WILAYAH KERJA: PROVINSI JAWA BARAT, DKI JAKARTA, BANTEN, DAN LAMPUNG

Awi Burung Atraksi Menegangkan Namun Mengundang Gelak Tawa

ANDA pasti mengenal kesenian tradisional asal Maluku Bambu Gila, yang memiliki nama asli Baramasewel. Sebuah kesenian yang terlahir dari permainan masyarakat mengadu kekuatan dengan bambu yang digerakan oleh sang pawang.

Kesenian tradisional atau permainan sejenis di Jawa Barat juga banyak diketemukan. Seperti di Banjaran, Kab. Bandung, Kampung Dukuh Cikelet Kab. Garut, serta di Dusun Bihbul Ds. Giriwangi Kec. Gunung Tanjung Kab. Tasikmalaya.

Seperti yang dipertunjukan Lingkung Seni Patali Wargi, asal Dusun Bihbul Ds. Giriwangi Kec. Gunung Tanjung Kab. Tasikmalaya pada acara pagelaran seni budaya Misi Kesenian Kabupaten Tasikmalaya, Rabu, 30 Oktober 2019 di Teater Tertutup Taman Budaya Jawa Barat. Pertunjukan Awi Burung (bambu gila) menjadi pamungkas rangkaian acara yang membuat ratusan penonton yang memadati Gedung Teater Tertutup Taman Budaya Jawa Barat, Jalan Bukit Dago Utara dibuat sport jantung.

Pertunjukan miris dan membuat histeria mulai terjadi usai pertunjukan seni Ebleg dan sejumlah aksi pendeka silat. Bah Maman yang mendapat giliran mempertujukan kemahirannya memainkan kobaran api yang diulaskan ke seluruh tubuhnya. Disambung dengan aksi menancapkan jara (jarum besar) ke kulit tangannya kemudian bagian ujungnya yang sudah dibungkus kain dibakar.

Tidak sampai disitu. Aksi Bah Maman akan ilmu kedigjayaan juga dipertunjukan dengan memecahkan botol kaca diatas pahanya hingga darah mengucur dan menetes dilantai panggung.

Menyaksikan penonton yang sebagian besar pelajar SMP dan SMA didaerah Dago dibuat miris akan aksinya, Bah Maman bukannya menyudahi pertunjukan. Malah sebaliknya pertunjukan lebih mengerikan melompat, berguling hingga menandukan kepala ditumpukan beling kaca dilakukannya.

Usai pertunjukan debus Bah Maman, giliran pertunjukan Awi Burung (bambu gila) sejumlah penonton ditantang untuk ikut dalam pertunjukan. Sejumlah anak laki-laki, guru serta penonton lainnya naik ke atas panggung.

Tidak membutuhkan waktu lama. Bambu yang diangkat oleh belasan orang langsung bergerak tidak tentu arah dan membuat mereka yang memegangnya terpelanting.

Bukan hanya gerakan tidak beraturan. Semakin lama bambu yang dipegang dirasakan semakin berat dan sejumlah penonton lain ikut naik untuk membantu agar bambu tidak terjatuh.

Sebelum penonton yang ikut dalam pertunjukan Awi Burung tergencet karena bambu jatuh, sang pawing mengakhir pertunjukan. Namun bukan perkara mudah untuk menyudahi karena begitu bambu tergeletak sejumlah penonton yang ikut pertunjukan mengalami kerasukan hingga harus ditahan oleh beberapa rekannya.

Kepala Seksi Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Tasikmalaya, Dudi mengungkapkan bahwa kesenian tradisional yang ditampilkan kali ini merupakan seni tradisional unggulan. “Selama ini masyarakat mengenal Kabupaten Tasikmalaya dengan kesenian Islaminya, padahal disamping itu juga ada banyak keragaman kesenian tradisional yang hampir sejenis dengan kesenian tradisional yang ada didaerah lain, seperti halnya seni debus dan bambu gila,” ujar Dudi, seusai pertunjukan.

Diungkapkan Dudi, saat ini pihaknya bersama dengan UPTD Pengelolaan Kebudayaan Daerah Jawa Barat serta Balai Pelestarian Nilai Budaya Jawa Barat, terus melakukan pengembangan dan pelestarian seni budaya tradisional. Upaya tersebut dilakukan dalam rangka pelestarian kepada generasi muda dan juga mendukung program Objek Pemajuan Kebudayaan sebagai implementasi Undang-undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.*** (Retno Heriyanto)

Popular Posts