WILAYAH KERJA: PROVINSI JAWA BARAT, DKI JAKARTA, BANTEN, DAN LAMPUNG

NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL UPACARA ADAT NGIKIS DI SITUS KARANGKAMULYAN KABUPATEN CIAMIS

Sarip Hidayatloh

ABSTRACT
Upacara Adat Ngikis adalah upacara adat yang telah dilaksanakan secara turun-temurun oleh masyarakat Karangkamulyan. Upacara Adat Ngikis adalah salah satu tanda penghormatan terhadap leluhur masyarakat Karangkamulyan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung dalam Upacara Adat Ngikis di Situs Karangkamulyan Kabupaten Ciamis. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan etnografi. Upacara Adat Ngikis sudah dilaksanakan oleh delapan kuncen sejak tahun 1800-an yang terdiri atas 1) Wangsa Di Kara; 2) Karta Wisastra; 3) Haji Jakaria; 4) Jaya; 5) Basri; 6) Eundan Sumarsana; 7) Perdi; 8) Kistia. Pelaksanaan Upacara Adat Ngikis, meliputi serangkaian kegiatan yang dilaksanakan dari malam hari sampai dengan siang hari penuh. Kegiatan Ngikis berupa memagari Situs Batu Pangcalikan. Nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung dalam Upacara Adat Ngikis meliputi nilai religi, sosial kemasyarakatan, bahasa, seni, sejarah, budaya, ekonomi, pengetahuan dan pendidikan, etika, estetis , dan silih asah silih asih silih asuh.

Ngikis Traditional Ceremony is a traditional ceremony which has been carried out for generations by the Karangkamulyan community. This traditional ceremony is a sign of respect for the ancestors of the Karangkamulyan community. This study aims to determine the values of local wisdom contained in the Ngikis Traditional Ceremony at the Karangkamulyan Site in Ciamis Regency. This study is a type of qualitative research with an ethnographic approach. The Ngikis Traditional Ceremony has been held by around eight caretaker since the 1800s consisting of 1) Wangsa Di Kara; 2) Karta Wisastra; 3) Jakaria Hajj; 4) Jaya; 5) Basri; 6) Eundan Sumarsana; 7) Perdi; 8) Kistia. The procession of the Ngikis Traditional Ceremony, includes a series of activities carried out starting from the night until the afternoon. Ngikis activities include enclosing the Batu Pangcalikan Site or the King's Throne. The values of local wisdom contained in the Ngikis Traditional Ceremony include religious, social, language, art, history, culture, economics, knowledge and education, ethics, aesthetics (beauty), and sharpening each other, love each other, care for each other.

KEYWORDS
Nilai-Nilai Kearifan Lokal, Tradisi Ngikis

FULL TEXT:PDF

REFERENCES
Makalah, Skripsi, Tesis, dan Jurnal

Al-Ma’ruf, Ali Imron. 2013. Dialektika Bahasa dan Kebudayaan: Kajian Potensi Budaya dalam Bahasa Jawa. Jakarta: Prosiding Seminar Nasional Bahasa dalam Dimensi Kemasyarakatan dan Kebudayaan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Basyari, Iin Wariin. 2014. “Nilai-nilai Kearifan Lokal (Local Wisdom) Tradisi Memitu pada Masyarakat Cirebon (Studi Masyarakat Desa Setupatok Kecamatan Mundu)” dalam Edunomic 02 (01).

Fadila, Adlien. “Penanaman Nilai-nilai Estetika dan Karakter Melalui Motif Sarung Nusantara” dalam Prosiding Seminar Nasioal.

Kusmintayu, Norma. 2014. “Upacara Tradisional Sedekah Laut di Kabupaten Cilacap (Tinjauan Makna, Kearifan Lokal, dan Relevansinya dengan Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA/SMK).” [tidak diterbitkan].

Mustafa. “Petuah-petuah Leluhur dalam Wérékkada: Salah Satu Pencerminan Kearifan Lokal Masyarakat Bugis” dalam Kapata Arkeologi 13(2) tahun 2017: 151–62.

Qodariah, Lelly, and Laely Armiyati. “Nilai-nilai Kearifan Lokal Masyarakat Adat Kampung Naga Sebagai Alternatif Sumber Belajar” dalam Socia 10 (1) tahun 2013.

Sadilah, Emiliana. “Makna Simbolik Tradisi Prosesi di Greja Ganjuran” dalam Jantra 02 (03) tahun 2007: 167–76.

Sony, Dharsono., dan Nanang Ganda. “Memahami Seni dan Estetika” dalam Wacana 9 (1) tahun 2007: 124–26.

Buku

Geertz, Clifford. 1981.

Abangan, Santri, Priyai dalam Masyarakat Jawa. Jakarta: Pustaka Jaya.

Koentjaraningrat. 1990.

Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Nasution, Muhammad Syukri Albani, M. Nur Husein Daulay, Neila Susanti, and syafruddin Syam. 2015.

Ilmu Sosial Budaya Dasar. Jakarta: Rajawali Pers.

Raco, J.R. 2010.

Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Grasindo.

Satjadibrata. 1948.

Kamoes Basa Soenda (Katoet Ketjap-Ketjap Asing nu Geus Ilahar). Djakarta: Bale Poestaka.

Suryani NS, Ellis. 2010.

Kearifan Budaya Sunda. Ciamis: Pemerintah Kabupaten Ciamis Dinas Kebudayan dan Pariwisata.

Popular Posts