WILAYAH KERJA: PROVINSI JAWA BARAT, DKI JAKARTA, BANTEN, DAN LAMPUNG

TOLERANSI KERAGAMAN PADA MASYARAKAT CIGUGUR KUNINGAN

Ani Rostiyati

ABSTRACT
Toleransi pada keragaman perlu dibangun agar masyarakat bisa hidup berdampingan secara damai, baik secara individual maupun kelompok. Masyarakat di Cigugur Kuningan merupakan contoh bagaimana toleransi pada keragaman agama dan kepercayaan terbangun dengan baik. Secara khusus, tujuan penelitian ini adalah mengungkapkan faktor apa saja yang menjadi penyebab adanya toleransi dan bagaimana wujud atau bentuk toleransi pada masyarakat Cigugur tersebut. Dari hasil penelitian terungkap bahwa ikatan darah atau kekeluargaan merupakan faktor solidaritas yang tinggi dibanding keyakinan keagamaan. Masyarakat merasa satu keturunan dari Kiai Madrais dan Pangeran Djatikusumah yang menjadi tokoh panutan dan pemersatu. Kesadaran komunitas ini merupakan the sacred yang merupakan bagian dari kepercayaan kolektif (collective belief). Memori kolektif ini sebagai salah satu simpul yang memungkinkan keutuhan masyarakat berkat adanya identitas yang sama. Makna kolektif inilah memainkan peran penting dalam menjaga solidaritas dan keutuhan masyarakat Cigugur Kuningan. Penelitian ini menggunakan metode dokumenter dan kualitatif. Adapun pengambilan data melalui observasi, wawancara, studi pustaka, dan foto.

Tolerance to diversity needs to be built so that people can live side by side peacefully, both individually and in groups. The community in Kuningan Cigugur is an example of how tolerance to religious diversity and trust is well established. In particular, the purpose of this study is to reveal what factors are the cause of tolerance and how it manifests or forms of tolerance in the Cigugur community. From the the research revealed that blood ties or familyhood is a factor of high solidarity compared to religious beliefs. The community feels one descendant from Kiai Madrais and Pangeran Djatikusumah who are role models and unifier. This awareness is ”the sacred” which is part of the collective belief. This collective memory is one of the reason that enables the integrity of society caused by same identity. This collectiveness played an important role in maintaining the solidarity and integrity of the community of the Kuningan Cigugur. This research conducted by using documentary and qualitative methods. The research data was collected through observation, interviews, literature studies, and photographs.

KEYWORDS
toleransi, keragaman, masyarakat Cigugur

FULL TEXT:PDF

REFERENCES

DAFTAR SUMBER
Makalah, Laporan Penelitian, Skripsi, Tesis, dan Jurnal

Ali, Muhammad. ”Mengapa Membumikan Paham Kemajemukan dan Kebebasan Beragama di Indonesia”. Makalah dalam diskusi publik yang diselenggarakan pusat studi Islam dan kenegaraan (PSIK) Univ. Paramadina, tgl 19 Juli 2006 Jakarta.

Hardianti, Rita. 2017.

Konsep Keluarga dan Kebebasan Beragam dalam Masyarakat Madrais. Skripsi. Program Studi Agama Fak. Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Nuh, Nuhrison. ”Paham Madrais/Adat Karuhun Muhammad Urang (AKUR) di Cigugur Kuningan. Studi tentang Agama dan Pelayan Hak-hak Sipil” dalam Harmoni Vol. X, No.3, Juli –September 2011. Hlm. 23-27.

Sirait, Arbi Mulya. ”Posisi dan Reposisi Kepercayaan Lokal di Indonesia” dalam Kurioritas edisi VIII Vol. 1 Juni 2015. Hlm 213.

Sabandiah, Raithah Noor. “Diskriminasi Terhadap Agama Tradisional Masyarakat Hukum Adat Cigugur” dalam De Jure Vol. 18 No.3, September 2018. Hlm. 335-352.

Buku

Azra, Azyumardi. 2003.

Pendidikan Multikultural, Membangun Kembali Indonesia Bhineka Tunggal Ika, dalam Tsaqofah.

Budiyono, AP.HD. 1993.

Membina Kerukunan Antar Umat Beragama 2. Yogyakarta: Yayasan Kanisius.

Dhakiri, Hanif. 2000.

Islam dan Pembebasan. Jakarta: Djambatan dengan Pena.

Durkheim, Emile. 2005.

Education and sociology. Jakarta: Kencana.

Hamdie, Ilham Masykuri. 2009.

Akar-Akar Pluralisme dan Dialog Antar Agama Dalam Sufisme. Jakarta: ICRP dan Kompas.

Kahmad, Dadang. 2009.

Sosiologi Agama. Bandung: Remaja Rosda karya.

Koentjaraningrat. 2002.

Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: PT. Gramedia.

Nafi‟ah, Ilman. 2010.

Gusdur di Mata Wong Cirebon. Yogyakarta: Pilar Media.

Nawawi, Hadari. 1994.

Metode Penelitian Ilmiah. Jakarta: Rineka Cipta.

Nugrahanto, Widyo. 2017.

Sejarah Singkat Aliran Kepercayaan atau aliran Kebatinan di Indonesia. Medan: Obelia Publisher.

Pratisti, Aliyuna. 2017.

Relativisme dan Toleransi dalam Wajah Islam Kejawen. Medan: Obelia Publisher.

Setiadi, Elly M. dan Usman Kolip. 2011. Pengantar Sosiologi Pemahaman Fakta dan Gejala Permasalahan Sosial: Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya. Jakarta: Kencana.

Suparlan, Supardi. 1995.

Agama Dalam Analisa dan Intrepetasi Sosiologi. Jakarta: Grafindo Persada.

Sutrisno, Mudji. 2004.

Teori-teori Kebudayaan. Yogyakarta: Kanisius.

Thalhas, 2006.

Pengantar Studi Ilmu Perbandingan Agama. Jakarta: Galura Pase.

Popular Posts