WILAYAH KERJA: PROVINSI JAWA BARAT, DKI JAKARTA, BANTEN, DAN LAMPUNG

SEJARAH MUNCULNYA PEMIKIRAN ISLAM LIBERAL DI INDONESIA 1970-2015

Samsudin Samsudin, Nina Herlina Lubis

ABSTRACT
Kemajuan yang dicapai oleh negara Barat dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan ekonomi, berakar pada trilogi liberalisme, pluralisme, dan sekularisme. Atas dasar itulah, beberapa tokoh Islam Indonesia ingin memajukan umatnya dengan trilogi tersebut. Dalam perjalanannya, tokoh Islam seperti Nurcholish Madjid dan Ulil Abshar menuai kritik dari Rasjidi dan Atiyan Ali. Puncaknya adalah ketika MUI mengeluarkan fatwa mengharamkan Islam liberal. Bagaimana gambaran sejarah masuk Islam liberal di Indonesia? Mengapa terjadi polemik Islam liberal di Indonesia? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, metode yang digunakan adalah metode sejarah, meliputi heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Berdasarkan hasil penelitian, sejarah Islam liberal di Indonesia terbagi ke dalam empat tahap, yaitu: Tahap awal ketika masih menyatu dengan pemikiran neo-modernisme. Kedua, pembentukan enam paradigma Islam liberal. Ketiga adanya kritik dan evaluasi pemikiran Islam liberal. Kemudian sebab terjadinya polemk pemikiran Islam liberal disebabkan oleh perbedaan paradigma berfikir dan metodologi memahami ajaran Islam dalam melihat realitas yang terjadi di masyarakat pada masa kontemporer.

The progress achieved by Western countries in the fields of science, technology and economics is rooted in liberalism, pluralism and secularism. For this reason, some Indonesian Muslim intellectuals want to reform their people accordingly. However, in working with these modern ideas, the polemics arose as those Muslim scholars such as Nurcholish Madjid and Ulil Abshar were criticized by Rasyidi and Atiyan Ali. This caused the MUI to issued a fatwa forbidding Liberal Islam. This study addressed two questions: How did liberal Islam come to Indonesia? Why did liberal Islam polemic occur in Indonesia? The method employed in this study is historical method which is comprised of heuristics, criticism or analysis, interpretation, and historiography. The result of the study shows that the history of liberal Islam in Indonesia was developed into four stages. First, when the thought of liberal Islam was still integrated with neo-modernism. Second, the establishment of six liberal Islam paradigms. Third, the emergence of criticism and evaluation toward it. Fourth, the polemic of liberal Islamic thought was caused by different paradigms and methodology in understanding the teaching of Islam that is compatible with the needs of contemporary society.

KEYWORDS
Liberal Islam, history, Liberal Islamic Scholar, polemic.

FULL TEXT:PDF

REFERENCES
Arsip

FUUI. 2002

Arsip Pernyataan Bersama ‘Ulama dan Umat Islam Jawa Barat, Jawa Tengah Tengah, dan Jawa Timur. Pada tanggal 1 Desember.

Majelis Ulama Indonesia. 2005.

Arsip Fatwa MUI tentang Pluralisme, Liberalisme, dan Sekulerisme tahun 26-29 Juli 2005.

Buku

Abdullah, Taufik dan Nina Herlina. 2012.

Indonesia dalam Arus Sejarah Jakarta: Ichtiar van Hoeve.

Abdullah, Taufik dan Fardaus Syam. 2012.

Indonesia dalam Arus Sejarah Jakarta: Ichtiar van Hoeve.

Al-Anshari Fauzan. 2003.

Melawan Konspirasi JIL (Jaringan Islam Liberal), Jakarta: Pustaka al- Furqan.

Bachtiar, Anwar. 2017.

Pertarungan Pemikiran Islam di Indonesia (Kritik-kritik Terhadap Islam Liberal dari H.M.Rasjidi Sampai INSIST). Jakarta: Alkautsar.

Barton, Greg. 1999.

Gagasan Islam Liberal di Insdonesia Pemikiran Neo-modernisme Nurcholish Madjid, Djohan Efendi, Ahamad Wahib dan Abdurahman Wahid.Terj. Nanang Tahqiq. Jakarta: Paramadina.

Echols, John M dan Hassan Shadly. 1987. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: Gramedia.

Hidayat, Asep, Samsudin, dan Dadan Rusmana. 2014.

Studi Islam Asia Tenggara. Bandung: Pustaka Setia.

Husaini, Adian. 2005.

Wajah Peradaban Barat (Dari Hegemoni Kristen dan Dominasi Sekuler-Liberal). Jakarta: Gema Insani.

________. 2010.

Virus Liberalisme di Perguruan Tinggi Islam, Yogyakarta: Ombak.

Jatnika, Eka Hendra. 2008.

Kontroversi Islam Liberal di Indonesia. Pontianak: STAIN Pontianak Press.

Kurzman, Charles. 2001.

Wacana Islam Liberal: Pemikiran Islam Kontemporer Tentang Isu- isu Global. Jakarta: Paramadina.

Khalil al-Qattan, Manna. 1987.

Studi Ilmu-Ilmu Qur’an. Terjemahan Mudzakir AS. Bogor: Litera Antar Nusa.

Madjid, Nurcholish. 2013.

Islam Ke Moderenan dan Keindonesiaan. Bandung: Mizan.

Mulia, Siti Musdah. 2008.

Menuju Kemandirian Politik Perempuan. Yogyakarta: Kibar Press.

Nasution, Harun. 1975.

Pembaharuan dalam Islam (Sejarah Pemikiran dan Gerakan). Jakarta: Bulan Bintang.

________. 2002.

Teologi Islam. Jakarta: UI Press.

________. 2016.

Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya. Jakarta: UI Press.

________. 1996.

Islam Rasional (Gagasan dan Pemikiran Prof Dr Harun Nasution). Bandung: Mizan.

Pribadi, Airlangga dan Y.R. Haryono. 2002. Post Islam Liberal (Membangun Dentuman Mentradisikian Eksperimentasi). Bekasi: Gugus Press.

Zuly Qodir. 2012.

Islam Liberal: Varian-Varian Liberalisme Islam di Indonesia 1991-200. Yogyakarta: LkiS.

Rachman, Budi Munawar. 2010. Sekulerisme, Liberalisme, dan Pluarlisme (Islam Progresif dan Perkembanagn Diskursusnya). Jakarta: Gramedia.

________. 2011. Ensiklopedi Nurcholish Madjid. Jakarta: Democracy Project.

________. 2018.

Reorientasi Pembaharuan Islam Jakarta:The Asia Foundation.

Riswanto, Arif Munandar. 2010. Buku Pintar Islam. Bandung: Mizan.

Rasjidi. 1972.

Koreksi Terhadap Drs Nurcholish Madjid Tentang Sekulerisasi. Jakarta: Bulan Bintang.

Yatim, Badry. 1993.

Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Raja Grafindo Prasada Yogyakarta: Tiara Wacana .

Surat Kabar dan Majalah

Al-Attas, Naquib.

“Mengantar Sebuah Dialog Terbuka”, dalam Panji Masyarakat, 21 Februari 1987.

Abdalla, Ulil Abshar. ”Menyegarkan Kembali Pemahaman Islam” yang di muat dalam HU Kompas, 8 November 2001.

Azra, Azyumardi.

“Faruki dan Studi Islam di Amerika”, dalam Panji Masyarakat, 11 Juli 1986.

Sumber Lisan/Informan

Abdalla, Ulil Abshar. (51 Tahun).

Pendiri dan mantan Kordinator Jaringan Islam Liberal (JIL). Wawancara di Bandung, 2018

Popular Posts