Soreang - Juru kunci Kampung Kendan, Desa Citaman, Kecamatan Nagreg, Kab. Bandung, Wa Ikim (55), yakin bahwa di wilayahnya saat ini, dahulu kala pernah berdiri kerajaan Kendan. Sebagai bukti, ia memiliki bongkahan logam mirip mahkota yang diduga pernah dipakai oleh Raja Kendan keturunan keempat, Wretikandayun.
"Awalnya didapat dari bisikan gaib, yang kemudian mengarahkan saya ke suatu tempat kemudian saya disuruh menggali. Waktu digali, di sekitar logam itu dikelilingi batu kecil dengan bagian atasnya ditumpangi batu besar," katanya kepada "PRLM", Selasa (6/9).
Selain memiliki logam yang diduga mahkota, dia juga mendapatkan belati dengan corak gambar naga serta keris kecil. “Untuk belati bercorak naga emas itu, didapat langsung dari sosok gaib yang datang begitu saja menyerahkan belati itu. Sementara keris kecil, saya dapat dari leluhur," ujarnya saat ditemui di Kampung Kendan.
Ketika ditanya mengenai waktu medapatkan tiga pusaka itu, ia mengaku mendapatkannya dalam kurun waktu dari 1977 hingga sekarang. “Ketiga pusaka itu saya yakini merupakan peninggalan Kerajaan Kendan yang berdiri antara abad ke 7 atau 8 dengan Raja Resiguru Manikmaya,” katanya.
Wa Ikim juga meyakni bahwa di Gunung Sanghyang Anjung, tak jauh dari Nagreg, terdapat dua makam yang diyakini makam dari Resiguru Manikmaya dan Dewi Tirtakencana. “Semua itu menunjukkan bahwa Kerajaan Kendan benar adanya,” tuturnya.
Menurut Nandang Rusnandar, Peneliti Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional (BPSNT) Bandung, mahkota itu hingga sekarang belum pernah diteliti oleh pihaknya. Namun, pada 2007 lalu ia sempat melihat bahkan mengenakan mahkota itu dikepalanya.
“Saya waktu itu tidak direncanakan untuk pergi ke rumah Juru Kunci Kampung Kendan. Tapi entah kenapa saya kemudian pergi ke Nagreg. Dan, bertemu Wa Ikim, disanalah Wa Ikim berbicara bahwa saya tamu yang ia tunggu-tunggu,” ucapnya di Kantor BPSNT Bandung, Cisaranten, Kota Bandung.
Menurut dia, pihaknya akan segera berkoordinasi dengan berbagai pihak termasuk Balai Arkeologi Bandung untuk meneliti penemuan itu. Pihaknya pun akan meneliti tentang sejarah sosial budaya yang bisa diungkap dari mahkota itu. “Kalau saya menilai, mahkota itu merupakan salah satu peninggalan dari Kerajaan Kendan. Mahkota semacam itu tidak sembarangan ditemukan,” tutur Nandang.
Sementara itu, Arkeolog Balai Arkeologi Bandung, Nanang Saptono yang ditemui “PRLM” di ruang kerjanya mengatakan, pihaknya sudah meninjau penemuan bongkahan logam yang diduga mahkota peninggalan kerajaan Kendan dan makam di Gunung Sangyang Anjung pada akhir 2010. Dan hasil identifikasinya adalah itu bukan mahkota melainkan barang biasa saja yang terpotong dan membentuk seperti mahkota.
“Waktu itu kita punya tim, salah satunya saya yang ditugaskan untuk mengecek kelokasi tempat penemuan benda-benda bersejarah itu. Dan, setelah ditinjau serta dianalisa, benda yang diduga mahkota itu merupakan pipa alumunium yang dipotong dengan teknologi zaman sekarang,” kata Nanang.
Menurut Nanang, potongan itu membentuk berupa mahkota dengan bentuk atasnya yang tidak rata. “Dari analisa bentuk itu bukan peninggalan zaman kerajaan Kendan,” katanya.
Menuru dia, keberadaan Kerajaan Kendan saat ini baru bisa dibuktikan dengan beberapa naskah. Sementara, bentuk peninggalannya berupa prasasti belum bisa ditemukan hingga sekarang. Oleh karena itu, pihaknya belum bisa memastikan tentang keberadaan kerajaan Kendan itu sendiri. (A-194/das)
Sumber: http://www.pikiran-rakyat.com
"Awalnya didapat dari bisikan gaib, yang kemudian mengarahkan saya ke suatu tempat kemudian saya disuruh menggali. Waktu digali, di sekitar logam itu dikelilingi batu kecil dengan bagian atasnya ditumpangi batu besar," katanya kepada "PRLM", Selasa (6/9).
Selain memiliki logam yang diduga mahkota, dia juga mendapatkan belati dengan corak gambar naga serta keris kecil. “Untuk belati bercorak naga emas itu, didapat langsung dari sosok gaib yang datang begitu saja menyerahkan belati itu. Sementara keris kecil, saya dapat dari leluhur," ujarnya saat ditemui di Kampung Kendan.
Ketika ditanya mengenai waktu medapatkan tiga pusaka itu, ia mengaku mendapatkannya dalam kurun waktu dari 1977 hingga sekarang. “Ketiga pusaka itu saya yakini merupakan peninggalan Kerajaan Kendan yang berdiri antara abad ke 7 atau 8 dengan Raja Resiguru Manikmaya,” katanya.
Wa Ikim juga meyakni bahwa di Gunung Sanghyang Anjung, tak jauh dari Nagreg, terdapat dua makam yang diyakini makam dari Resiguru Manikmaya dan Dewi Tirtakencana. “Semua itu menunjukkan bahwa Kerajaan Kendan benar adanya,” tuturnya.
Menurut Nandang Rusnandar, Peneliti Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional (BPSNT) Bandung, mahkota itu hingga sekarang belum pernah diteliti oleh pihaknya. Namun, pada 2007 lalu ia sempat melihat bahkan mengenakan mahkota itu dikepalanya.
“Saya waktu itu tidak direncanakan untuk pergi ke rumah Juru Kunci Kampung Kendan. Tapi entah kenapa saya kemudian pergi ke Nagreg. Dan, bertemu Wa Ikim, disanalah Wa Ikim berbicara bahwa saya tamu yang ia tunggu-tunggu,” ucapnya di Kantor BPSNT Bandung, Cisaranten, Kota Bandung.
Menurut dia, pihaknya akan segera berkoordinasi dengan berbagai pihak termasuk Balai Arkeologi Bandung untuk meneliti penemuan itu. Pihaknya pun akan meneliti tentang sejarah sosial budaya yang bisa diungkap dari mahkota itu. “Kalau saya menilai, mahkota itu merupakan salah satu peninggalan dari Kerajaan Kendan. Mahkota semacam itu tidak sembarangan ditemukan,” tutur Nandang.
Sementara itu, Arkeolog Balai Arkeologi Bandung, Nanang Saptono yang ditemui “PRLM” di ruang kerjanya mengatakan, pihaknya sudah meninjau penemuan bongkahan logam yang diduga mahkota peninggalan kerajaan Kendan dan makam di Gunung Sangyang Anjung pada akhir 2010. Dan hasil identifikasinya adalah itu bukan mahkota melainkan barang biasa saja yang terpotong dan membentuk seperti mahkota.
“Waktu itu kita punya tim, salah satunya saya yang ditugaskan untuk mengecek kelokasi tempat penemuan benda-benda bersejarah itu. Dan, setelah ditinjau serta dianalisa, benda yang diduga mahkota itu merupakan pipa alumunium yang dipotong dengan teknologi zaman sekarang,” kata Nanang.
Menurut Nanang, potongan itu membentuk berupa mahkota dengan bentuk atasnya yang tidak rata. “Dari analisa bentuk itu bukan peninggalan zaman kerajaan Kendan,” katanya.
Menuru dia, keberadaan Kerajaan Kendan saat ini baru bisa dibuktikan dengan beberapa naskah. Sementara, bentuk peninggalannya berupa prasasti belum bisa ditemukan hingga sekarang. Oleh karena itu, pihaknya belum bisa memastikan tentang keberadaan kerajaan Kendan itu sendiri. (A-194/das)
Sumber: http://www.pikiran-rakyat.com