Dedi Taufik, Angklung Bisa Harus Terus Lakukan Ekspansi ke Seluruh Penjuru Nusantara
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat Dedi Taufik mengharapkan kesenian Angklung dapat diekspansi ke seluruh penjuru Nusantara. Hal tersebut sesuai dengan Undang-undang Pemajuan Kebudayaan dan komitmen Gubernur Jawa Barat dalam mengembangkan budaya di Jawa Barat.
“Kita perlu lakukan ekspansi karena komitmen Bapak Gubernur terutama dengan pengembangan pusat budaya dan lain sebagainya. Kemudian menjadi concern Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk mengenalkan Angklung ini kalau bisa suaranya itu terdengar dari Sabang sampai Merauke. Kemarin kita coba di Sorong dan Jayapura, anak-anak Papua memainkan angklung di sana,” kata Dedi Taufik dalam sambutannya saat mewakili Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil di acara Angklung Nation ‘Angklung Bihari, Kamari, Kiwari’ yang digelar di Teater Tertutup Dago Tea House, Gedung Taman Budaya Jawa Barat, Selasa 16 November 2021.
Angklung Nation ‘Angklung Bihari, Kamari, Kiwari’ yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI melalui Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Jawa Barat dalam rangka memperingati Hari Angklung Dunia (Angklung Day) setiap tanggal 16 November 2021.
“Sejak angklung diakui UNESCO November 2010 lalu, masyarakat Jawa Barat tidak pernah mengendur dalam menjaga, melestarikan, memanfaatkan dan mengembangkan kesenian Angklung,” ujar Dedi Taufik.
Dikatakan Dedi Taufik, sebagai bentuk tanggungjawab Pemerintah Jawa Barat melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat membentuk Sub-Unit Rumah Angklung. “Sebagai Ruang Publik, Rumah Angklung mewadahi segala bentuk terkait kegiatan kesenian angklung,” ujar Dedi Taufik.
Diharapkan Dedi Taufik, peringatan Hari Angklung Sedunia dijadikan momentum menjadikan Jawa Barat Juara Lahir Bathin dengan kolaborasi dan inovasi dalam membangun Jawa Barat. “Saya menghimbau agar kegiatan seni angklung dapat terus ditingkatkan disemua lapisan masyarakat,” pungkas Dedi Taufik.
Acara diselenggarakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI melalui Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Jawa Barat dalam rangka memperingati Hari Angklung Dunia (Angklung Day) setiap tanggal 16 November 2021.
Acara berupa pertunjukan musik Angklung yang menampilkan maestro dan sanggar-sanggar dari komunitas angklung terpilih sebagai bentuk kepedulian dalam pelestarian dan pengembangan angklung yang ada di wilayah Jawa Barat.
Kegiatan ini turut dimeriahkan oleh Angklung Buhun Awisada, Sanggar Angklung Star Management, Angklung Orchestra Iwung, Angklung SORA, Angklung DJ, Rita Tilla, Ida Rosida Mang Koko, Manshur Angklung, Yadi Mulyadi, Whayan Christiana, Abun Somawijaya, Ferdinan Manasye, dan Snep. (heriyanto)
Sumber: https://portalbandungtimur.pikiran-rakyat.com/budaya/pr-943036875/dedi-taufik-angklung-bisa-harus-terus-lakukan-ekspansi-ke-seluruh-penjuru-nusantara?page=2
Lewat Angklung Nation, BPNB Peringati Hari Angklung se Dunia
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia melalui Balai Pelestarian Nilai Budaya Provinsi Jawa Barat (BPNB Provinsi Jawa Barat) peringati Hari Angklung Sedunia. Rangkaian acara Angklung Nation bertajuk Bihari, Kamari, Kiwari di gelar di gedung Teater Tertutup Taman Budaya Jawa Barat, Selasa 16 November 2021 malam.
”Sudah 11 tahun Angklung dikukuhkan oleh UNESCO sebagai warisan budaya tak benda asli dari Indonesia. Setelah tanggal 16 November 2010, angklung ditetapkan sebagai salah satu ‘Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity’ atau budaya tak benda dari UNESCO,” ujar Kepala BPNB Provinsi Jawa Barat Jumhari.
Tahun ini BNPB Provinsi Jawa Barat menurut Jumhari, mengangkat tema Hari Angklug Seduania, ‘Bihari, Kamari, Kiwari’. Artinya, Angklung Bihari, angklung untuk masa lalu atau silam atau angklung buhun, Angklung Kamari atau angklung kemarin, angklung masa Pa Daeng, dan Angklung Kiwari atau angklung masa sekarang yang merupakan angklung pengembangan atau angklung kreasi.
Pertunjukan Angklung Nation menurut Jumhari, merupakan pertunjukan angklung dengan berbagai genre musik angklung berdasarkan perkembangan sejarah, mulai dari angklung buhun, angklung Pa Daeng, angklung toel, hingga tiba pada angklung kreasi yang terus dinamis mengikuti perkembangan zaman. Pertunjukan ini dikemas semenarik mungkin dengan menghadirkan para musisi profesional dalam musik angklung.
Pertunjukan Angklung Nation diakui Jumhari sebagai ‘pelopor" pertunjukan angklung yang memiliki makna nilai, sejarah, edukatif, entertainment, dan industri. “Hingga dapat dijadikan barometer pertunjukan angklung UNESCO setiap tanggal 16 November setiap tahunnya di Indonesia maupun di Dunia,” ujar Jumhari.
BPNB Provinsi Jawa Barat menurut Jumhari, memiliki tugas dan fungsi untuk melakukan perlindungan, pelestarian, pengembangan, dan pemanfaatan nilai budaya. “Sudah selayaknya terdepan dan berperan penting dalam mewujudkan berbagai bentuk aktivitas pelestarian nilai budaya,” tegas Jumhari.
Pada rangkaian peringatan Hari Angklung Se Dunia 2021 Balai Pelestarian Nilai Budaya Provinsi Jawa Barat mempersembahkan Angklung Nation, ‘Bihari, Kamari, Kiwari’ dengan menampilkan Angklung BPNB Provinsi Jawa Barat, Angklung Buhun Awisada, Sanggar Angklung Star Management, Angklung Orchestra Iwung, Angklung SORA (Sound of Heritrage) dan DJ Angklung. Juga turut tampil, penyanyi Ida Rosida dan Rita Tila serta Manshur Angklung. (heriyanto)
Sumber: https://portalbandungtimur.pikiran-rakyat.com/budaya/pr-943032123/lewat-angklung-nation-bpnb-peringati-hari-angklung-se-dunia
Golok hingga Asinan Betawi Resmi jadi Warisan Budaya Tak Benda
Kementerlan Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menetapkan 6 Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) asal Provinsi DKI Jakarta pada Kamis, 28 Oktober 2021. Penetapan WBTB DKI Jakarta ini hasil kolaborasi Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta, Lembaga Kebudayaan Betawi (LKB), dan Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Jawa Barat.
Mengutip laman resmi LKB, kebudayaanbetawi.com, Ahad, 7 November 2021, enam warisan budaya tak benda asal DKI Jakarta ini adalah: Tamat Quran Betawi (adat istiadat masyarakat, ritus, dan perayaan-perayaan), Silat Gerak Saka (tradisi lisan dan ekspresi), Panggal Betawi, Sayur Sambal Godok Betawi, Asinan Betawi, dan Golok Betawi (keterampilan dan kemahiran kerajinan tradisional).
WBTB merupakan berbagai praktik, representasi, ekspresi, pengetahuan, keterampilan berikut instrumen, obyek, artefak dan ruang-ruang budaya yang terkait, yang menunjukkan bahwa masyarakat, kelompok, dan dalam beberapa kasus perorangan merupakan bagian dari warisan budaya tersebut.
WBTB diwariskan dari generasi ke generasi yang secara terus-menerus dihidupkan kembali oleh masyarakat dan kelompok dalam merespons lingkungan di sekitarnya. Di dalamnya ada interaksi mereka dengan alam dan sejarah, dan memberikan rasa identitas yang berkelanjutan, dalam menghargai perbedaan budaya dan kreativitas manusia.
Kemendikbudristek menyebut warisan budaya tak benda bersifat tak dapat dipegang (intangib/e/abstrak), seperti konsep dan teknologi; dan sifatnya dapat berlalu dan hilang seiring waktu dan perkembangan zaman, seperti misalnya bahasa, musik, tari, upacara, serta berbagai perilaku terstruktur lain.
Sumber: https://metro.tempo.co/read/1525838/golok-hingga-asinan-betawi-resmi-jadi-warisan-budaya-tak-benda/full&view=ok
Mengutip laman resmi LKB, kebudayaanbetawi.com, Ahad, 7 November 2021, enam warisan budaya tak benda asal DKI Jakarta ini adalah: Tamat Quran Betawi (adat istiadat masyarakat, ritus, dan perayaan-perayaan), Silat Gerak Saka (tradisi lisan dan ekspresi), Panggal Betawi, Sayur Sambal Godok Betawi, Asinan Betawi, dan Golok Betawi (keterampilan dan kemahiran kerajinan tradisional).
WBTB merupakan berbagai praktik, representasi, ekspresi, pengetahuan, keterampilan berikut instrumen, obyek, artefak dan ruang-ruang budaya yang terkait, yang menunjukkan bahwa masyarakat, kelompok, dan dalam beberapa kasus perorangan merupakan bagian dari warisan budaya tersebut.
WBTB diwariskan dari generasi ke generasi yang secara terus-menerus dihidupkan kembali oleh masyarakat dan kelompok dalam merespons lingkungan di sekitarnya. Di dalamnya ada interaksi mereka dengan alam dan sejarah, dan memberikan rasa identitas yang berkelanjutan, dalam menghargai perbedaan budaya dan kreativitas manusia.
Kemendikbudristek menyebut warisan budaya tak benda bersifat tak dapat dipegang (intangib/e/abstrak), seperti konsep dan teknologi; dan sifatnya dapat berlalu dan hilang seiring waktu dan perkembangan zaman, seperti misalnya bahasa, musik, tari, upacara, serta berbagai perilaku terstruktur lain.
Sumber: https://metro.tempo.co/read/1525838/golok-hingga-asinan-betawi-resmi-jadi-warisan-budaya-tak-benda/full&view=ok
BPNB Jabar Gelar Festival Kesenian Warisan Indonesia, Tampilkan 46 Kesenian dari 6 Daerah di Jabar
Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Jabar menggelar festival kesenian 2021. Festival kali ini dikemas dengan konsep dalam jaringan bertema 'Warisan Indonesia'. Ada ratusan seniman dari enam kabupaten di Jabar yang terlibat di festival kesenian ini.
Festival kesenian di tengah pandemi ini jadi upaya BPNB Jabar dalam melestarikan nilai-nilai budaya. BPNB Jabar menggandeng aktor sekaligus traveller, Adhin Abdul Hakim. Tayangan festival ini juga bisa dilihat melalui platform youtube @BPNBJabar.
Kepala BPNB Jabar, Jumhari menerangkan festival yang masuk dalam kegiatan tahunan ini biasa dilaksanakan di satu lokasi dengan menghadirkan seni budaya dari berbagai daerah.
Tetapi, di masa pandemi ini, pihaknya lakukan terobosan baru dengan menggelar pertunjukan di tempat asal seniman dan pekerja budaya.
"Kami tetap ingin tampilkan beragam ekspresi budaya dari seniman dan pekerja budaya dengan konsep yang berbeda sebagai bukti bahwa di masa pandemi, kebudayaan masih tetap berjalan," katanya, di Bandung, Senin (6/9/2021).
Jumhari juga menambahkan program desa pemajuan kebudayaan bekerjasama dengan beberapa pihak. Seperti Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, hingga seniman dan pekerja budaya. Tujuannya, kata dia, membangun desa mandiri lewat peningkatan ketahanan dan kontribusi budaya desa.
"Desa itu akar atau asal identitas budaya Indonesia dan paradigma pembangunan kebudayaan harus dimulai dari unit kebudayaan terkecil, yakni desa," ujarnya.
Kepala Sub Bagian Tata Usaha, BPNB Jabar, Hendra Gunawan mengatakan bahwa program ini dilakukan maraton selama sebulan.
Hendra menyebut perekaman pertunjukan sebanyak 46 kesenian dari enam kabupaten di Jabar. Seperti Kabupaten Pangandaran, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Garut, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Cianjur, dan Kabupaten Sukabumi.
"Konsep baru pada gelaran festival kesenian 2021 ini dikemas menarik menjadi tayangan televisi dan youtube. Kami berharapnya dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat," ucapnya.
Hendra juga menilai festival ini tak hanya tampilkan kreasi panggung seniman dan pekerja budaya. Namun mereka memuat 10 objek pemajuan kebudayaan, seperti tradisi lisan, manuskrip, adat istiadat, ritus, pengetahuan tradisional, teknologi tradisional, seni, bahasa, permainan rakyat, hingga olahraga tradisional.
"Lewat tayangan kami bisa tampilkan 10 objek pemajuan kebudayaan sekaligus. Misalnya di Desa Sukamulya, Kecamatan Langkaplancar, Kabupaten Pangandaran menampilkan seni Ronggeng Gunung, akulturasi budaya Ebeg, tradisi lisan Kidung, dan pengetahuan tradisional Pindang Gunung," katanya.
Sumber: https://jabar.tribunnews.com/2021/09/06/bpnb-jabar-gelar-festival-kesenian-warisan-indonesia-tampilkan-46-kesenian-dari-6-daerah-di-jabar
Festival kesenian di tengah pandemi ini jadi upaya BPNB Jabar dalam melestarikan nilai-nilai budaya. BPNB Jabar menggandeng aktor sekaligus traveller, Adhin Abdul Hakim. Tayangan festival ini juga bisa dilihat melalui platform youtube @BPNBJabar.
Kepala BPNB Jabar, Jumhari menerangkan festival yang masuk dalam kegiatan tahunan ini biasa dilaksanakan di satu lokasi dengan menghadirkan seni budaya dari berbagai daerah.
Tetapi, di masa pandemi ini, pihaknya lakukan terobosan baru dengan menggelar pertunjukan di tempat asal seniman dan pekerja budaya.
"Kami tetap ingin tampilkan beragam ekspresi budaya dari seniman dan pekerja budaya dengan konsep yang berbeda sebagai bukti bahwa di masa pandemi, kebudayaan masih tetap berjalan," katanya, di Bandung, Senin (6/9/2021).
Jumhari juga menambahkan program desa pemajuan kebudayaan bekerjasama dengan beberapa pihak. Seperti Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, hingga seniman dan pekerja budaya. Tujuannya, kata dia, membangun desa mandiri lewat peningkatan ketahanan dan kontribusi budaya desa.
"Desa itu akar atau asal identitas budaya Indonesia dan paradigma pembangunan kebudayaan harus dimulai dari unit kebudayaan terkecil, yakni desa," ujarnya.
Kepala Sub Bagian Tata Usaha, BPNB Jabar, Hendra Gunawan mengatakan bahwa program ini dilakukan maraton selama sebulan.
Hendra menyebut perekaman pertunjukan sebanyak 46 kesenian dari enam kabupaten di Jabar. Seperti Kabupaten Pangandaran, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Garut, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Cianjur, dan Kabupaten Sukabumi.
"Konsep baru pada gelaran festival kesenian 2021 ini dikemas menarik menjadi tayangan televisi dan youtube. Kami berharapnya dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat," ucapnya.
Hendra juga menilai festival ini tak hanya tampilkan kreasi panggung seniman dan pekerja budaya. Namun mereka memuat 10 objek pemajuan kebudayaan, seperti tradisi lisan, manuskrip, adat istiadat, ritus, pengetahuan tradisional, teknologi tradisional, seni, bahasa, permainan rakyat, hingga olahraga tradisional.
"Lewat tayangan kami bisa tampilkan 10 objek pemajuan kebudayaan sekaligus. Misalnya di Desa Sukamulya, Kecamatan Langkaplancar, Kabupaten Pangandaran menampilkan seni Ronggeng Gunung, akulturasi budaya Ebeg, tradisi lisan Kidung, dan pengetahuan tradisional Pindang Gunung," katanya.
Sumber: https://jabar.tribunnews.com/2021/09/06/bpnb-jabar-gelar-festival-kesenian-warisan-indonesia-tampilkan-46-kesenian-dari-6-daerah-di-jabar