Oleh: Drs. Yuzar Purnama
Abstrak
Carita Pantun merupakan produk budaya masyarakat Sunda yang terbilang sangat tua. Bukti otentik yang menerangkan bahwa jenis ini sudah ada sejak lama terutang dalam buku Siksa Kanda Ng Karesian. Di dalamnya mengisahkan tentang perjuangan para ksatria, raja, dan pengembaraan para putra raja Sunda untuk kemudian berhasil menjadi seorang raja yang berwibawa di tatar Sunda.
Carita Pantun merupakan bentuk karya sastra Sunda yang relatif masih asli. Dari beberapa data Carita Pantun baik yang sudah didokumentasikan maupun yang masih dalam bentuk lisan, jenis sastranya masih belum terpengaruh oleh budaya dari luar kesastraan Sunda, misalnya yang biasa banyak mempengaruhi kesusastraan Sunda adalah pengaruh kesusastraan Jawa.
Salah satu Carita Pantun yang paling buhun dan banyak dikeramatkan khususnya oleh masyarakat Banten adalah Carita Pantun Buyut Orenyeng. Carita Pantun Buyut Orenyeng merupakan khasanah kesusastraan Sunda yang tumbuh kembang di Banten. Carita Pantun ini dikemas dalam bahasa Sunda Dialek khas Banten.
Buyut Orenyeng mengisahkan perjalanan hidup seorang putra keluarga kerajaan Pajajaran, Prabu Siliwangi, yang memiliki bentuk fisik tidak lazim. Ia terlahir dengan warna kulit kekuningan seperti bulu harimau Jawa dan berekor. Karena wujud fisiknya demikian maka dinamakan Buyut Orenyeng atau Batara Warna.
Keluarga besar kerajaan saat itu tidak mau menerima kehadiran anak tersebut. Sang Ayah dan kakak-kakaknya mencoba membuangnya ke tempat yang sangat jauh, tengah hutan.
Diterbitkan dalam Jurnal Penelitian Edisi 29, November 2003