a. Dasar Pemikiran
Kesenian adalah salah satu unsur kebudayaan yang bersifat universal, artinya kesenian ada dalam masyarakat manapun. Kesenian tidak hanya dapat dikaji sudut penataan artistiknya, tetapi juga latar belakang kebudayaannya yang mampu mengungkapkan makna simbolis dari kesenian tersebut. Sehubungan dengan itu, khususnya yang berkenaan dengan keindahan, Popo Iskandar (1991: 8) mengatakan bahwa karya seni sebagai produk dari pemikiran kreatif dalam kehidupan batin manusia dengan sendirinya mempengaruhi batik penikmatnya.
Jenis kesenian rakyat yang merupakan refleksi dari cara hidup sehari-hari biasanya bersumber pada mitos, sejarah, adalah kesenian tradisional. Jenis kesenian ini biasanya diwariskan secara turun menurun dengan menggunakan alat atau cara-cara sederhana, berfungsi spiritual dan sosial, serta sarat dengan makna simbolis.
Pada masanya dulu, kesenian tradisional sempat “berjaya”, dalam arti menjadi satu-satunya sarana hiburan masyarakat yang menyebabkan berbagai jenis kesenian tradisional sering dipertunjukkan dan sangat digemari oleh hampir seluruh lapisan masyarakat. Fungsi lainnya seperti sosial, kultural, dan spiritual juga berjalan secara harmonis. Akan tetapi, seiring perkembangan zaman, eksistensi kesenian tradisional pun mengalami perubahan. Keberadaannya kini tidaklah sehebat dan setegar dulu. Beberapa jenis kesenian tradisional kini mulai ditinggalkan para pendukungnya, bahkan tidak sedikit yang mulai menghilang dan tidak dikenal lagi oleh masyarakatnya. Keadaan ini juga diperparah dengan kurang adanya regenerasi sehingga keberadaan kesenian tradisional semakin terpuruk. Sejalan dengan itu, generasi muda pun tampak kurang memiliki minat untuk melanjutkan atau bahkan mengembangkannya. Dengan kata lain, keberadaan kesenian tradisional saat ini dalam keadaan kritis. Jangankan untuk berkembang, bertahanpun sangatlah sulit.
Berdasarkan pemikiran dan kenyataan di atas, maka Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung merasa perlu untuk menyelenggarakan sebuah kegiatan untuk memperkenalkan kesenian tradisonal kepada masyarakat, utamanya kepada generasi muda dan memberdayakan jenis-jenis kesenian tradisional yang tumbuh dan berkembang di wilayah kerjanya, yaitu Provinsi Jawa Barat, DKI Jakartta, Banten dan Lampung dalam bentuk kegiatan “Festival Kesenian Tradisional”
b. Tujuan
Kegiatan Festival Kesenian Tradisional ini bertujuan untuk: (1) memperkenalkan kesenian tradisional kepada masyarakat, utamanya kepada generasi muda agar mereka lebih memahami dan mencintai budaya milik sendiri dalam upaya memperkokoh jati diri; (2) mengidentifikasi berbagai permasalahan berkenaan dengan keberadaan kesenian tradisional pada saat ini; (3) menampung aspirasi dari para pendukung kesenian tradisional (seniman/praktisi, penikmat seni, dan pemerhati) bagi kelangsungan dan pengembangan kesenian tradisional; (4) mencari alternatif pemecahan bagi permasalahan dan kendala yang dihadapi oleh kesenian-kesenian tradisional di tengah upaya pengembangannya.
Hasil kegiatan ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan pihak-pihak terkait dalam upaya regenerasi kesenian tradisional.
c. Tema Kegiatan
Tema kegiatan ini adalah “Eksistensi dan Regenerasi Kesenian Tradisional”. Tema ini dipilih berdasarkan pada salah satu misi BPSNT Bandung, yaitu berupaya memperkenalkan dan mentransformasikan kembali kesenian tradisional kepada generasi muda.
d. Bentuk Kegiatan
Festifal Kesenian Tradisional ini akan dilaksanakan dalam dua bentuk kegiatan, yaitu: (a) Pergelaran/peragaan yang menampilkan 6 (enam) jenis kesenian tradisional yang berasal dari Kabupaten Cianjur, yaitu Mamaos, Maenpo, Bedor, Tutunggulan, Rampak Kohkol dan Reog; dan (b) diskusi panel yang akan menampilkan pembicara dari Praktisi/Akademisi dan budayawan.
e. Peserta
Kegiatan ini diikuti oleh 100 peserta terdiri dari budayawan, generasi muda, pendidik, LSM, sanggar-sanggar seni, media massa, dan instansi terkait.
f. Waktu dan Tempat
Kegiatan Festival Kesenian Tradisional ini dilaksanakan pada hari Rabu, 18 Juli 2002 di Gedung Dewan Kesenian Cianjur, Jalan Suroso No. 46 Cianjur.