Lampung - Bentuk bangunannya menggambarkan arsitektur tradisional Balai Adat Lampung (Sessat). Koleksi yang dipamerkannya merupakan semua jenis benda bukti materi hasil budaya manusia, alam, dan lingkungan.
Namun, koleksi yang disimpan di Museum Negeri Provinsi Lampung ‘Ruwa Jurai’ ini, mempunyai nilai bagi pembinaan dan pengembangan sejarah, ilmu pengetahuan, teknologi dan kebudayaan.
“Melalui museum ini, kita ingin memberikan bimbingan edukasi kultural tentang benda bernilai budaya dan ilmiah yang bersifat regional,” kata Kepala UPTD Museum ‘Ruwa Jurai’ Dra Zuraida Kherustika MM, seperti dilansir Republika.co.id, Sabtu (23/04/2016).
Provinsi Lampung merupakan salah satu wilayah kerja Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Bandung, Jabar. Tiga provinsi lainnya adalah DKI Jakarta, Banten, dan Jabar.
Belum lama ini, sebanyak 150 peserta yang terdiri dari siswa SMA dan guru pembimbing, mengikuti lawatan sejarah daerah yang diadakan BPNB Jabar ke Provinsi Lampung. Salah satu kunjungannya adalah Museum Negeri Provinsi Lampung ‘Ruwa Jurai’m
Museum ‘Ruwa Jurai’ dirintis sejak 1975 dan baru diresmikan penggunaannya pada 24 September 1988. Saat itu, Menteri Pendidikan Fuad Hasan yang meresmikannya.
Keberadaan museum di tengah-tengah masyarakat Lampung perlu mendapat perhatian dari berbagai kalangan. Sebab, koleksi yang terkumpul di museum adalah titipan kepercayaan masyarakat yang dikelola sesuai keinginan dan kebutuhan masyarakat.
Selain itu, peran museum dalam pembangunan daerah di antaranya adalah mebangun jatidiri, ketangguhan budaya dan kesadaran akan kemajemukan budaya serta meningkatkan keharmonisan masyarakat.
“Museum juga merupakan ‘jendela informasi budaya’ yang di dalamnya tersimpan sejarah peradaban manusia dan berbagai manifestasi kebudayaan dan kekayaan alam yang menunjang kehidupannya,” ujarnya.
Pemandu wisata Museum ‘Ruwa Jurai’ I Made Giri Gunadi mengatakan, koleksi museum diklasifikasikan dalam 10 jenis. Yakni, geologi, biologika, etnografika, arkeologika, historika, numismatika/heraldika, filologika, senirupa dan teknologika.
“Total koleksi yang dimiliki Museum Ruwa Jurai ini mencapai 4.747 buah,” ungkapnya. Sedangkan rata-rata jumlah pengunjung mencapai 7.500 hingga 10 ribu per bulan.
Dikatakan, untuk mendapatkan bimbingan dan informasi menyangkut museum dan koleksinya, pihak sekolah maupun masyarakat umum dapat memanfaatkan pelayanan bimbingan. Yakni, paket kebudayaan dengan materi prasejarah, kebudayaan Hindu-Budha, perawatan koleksi, sejarah perjuangan Rudin Inten II.
“Kita menyediakan tenaga pemandu yang ahli di bidangnya dan menggunakan peralatan pendukung yang memadai,” katanya.
Kepala BPNB Bandung, Jabar Toto Sucipto mengatakan, museum dapat menjadi sarana sumber belajar yang dapat memperluas pengetahuan pada khazanah budaya. Selain itu, dapat memperdalam pemahaman sejarah tentang perjuangan bangsa.
“Diharapkan, dengan keberadaan museum ini dapat mendorong kita untuk menghargai kebudayaan bangsa sendiri dan memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia,” ujarnya. (*/R)
Sumber: http://bisniswisata.co.id