Rois Leonard Arios
ABSTRACT
Tulisan ini bertujuan menganalisis proses pertukaran sosial yang terjadi pada tradisi pantawan bunting pada suku bangsa Besemah di Kota Pagaralam. Tradisi ini merupakan bagian dari upacara perkawinan di mana pengantin (bunting) menghadiri undangan para kerabat dan tetangga untuk menikmati hidangan makanan dan minuman sehari sebelum acara sedekahan. Penelitian dilakukan dengan metode penelitian kualiatatif dengan data utama diperoleh melalui wawancara, pengamatan, dan studi literatur. Berdasarkan analisa data disimpulkan bahwa pemberian makanan dan minuman kepada pengantin (bunting) merupakan proses timbal balik antarkedua belah pihak. Si pemberi (tuan rumah) tidak berharap akan mendapatkan balasan finansial melainkan berupa keterlibatan si pengantin dalam aktivitas adat keluarga si pemberi
This paper aims to analyze the process of social exchange that occurs in the tradition of pantawan bunting in the besemah ethnic groups in the City of Pagaralam. This tradition is part of a wedding ceremony where the bride and groom (bunting) attend the invitation of relatives and neighbors to enjoy food and drink a day before the almsgiving event (sedekahan). The study was conducted with qualitative research methods with main data obtained through interviews, observations, and literature studies. Based on the analysis of the data it was concluded that the invitation to enjoy meals to the bride and groom (bunting) was a reciprocal process between the two parties. The giver (host) does not expect to get a financial reward but rather encourages the bride's involvement in the traditional activities of the giver's family.
KEYWORDS
bunting, pertukaran sosial, pantawan
FULL TEXT: PDF
REFERENCES
Jurnal, Makalah, dan Skripsi
Ambarwati, Retno Tri dan Hesti Asriwandari. “Tradisi Sinoman Sebagai Sistem Pertukaran Sosial Di Dalam Pelaksanaan Pesta Pernikahan Adat Jawa (Studi Pada Masyarakat Transmigrasi Di Desa Pasir Jaya Kecamatan Rambah Hilir Kabupaten Rokan Hulu)” dalam Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Fisip Universitas Riau, Vol. 1. No. 1 Tahun 2014. Hlm 1-15.
Arios, Rois Leonard. “Permukiman Tradisional Orang Basemah di Kota Pagaralam” dalam Jnana Budaya Volume 19, Nomor 2, Agustus 2014. Hlm 183 – 198.
Asrin, Sudjarwo, dan Pargito. “Tata Cara Budaya Perkawinan Suku Pasmah di Padang Guci” dalam Jurnal Studi Sosial Vol. 4 No. 3 Tahun 2016. Hlm 17-30.
Firnanda, Anissa. 2018. “Tradisi Pantauan sebagai Bentuk Pluralisme antar Dua Suku di Desa Lawang Agung Kecamatan Kedurang Bengkulu Selatan”. Makalah Pada Lomba Karya Tulis Ilmiah Tingkat SLTA Se Propinsi Sumatera Barat, Bengkulu, dan Sumatera Selatan yang diselenggarakan oleh BPNB Sumatera Barat.
Gunawardi. 2016. “Persepsi Masyarakat Terhadap Pertukaran Sosial Pada Kenduri di Gampong Alue Sungai Pinang Kecamatan Jeumpa Kabupaten Aceh Barat Daya”. Skripsi Program Studi Sosiologi FISIP Universitas Teuku Umar Aceh.
Buku
Afrizal. 2014.
Metode Penelitian Kualitatif: Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan Penelitian Kualitatif Dalam Berbagai Disiplin Ilmu. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Damsar, 2015.
Pengantar Teori Sosiologi. Jakarta: Prenadamedia Group.
Mulyana, Dedy 2008.
Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Ritzer, George dan Barry Smart. 2012.
Handbook Teori Sosial. Jakarta: Nusa Media.
Sakai, Minako. 2017.
Kacang tidak Lupa Kulitnya: Identitas Gumay, Islam dan Merantau di Sumatera Selatan. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Scott, John. 2012.
Teori Sosial: Masalah-Masalah Pokok dalam Sosiologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Suan, Ahmad Bastari, dkk. 2007a.
Tata Cara Adat Perkawinan Sukubangsa Besemah di Sumatera Selatan. Palembang: Dinas Pendidikan Nasional Propinsi Sumatera Selatan.
Suan, Ahmad Bastari, dkk. 2007b.
Atung Bungsu: Sejarah Asal Usul Jagat Besemah. Palembang: Pesake dan Pemerintah Kota Palembang.
Suan, Ahmad Bastari, dkk. 2008.
Besemah: Lampik Mpat Merdike Duwe. Palembang: Pesake dan Pemerintah Kota Palembang.
Informan
Firman (54 tahun).
Ketua lembaga adat Kota Pagaralam. Wawancara pada 20 Juni 2018.
Julita, Tina (26 tahun).
Pengantin. Wawancara pada 20 Juni 2018 di Pagaralam, via telepon pada 30 Juli 2018.
Kasim (70 tahun).
Tokoh adat dan ketua Yayasan Dempo Lestari. Wawancara pada 20 Juni 2018.
Ola, Sataruddin Cik (82 tahun).
Tokoh adat dan mantan ketua lembaga adat Kota Pagaralam. Wawancara pada 20 Juni 2018.
Suan, Ahmad Bastari (73 tahun).
Penulis sejarah dan budaya Basemah. Wawancara pada 2 Maret 2018 di Palembang, 23 Juni 2018 di Pagaralam, dan via telepon 5 Maret 2018.
Home »
Patanjala
» PERTUKARAN SOSIAL DALAM TRADISI PANTAWAN BUNTING PADA SUKU BANGSA BESEMAH DI KOTA PAGARALAM PROVINSI SUMATERA SELATAN