Tasikmalaya, NU Online
Wakil Ketua Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) Jawa Barat Saepuloh mengimbau guru-guru NU, terutama guru sejarah, harus bisa menyampaikan pelajaran dengan menarik serta bisa memahamkan peserta didik bahwa sejarah itu penting dalam konteks kekinian.
Menurut Saepuloh menarik di sini bisa dengan berbagai cara, misalnya mempelajari sejarah tidak melulu melalui teks, tapi film. Bisa juga anak-anak diajak turun langsung ke tempat-tempat bersejarah. “Bisa juga anak-anak itu belajar sejarah dengan mempraktikan sendiri dalam seni peran seperti teater supaya bisa lebih mengen,” terangnya.
Saepuloh juga mengimbau guru NU untuk mengajarkan sejarah lokal dimana mereka tinggal supaya tidak terasing di tempat tinggalnya sendiri. “Ajarkanlah sejarah supaya anak tahu perjuangan leluhurnya,” katanya melalui pers rilis selepas menghadiri Seminar Sejarah; Sejarah Kota Tasikmalaya: Pertumbuhan dan Perkembangan Kota di Priangan Timur. Kegiatan tersebut berlangsung di Tasikmalaya, Hotel Harmoni pada Sabtu, (18/10).
Jangan sampai, lanjut dia, orang yang lebih tahu sejarah kita justru orang lain. Jika itu terjadi bisa saja mereka melakukan penyelewengan sehingga merugikan pihak yang ditulis.
Pada seminar yang diselenggarakan Pergunu Jawa Barat bekerja sama dengan Balai Pelestarian Nilai Budaya Bandung Kemendikbud RI dan Pemerintah Kota Tasikmalaya tersebut, hadir, Kepala BPNB Bandung Drs. Toto Sucipto, Wakil Ketua Pergunu Jawa Barat H. Saepuloh, M.Pd., dan Kepala Dinas Budaya, Pariwisata, Pemuda, dan Olah Raga Drs. Undang Hendiana, M.Pd.
Sementara narasumber dalam kegiatan tersebut adalah Prof. Dr. Sobana Hardjasaputra, MA., Muhajir Salam, S.S., Dr. Agus Mulyana, M.Hum., Dr. Didin Wahidin, M.Pd. (Ketua ISNU Jawa Barat), Drs. Heru Erwanto, dan Rahmat Mahmuda., SH., M.M.
Dalam sambutannya Kepala Dinas Budaya, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga Drs. Undang Hendiana, M.Si., menyambut baik kegiatan tersebut yang bertujuan untuk menggali dan memahami perkembangan kota Tasikmalaya, “Semoga kegiatan ini ada out put yang baik bagi kota Tasikmalaya,” katanya.
Kegiatan tersebut diikuti oleh 45 guru sejarah dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), 45 orang budayawan, serta 10 orang dari dinas Budaya, Pariwisata, Pemuda, dan Olah Raga Pemkot Tasikmalaya. (Red: Abdullah Alawi)
Sumber: http://www.nu.or.id