papantjen Isteri Soenda”, dalam Oekar Bratakoesoema; Resman Ijas; Kasmara. 25 Tahoen Pagoejoeban Pasoendan. ttp: tp. hal. 135-142.

Santosa, Maria Ulfah. 1938. “Passief Kiesrecht”, Pandji Poestaka, Th. XVI, No. 37, 10 Mei 1938.

________. 1940. “De Indonesische Vrouwbeweging” dalam dalam Oekar Bratakoesoema; Resman Ijas; Kasmara. 25 Tahoen Pagoejoeban Pasoendan. ttp: tp. hal. 143-155.

“Verkiezing Gemeenteraad”, Sipatahoenan, Th. XV, No. 163, 23 Juli 1938

LELANG LEBUNG: EKSPANSI KEKUASAAN, KESADARAN EKOLOGIS DAN STRATEGI EKONOMI

Firdaus - Marbun

ABSTRACT
Di beberapa daerah Sumatera Selatan khususnya bekas daerah kekuasaan kesultanan Palembang berkembang satu kegiatan yang dikenal dengan lelang lebung. Lelang lebung merupakan kegiatan menawarkan lebung sungai kepada masyarakat untuk dikelola dan dimanfaatkan. Beberapa aturan pengelolaan disepakati bukan hanya membantu masyarakat memenuhi kebutuhannya, tapi juga menjaga kelestarian lingkungan sungai. Walau dengan munculnya undang-undang pemerintahan desa turut mengubah pola pelaksanaan lelang lebung, namun hingga kini masih tetap dilaksanakan. Malah kegiatan ini diatur dalam peraturan daerah. Melalui pendekatan deskriptif kualitatif, penelitian mencoba menggali bagaimana lelang lebung muncul dan melembaga di masyarakat Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Propinsi Sumatera Selatan. Selain itu tulisan ini juga mencoba menggali peran lelang lebung dalam peningkatan ekonomi masyarakat dengan tetap menjaga kelestarian sungai. Dari penelitian ini, ditemukan bahwa ekspansi kekuasaan, kondisi ekologis dan persoalan ekonomi menjadi pendorong muncul dan berkembangnya lelang lebung di Kabupaten PALI. Ketiga hal itu turut mendorong masyarakat mencari cara untuk menjaga sungai tetap lestari. Lelang lebung juga sangat penting sebagai sumber penghasilan masyarakat.

In some areas of South Sumatera, eapecially in former teritory of the palembang empire, evolve one activity that known as Lelang lebung. Lelang lebung is activity that offer river's lebung for society to be managed and utilized. Some management rules are agreed, not only helping society to fulfill their need, but also keeping the river environmental sustainability. Even by appearing of village laws take part for change implementation of lelang lebung, but that habit is still done till now. moreover this activity is arranged in local regulation. Through qualitative descriptive approach, this research try to delve how lelang lebung appear and institutionalized in society of PALI regency, South sumatera province. Furthermore this writting also try to delve roles of lelang lebung in economy enhancement by keeping river's sustainability. From this research, discovered that authority expansion, ecologic conditions, and economy problems are some factors that drive appearance and development of lelang lebung in PALI regency. These three cases encourage society to find way to keep river's sustainability. Lelang lebung also very important as income source.

KEYWORDS
Floodplains Auction, ecology, economic strategy

FULL TEXT:PDF

REFERENCES
Jurnal, Laporan Penelitian, Skripsi

Adhuri, Dedi S. 2002. “Antara Desa dan Marga: Pemilihan Struktur Pada Perilaku Elit Lokal Di Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan” dalam Jurnal Antropologi Indonesia 68. Pp: 1–12.

Bayley, Peter B. 1995. “Understanding Large River: Floodplain Ecosystems”. BioScience. Vol. 45. No. 3. Pp: 153-158.

Ditya, Yoga Candra, Rais AH., Nurdawati S., Wiadnyana Ngurah N. 2013. “Peranan Lebung sebagai Sumber Ekonomi bagi Nelayang dan Sarana Pengelolaan Sumber Daya Ikan Rawa Banjiran di Sumatera Selatan” dalam Jurnal Sosial Ekonomi KP. Vol. 8 No. 1. Pp: 39-47.

Kato, Tsuyoshi. 1989. “Different Fields, Similar Locusts. Adat Communities and the Village Law of 1979 in Indonesia”. Southeast Asia Program Publications at Cornell University. Vol. 47. No. 47. Pp: 89-114.

Nasution, Zahri. 2008. “Perkembangan Ekonomi Masyarakat Nelayan Perairan umum “Lebak Lebung”. Sodality. Vol. 2. No. 2. Pp.249-264.

Nasution, Zahri and Sastrawijaya. 2011. “Moda Produksi Pelelangan Sumber Daya Perikanan Perairan Umum Lebak Lebung” dalam Buletin Riset Sosek Kelautan dan Perikanan. Vol. 6 No. 2. Pp: 46-52.

Pramoda, Radityo. 2011. “Implementasi Peraturan Daerah Ogan Komering Ilir (OKI) Nomor 9 Tahun 2008 terhadap Pengelolaan Perairan umum Daratan”. Borneo Administrator. Vol. 7. No. 3. Pp: 308-324.

Sagala, Parlindungan E. 2012. “Komposisi dan Keanekaragaman Benthos dalam menilai Kualitas Air Sungai Lematang di Desa Tanjungmuning, Kecamatan Gunung Megang, Kabupaten Muara Enim” dalam Jurnal Penelitian Sains. Vol. 15. No. 2. Pp: 83-87.

Thamrin, Husni. 2013. “Kearifan Lokal dalam Pelestarian Lingkungan”. Kutubkhanah. Vol. 16. No. 1. Pp. 46-59.

Yanti, Enik Afri, Satria A., Sugihen BG. 2015. “Pengelolaan Kelembagaan Lelang Lebak lebung dan Perilaku Nelayan di Kabupaten Muara Enim Provinsi Sumatera Selatan”. Jurnal Penyuluhan. Vol. 11. No. 2. Pp: 159-175.

Zulkarnain. 2009. “Kearifan Lokal dalam Pemanfaatan dan Pelestarian Sumber daya Pesisir (Studi Kasus di Desa Panglima Raja Kecamatan Concong Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau)”. Berkala Perikanan Terubuk. Vol. 37. No. 2. Pp: 117-132.

Buku

Abdoellah, Oekan S. 2017.

Ekologi Manusia dan Pembangunan Berkelanjutan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Adil. 2011.

Simboer Tjahaya Studi tentang Pergumulan Hukum Islam dan Hukum Adat dalam Kesultanan Palembang Darussalam. Jakarta: Kementerian Agama RI Badan Litbang dan Diklat Puslitbang Lektur dan Khazanah Keagamaan.

Adijihara, Anas, Ilyas, Wahyu. 2017.

Pesona Wisata Kabupaten PALI. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir.

BPS Kabupaten Muara Enim. 2017. Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir dalam Angka. Ed. BPS Kabupaten Muara Enim.

Collins, Elizabeth Fuller. 2007.

Indonesia Betrayed How Development Fails. 12thed. Honolulu: University of Hawai’i Press.

Farida and Yunani.n.d.

Undang-Undang Simbur Cahaya sebagai Sumber Hukum di Kesultanan Palembang.

Raharjana, Desta T. 2003.

“Siasat Usaha Kaum Santri. Ekonomi Moral dan Rasional dalam Usaha Konfeksi di Mlangi, Yogyakarta” dalam Heddy Shri Ahimsa-Putra (Penyunting). Ekonomi Moral, Rasional dan Politik. Yogyakarta: Kepel Press.

Santun, Dedi Irwanto M., Murni, Supriyanto. 2010.

Iliran dan Uluan: Dinamika dan Dikotomi Sejarah Kultural Palembang. Yogyakarta: Eja Publisher.

Seno and Zusneli Zubir. 2016.

Marga dan Pemerintahan Desa di Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan. Padang: Balai Pelestarian Nilai Budaya Sumatera Barat.

Triharso. 1983.

Sekelumit tentang Pengelolaan Sumber Daya Alam Menurut Konsepsi Jawa. Yogyakarta: Proyek Javanologi.

Wargadalem, Farida R. 2017.

Kesultanan Palembang dalam Pusaran Konflik (1804-1825). Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia

REPRESENTASI “PEREMPUAN MATANG” DALAM MAJALAH PESONA (FEMINA GROUP) INDONESIA

Lina Meilinawati Rahayu

ABSTRACT
Tulisan ini menganalisis bagaimana “kematangan” perempuan ditampilkan melalui artikel-artikel dalam majalah Pesona. Majalah Pesona adalah majalah perempuan yang mengkhususkan diri pada segmen pembaca perempuan 35 tahun ke atas dengan mengusung motto: Life, Inspiration, Passion. Yang menjadi objek penelitian adalah artikel-artikel antara tahun 2010 sampai dengan tahun 2016. Dalam rentang waktu ini akan dianalisis bagaimana perempuan matang direpresentasikan dalam rubrik-rubrik yang dibahas.. Dari hasil analisis ditemukan bahwa artikel-artikel dalam majalah Pesona mengomunikasikan: representasi kematangan dalam menentukan pilihan, representasi kematangan emosi, representasi perempuan mandiri, berhasil, dan inspiratif, serta representasi problematika usia matang. Selain itu, motto majalah Pesona terejawantah dalam setiap artikelnya. Motto “life” diwakili oleh artikel-artikel yang membahas dan mengajak untuk mengisi dan menikmati hidup serta membuat hidup lebih penuh makna. Motto “inspiration” diwujudkan oleh artikel-artikel yang membahas berbagai hal yang dapat menginspirasi: mulai dari mode busana sampai makanan. Motto “Passion” diwujudkan dalam artikel yang membahas keberhasilan karena konsistensi pada passion yang dipilih.

This paper analyzes how the "maturity" of women is displayed through articles in Pesona magazine. The Pesona Magazine is a women's magazine specializing in women readers segment 35 years and above.. Enchantment carries the motto: Life, Inspiration, Passion as an identity for "established" women who are no longer looking for identity. As for the object of research are articles between the years 2010 to 2016. In the 6-year warsa will be analyzed how the mature woman is represented in the rubrics discussed. From the analysis results found: representation of maturity in determining choice, representation of emotional maturity, independent woman representation, succeed, and inspiration, and representation of maturity problematika. Besides, motto in magazine “Pesona” is manifested in the articles. The motto of ‘Life’ is represented by the articles which persuade the readers to fill, enjoy and also make the life more meaningful. Motto of ‘inspiration’ which written in the articles contain various things which inspire the readers: from fashion to food. Motto of ‘passion’ is manifested in the articles which contains all success accomplished due to the consistency and passion chosen.

KEYWORDS
perempuan matang, representasi, majalah wanita, umur 35+

FULL TEXT:PDF

REFERENCES
Tesis dan Jurnal

Kretz ,Valerie. 2009. Perceived Reality of Images of Women in Magazines. Tesis. Marquette University.

Chen, Eva. 2016. “Power Femininity” and Popular Women’s Magazines in China”International Journal of Communication 10 (2016), 2831–2852. National Chengchi University, Taiwan.

Zotos, Yorgos C. and Eirini Tsichla.“Female Stereotypes in Print Advertising: A Retrospective Analysis”. Procedia Social and Behavioral Sciences 148 (2014) 446 – 454.

Buku

Barker, Chris. 2004. Cultural Studies. Yogyakarta: Kreasi Wacana.

Hall, Stuart. (2003). “The Work of Representation” dalam Representation: Cultural Representation and Signifying Practices. Ed. Stuart Hall. London: Sage Publication.

Sobur, Alex. (2004). Analisis Teks Media. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Thornham, Sue. (2010). Teori Feminis dan Cultural Studies: Tentang Relasi yang belum Terselesaikan. Yogyakarta: Jalasutra.

Veeger, K.J. (1993). Realitas sosial: Refleksi filsafat sosial atas hubungan individu masyarakat dalam cakrawala sejarah sosiologi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Internet

Bradley, Steven. 2016 “An Introduction To Semiotics — Signifier And Signified” in web-design/semiotics-signifier-signified/.

National Institute of Mental Health. (2007, February 9). Study Tracks Prevalence of Eating Disorders. Retrieved February 16, 2010, from National Institutes of Health:http://www.nimh.nih.gov/science-news/2007/study-tracks-prevalence-of-eating-disorders.shtml

Majalah

Pesona, Oktober 2010/No. 10 Tahun VIII.

Pesona, Mei 2011/No.5 Tahun IX.

Pesona, Desember 2012/No. 12 Tahun X.

Pesona, Oktober 2013/No. 10 Tahun XI.

Pesona, November 2014/No. 11 Tahun XII.

Pesona, November 2015/No. 11 Tahun XIII.

Pesona, April 2016/No.4 Tahun XIV.

Pagelaran Seni Tradisional, Sumedang 2013 (4)

Pagelaran Seni Tradisional, Sumedang 2013 (5)

Lomba Lukis Kesejarahan - Sumedang 2013

Popular Posts