BKP Sambangi Balai Pelestarian Nilai Budaya Jabar
Baraya Kujang Pajajaran (BKP) menyambangi sejumlah instansi di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI maupun Pemerintah Provinsi Jawa Barat, yang menangani masalah pelestarian nilai budaya tradisional maupun arkeologi, di Bandung, Kamis (26/10/2017)
Tim yang ikut dalam misi ini terdiri dari 9 orang, yakni 6 orang berasal dari Bogor, dan 3 orang berasal dari Bandung, dipimpin oleh kasepuhan BKP, Wahyu Affandi Suradinata.
Ketua Pembina BKP, Gatut Susanta mengatakan, pihaknya menyambangi tiga instansi terkait, yakni Balai Pelestarian Nilai Budaya Wilayah Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten dan Lampung –Ditjen Kebudayaan Kemdikbud RI, Balai Arkeologi Jawa Barat – Pusat Arkeologi Nasional – Keimdikbud RI, dan Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat.
Dalam kunjungan ke BPNB, rombongan komunitas pemegang kujang pusaka Pajajaran ini diterima langsung oleh epala balai, Jumhari, yang didampingi sejumlah pimpinan dan peneliti.
BKP menyampaikan sejumlah data nilai budaya di wilayah Kabupaten dan Kota Bogor yang perlu pelestarian dan penanganan secara khusus oleh pihak BPNB Jawa Barat.
“Kami menyampaikan akan banyaknya nilai budaya yang berkembang secara tutur dan turun temurun di masyarakat yang perlu mendapatkan perhatian, karena Bogor merupakan ibu kota Kerajaan Pakuan Pajajaran. Perlu melestarikan berbagai warisan nilai tradisional yang ditinggalkan leluhur Pajajaran,” ujar Gatut.
Selanjutnya, pada kunjungan ke Balai Arkeologi Jawa Barat, BKP menyampaikan sejumlah penemuan situs di wilayah Bogor yang perlu mendapatkan perhatian pemerintah. Terutama Cagar Budaya Gunung Karst Ciampea yang memiliki nilai sejarah tinggi
Riwayat cagar budaya Gunung Karst sudah valid sebagai lokasi penemuan sejumlah arca di Museum Pasir Angin Bogor dan hanya berjarak sekitar 1 KM dari kawasan Situs Prasasti Batu Tapak Gajah Kerajaan Taruma Nagara di Ciaruteun, Cibungbulang.
Sedangkan kunjungan BKP ke Museum Perjuangan Jawa Barat, yang terletak di Jalam Dipati Ukur No 48, Bandung, diisi dengan mengamati sejumlah dokumen sejarah dan foto-foto perjuangan rakyat Jawa Barat dan Banten pada masa penjajahan Belanda.
Sementara itu, Roza Rahmadjasa Mintaredja alias Bah Oca mengatakan, kunjungan BKP ke sejumlah balai di Bandung memiliki arti strategis dalam upaya pelestarian nilai dan budaya tradisional Sunda. Sebagai ibu kota Kerajaan Pakuan Pajajaran, Bogor merupakan wilayah paling kaya akan nilai sejarah dan cagar budaya.
“Bogor memiliki kekayaan situs cagar budaya luar biasa. Yang tercatat ada sekitar 300 situs,” ujar Oca.
Cakra Sulanjana, selaku budayawan Bandung mengharapkan, berbagai yang memiliki tupoksi pelestarian nilai tradisional maupun penelitian artefak purba, dapat meningkatkan sinergitas dan perannya dalam upaya penyelamatan warisan cagar budaya Sunda.
“Berbagai balai terkait cagar budaya perlu berkolaborasi dengan para pihak, dengan melibatkan partsisipasi masyarakat agar memiliki tanggung jawab dan peran nyata dalam melestarikan nilai tradisional maupun cagar budaya,” ujar pria yang akrab disapa Ababil. (*)
Sumber: http://bogornews.com
Tim yang ikut dalam misi ini terdiri dari 9 orang, yakni 6 orang berasal dari Bogor, dan 3 orang berasal dari Bandung, dipimpin oleh kasepuhan BKP, Wahyu Affandi Suradinata.
Ketua Pembina BKP, Gatut Susanta mengatakan, pihaknya menyambangi tiga instansi terkait, yakni Balai Pelestarian Nilai Budaya Wilayah Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten dan Lampung –Ditjen Kebudayaan Kemdikbud RI, Balai Arkeologi Jawa Barat – Pusat Arkeologi Nasional – Keimdikbud RI, dan Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat.
Dalam kunjungan ke BPNB, rombongan komunitas pemegang kujang pusaka Pajajaran ini diterima langsung oleh epala balai, Jumhari, yang didampingi sejumlah pimpinan dan peneliti.
BKP menyampaikan sejumlah data nilai budaya di wilayah Kabupaten dan Kota Bogor yang perlu pelestarian dan penanganan secara khusus oleh pihak BPNB Jawa Barat.
“Kami menyampaikan akan banyaknya nilai budaya yang berkembang secara tutur dan turun temurun di masyarakat yang perlu mendapatkan perhatian, karena Bogor merupakan ibu kota Kerajaan Pakuan Pajajaran. Perlu melestarikan berbagai warisan nilai tradisional yang ditinggalkan leluhur Pajajaran,” ujar Gatut.
Selanjutnya, pada kunjungan ke Balai Arkeologi Jawa Barat, BKP menyampaikan sejumlah penemuan situs di wilayah Bogor yang perlu mendapatkan perhatian pemerintah. Terutama Cagar Budaya Gunung Karst Ciampea yang memiliki nilai sejarah tinggi
Riwayat cagar budaya Gunung Karst sudah valid sebagai lokasi penemuan sejumlah arca di Museum Pasir Angin Bogor dan hanya berjarak sekitar 1 KM dari kawasan Situs Prasasti Batu Tapak Gajah Kerajaan Taruma Nagara di Ciaruteun, Cibungbulang.
Sedangkan kunjungan BKP ke Museum Perjuangan Jawa Barat, yang terletak di Jalam Dipati Ukur No 48, Bandung, diisi dengan mengamati sejumlah dokumen sejarah dan foto-foto perjuangan rakyat Jawa Barat dan Banten pada masa penjajahan Belanda.
Sementara itu, Roza Rahmadjasa Mintaredja alias Bah Oca mengatakan, kunjungan BKP ke sejumlah balai di Bandung memiliki arti strategis dalam upaya pelestarian nilai dan budaya tradisional Sunda. Sebagai ibu kota Kerajaan Pakuan Pajajaran, Bogor merupakan wilayah paling kaya akan nilai sejarah dan cagar budaya.
“Bogor memiliki kekayaan situs cagar budaya luar biasa. Yang tercatat ada sekitar 300 situs,” ujar Oca.
Cakra Sulanjana, selaku budayawan Bandung mengharapkan, berbagai yang memiliki tupoksi pelestarian nilai tradisional maupun penelitian artefak purba, dapat meningkatkan sinergitas dan perannya dalam upaya penyelamatan warisan cagar budaya Sunda.
“Berbagai balai terkait cagar budaya perlu berkolaborasi dengan para pihak, dengan melibatkan partsisipasi masyarakat agar memiliki tanggung jawab dan peran nyata dalam melestarikan nilai tradisional maupun cagar budaya,” ujar pria yang akrab disapa Ababil. (*)
Sumber: http://bogornews.com
POLA INTERAKSI MASYARAKAT DI KALANGAN MANDALA WISATA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Judul | Pola Interaksi Masyarakat Di Kalangan Mandala Wisata Daerah Istimewa Yogyakarta |
Penulis/Editor | Wisnu Subagijo, Sumarsono, Herliswany, Mudjirahardjo / Mc. Suprapti |
Penerbit | Proyek Pengkajian dan Pembinaan Nilai-Nilai Budaya Pusat Direktorat Sejarah dan Niali Tradisional Direktorat Jenderal Kebudayaan Depdikbud |
Cetakan | 1994/1995 |
Tebal | xiv + 158 halaman |
Desain Sampul |
SEJARAH PERLAWANAN TERHADAP IMPERIALISME DAN KOLONIALISME DI KALIMANTAN TIMUR
Judul | Sejarah Imperialisme Dan Kolonialisme Di Kalimantan Timur |
Penulis/Editor | Tarib Koestarta, Fidy Finandar, M. Noor ARS, Hasjim Ahmad, Sjahrial Hanan/ R.Z. Leirissa dkk. |
Penerbit | Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional Direktorat Sejarah Dan NIlai Tradisional Depdikbud |
Cetakan | 1983/1984 |
Tebal | 114 halaman |
Desain Sampul |
AJARAN-AJARAN DALAM NASKAH SINGHALANGGHYALA PARWA
Judul | Ajaran-Ajaran Dalam Naskah Singhalangghyala Parwa |
Penulis/Editor | A.A. Gde Alit Geria / I Made Purna |
Penerbit | Proyek Pengkajian Dan Pembinaan Nilai-Nilai Budaya Direktorat Sejarah dan NIlai Tradisional Direktorat Jenderal Kebudayaan Depdikbud |
Cetakan | 1996 |
Tebal | viii + 132 halaman |
Desain Sampul |
KEPULAUAN RIAU PADA MASA DOLLAR
Judul | Kepulauan Riau Pada Masa Dollar |
Penulis/Editor | Sri Sutjiatiningsih, Gatot Winoto/ M. Sanggupri Bochari |
Penerbit | Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional Direktorat Sejarah Dan Nilai Tradisional Direktorat Jenderal Kebudayaan Depdikbud |
Cetakan | 1999 |
Tebal | xii + 107 halaman |
Desain Sampul |
NILAI-NILAI BUDAYA BALI DALAM PERTUNJUKKAN TARI CAKEPUNG
Judul | Nilai-Nilai Budaya Bali Dalam Pertunjukkan Tari Cakepung |
Penulis/Editor | IGN Arinton Pudja, I Made Seraya, Ida Bagus Mayun/ Made Purna |
Penerbit | Proyek Penenlitian Dan Pengkajian Kebudayaan Nusantara |
Cetakan | 1991 |
Tebal | viii + 77 halaman |
Desain Sampul |
HIKAYATA GULAM
Judul | Hikayat Gulam |
Penulis/Editor | Nikmah A. Soenardjo |
Penerbit | Pusat Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa Depdikbud |
Cetakan | 1978 |
Tebal | ix + 221 halaman |
Desain Sampul |
HIKAYAT BAKHTIAR
Judul | Hikayat Bahtiar |
Penulis/Editor | Edwar Djamaris |
Penerbit | Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud |
Cetakan | 1978 |
Tebal | xi + 79 halaman |
Desain Sampul |
PERKEMBANGAN MEDIA KOMUNIKASI DI DAERAH : RADIO RIMBA RAYA DI ACEH
Judul | Perkembangan Media Komunikasi Di Daerah : Radio Rimba Raya Di Aceh |
Penulis/Editor | Rusdi Sufi / Pius Suryo Haryono |
Penerbit | Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional , Direktorat Sejarah Depdikbud |
Cetakan | 1999 |
Tebal | xii + 98 halaman |
Desain Sampul |
DAMPAK MODERNISASI TERHADAP HUBUNGAN KEKERABATAN DAERAH BENGKULU
Judul | Dampak Modernisasi Terhadap Hubungan Kekerabatan Daerah Bengkulu |
Penulis/Editor | Badrul Munir Hamidy, Tarmizi Sata, Thamrin Fajar, Suhandi /H.R.J. Siregar |
Penerbit | Proyek Inventarisasi Dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah Bengkulu |
Cetakan | 1990 / 1991 |
Tebal | 117 halaman |
Desain Sampul |