faujian esa gumelar, R.M. Mulyadi
ABSTRACT
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh ketertarikan peneliti kepada Ahmad Hassan, karena ketokohannya bisa membawa Persis yang merupakan organisasi yang relatif kecil secara keanggotaan, dapat memiliki pengaruh yang luas lewat perdebatan dan penerbitan yang dilakukannya. A. Hassan banyak melakukan polemik dengan berbagai tokoh penggerak paham kebangsaan seperti Soekarno dan Muchtar Luthfi. Topik yang banyak diperdebatkannya adalah mengenai paham kebangsaan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode historis yang meliputi empat tahapan, yaitu: 1) heuristik, 2) kritik sumber, 3) interpretasi, dan 4) historiografi. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, A. Hassan berpandangan bahwa umat Islam di Indonesia harus memperjuangkan asas Islam sebagai landasan perjuangan, dikarenakan segala sesuatu dalam kehidupan manusia baik dalam aspek sosial, politik maupun keagamaan harus selalu terintegrasi pada ajaran Allah dan semangat Islam. Pandangan A. Hassan ini nantinya akan berseberangan dengan Muhtar Luthfi bahwa Islam dan kebangsaan adalah satu napas perjuangan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya, mencinta tanah air artinya manusia sedang membumikan ajaran Islam di dunia. Persoalan mengenai Islam dan kebangsaan ini nantinya akan mewarnai polemik antara golongan Islam dan golongan nasionalis pada tahun 1930-an.
This research was motivated by the interest of researchers to Ahmad Hassan, because his figure could bring Persis which is a relatively small organization in membership, could have a broad influence through the debate and publishing he did. A. Hassan did a lot of polemic with various national figures such as Soekarno and Muchtar Lutfi. The topic of much debate is about nationalism. The method used in this study is the historical method which includes four stages, namely: 1) heuristics, 2) source criticism, 3) interpretation, and 4) historiography. Based on the results of the research that has been done, A. Hassan believes that Muslims in Indonesia must fight the principles of Islam as the basis of the struggle, because everything in human life both in social, political and religious aspects must always be integrated in the teachings of Allah and the spirit of Islam. A. Hassan's view will later be contradicted by Muhtar Luthfi that Islam and nationality are a breath of struggle that cannot be separated from each other, loving the homeland means that humans are grounding the teachings of Islam in the world. The issue of Islam and nationality will later color the polemic between Islamic groups and nationalists in the 1930s.
KEYWORDS
Ahmad Hassan, Persis, Paham Kebangsaan
FULL TEXT:PDF
REFERENCES
Buku
Al Ghifari dan Asmara. 2002.
Sejarah Perjuangan Pemuda Persis. Bandung: Mujahid Press.
Amien dkk. 2007.
Panduan Hidup Berjamaah Dalam Jam’iyah Persis. Bandung: Tafakur.
Anshari, Saifuddin. 2004.
Wawasan Islam. Jakarta: Gema Insani.
Bachtiar, Tiar Anwar dan Fauzan, Pepen Irfan. 2012.
Sejarah Pemikiran dan Aksi Politik Persis 1923-1997. Jakarta: Pembela Islam Media.
Bachtiar, Tiar Anwar. 2013.
Risalah Politik A.Hassan. Jakarta: Pembela Islam.
Daras, Roros. 2011.
Bung Karno vs Kartosuwiryo. Depok: Imania.
Djaja, Tamar. 1980.
Riwayat Hidup A.Hassan. Jakarta: Mutiara.
Federspiel, Howard.M. 1996.
Persatuan Islam: Pembaharuan Islam di Indonesia Abad XX. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Fospi. (2000).
Siapakah Persis menjadi Mujadid lagi?. Bandung: Alqa.
Gottschalk, Louis. 1975.
Mengerti Sejarah: Pengantar Metode Sejarah. Jakarta: Yayasan Penerbit Universitas Indonesia.
Hamka. 1982.
Ayahku: Riwayat Hidup Dr. H. Abdul Karim Abdullah dan Perjuangan Kaum Agama di Sumatera. Jakarta: Umminda.
Harun dan Sumarno. 2006.
Komunikasi Politik sebagai Suatu Pengantar. Bandung: Mandar Maju.
Hassan, Ahmad. 1972.
Islam dan Kebangsaan. Bangil: Pesantren Persis Bangil.
Kartodirdjo,S. 1992.
Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Kasenda, Peter. 2014.
Bung Karno Panglima Revolusi. Yogyakarta: Galang Pustaka.
Khaeruman, Badri. 2010.
Persatuan Islam: Sejarah Pembaruan Pemikiran. Bandung: FAPPI dan IRIS press.
Noer, Deliar. 1996.
Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900-1942. Jakarta: PT Pustaka LP3ES.
Pawito. 2009.
Komunikasi Politik. Jakarta: LKIS.
Pijper. 1984.
Beberapa Studi Tentang: Sejarah Islam di Indonesia 1900-1950. Depok: Universitas Indonesia (UI-Press).
Puar, Yusuf Abdullah. 1978.
Muhammad Natsir 70 Tahun: Kenang-kenangan Kehidupan dan Perjuangan. Jakarta: Pustaka Antara.
Ricklefs. 2007.
Sejarah Indonesia Modern. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Rosidi, Ajip. 1988.
M. Natsir Sebuah Biografi. Jakarta: Girimukti Pusaka.
Sumiento, H Aqib. 1985.
Politik Islam Hindia Belanda. Jakarta: LP3ES.
Sutherland. 1983.
Terbentuknya Sebuah Elite Birokrasi. Jakarta: Putaka Jaya.
Saydam, Ghouzali. 2010.
Ensiklopedi Tokoh Profesional Indonesia. Jakarta: Pustaka Reka Cipta.
Soekarno. 1963.
Di Bawah Bendera Revolusi. Jakarta: Di Bawah Bendera Revolusi.
Subhan SD. 2000.
Ulama-ulama Oposan. Bandung: Pustaka Hidayah.
Suhelmi, Ahmad. 2002. Polemik Negara Islam. Jakarta: Teraju.
Wildan, Dadan. 1995.
Sejarah Perjuangan Persis 1923-1983. Bandung: Gema Syahida.
________. 2000.
Pasang Surut Gerakan Pembaruan Islam di Indonesia. Bandung: Persis Press.
Van Niel. 1984.
Munculnya Elit Modern Indonesia. Jakarta: Pustaka Jaya.
Suat Kabar dan Majalah
Hassan, A. 1930.
“Rubrik Islam, Agama, Politik, Sosial”. Majalah Pembela Islam No. 6. Hlm.10.
________. 1931.
“Rubrik Islam, Agama, Politik, Sosial”. Majalah Pembela Islam No. 35.
________. 1933.
“Pentjela Kebangsaan”. Majalah Pembela Islam No. 19. Hlm. 3-4.
________. 1933.
“ Kebangsaan Islam dan Cara Kita Bercampur Tangan”. Majalah Pembela Islam No 61.
________. 1933.
“Bung Hadji Alias H. Mochtar Luthfi”. Majalah Pembela Islam No 62