Sejarah menjadi faktor yang penting dalam menggelorakan setiap potensi masyarakat di daerah-daerah sebagai modal sosial pembangunan. Kesadaran yang diikat oleh rasa sosio-kultural yang sama, memunculkan solidaritas sosial yang mendorong partisipasi intensif segenap komponen masyarakat menjadi salah satu penentu seksesnya pembangunan di daerah. Fenomena putra daerah yang muncul di ranah politik merupakan bagian dari tumbuhnya sentimen sosial dengan latar kultural.
Demikian, salah satu hal yang mengemuka pada seminar sejarah “Menggali Nilai-nilai Kepahlawanan Tokoh-tokoh Kuningan” yang diselenggarakan Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional (BPSNT) Bandung, yang diikuti sekitar 150 peserta dari berbagai kalangan tokoh masyarakat, generasi muda, LSM, guru sejarah, mahasiswa, siswa SMTP/A serta sejarahwan se Kab.Kuningan, berlangsung di Aula Bappeda Kuningan, Selasa (26/7).
Bupati Kuningan H.Aang Hamid Suganda saat membuka secara resmi seminar yang diwakili Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya, Uus Rusnandar, menegaskan, dalam buku perjuangan rakyat Kuningan masa revolusi kemerdekaan (2006) yang disusun DHC Angkatan 45, tergambar bahwa perjuangan masyarakat Kuningan begitu gigih dalam merebut dan mempertahankan serta mengisi kemerdekaan yang ditunjukkan putra-putra terbaik Kuningan.
Namun, seiring perkembangan zaman, ada rasa khawatir apabila bukti sejarah mengenai peran penting perjuangan rakyat Kuningan itu tidak tercatat dalam memori, jiwa dan semangat generasi penerus bahkan bisa berakibat hilangnya kebanggaan dan ruh heroisme perjuangan leluhur Kuningan.
“Oleh karena itu, saya menaruh apresiasi yang mendalam dilaksanakannya seminar sejarah untuk membangun watak dan sikap bangsa dengan menggali nilai-nilai kepahlawanan tokoh-tokoh Kuningan sehingga tertanam jiwa patriotisme generasi penerus,” paparnya.
Dalam seminar tersebut, menampilkan nara sumber Prof.Dr.Hj. Nina Herlina Lubis, MS dengan topik mencari tokoh pahlawan nasional, topik peranan tokoh Kuningan dari masa pergerakan hingga revolusi kemerdekaan oleh DR.H.Mumuh Muhsin, Kepemimpinan tokoh Kuningan sebagai teladan oleh Dodo Suwondo serta kesaksian dan pengalaman masa revolusi disampaikan Letkol (Purn) Soepardi.
Kuningan pun, pernah mengajukan tokoh pejuangnya bernama Kiyai Hasan Maolani yang telah melakukan gerakan sosial dari Desa Lengkong Kec.Garawangi (1779-1874) untuk menjadi pahlawan nasional. Namun, ketokohan KH Hasan Maolani yang lebih dikenal dengan sebutan “Eyang Menado” karena diasingkan dan meninggal di Menado (Sulawesi Utara), sudah diusulkan sebanyak dua kali tahun 2007 dan 2008, tapi ditolak karena bukti-bukti historis tentang perjuangannya dianggap kurang memadai. “Padahal masyarakat Kuningan sangat mengharapkan agar KH Hasan Maolani sebagai pahlawan nasional,” tutur seorang peserta seminar. (A-164/A-88)***
Sumber:
http://www.pikiran-rakyat.com