Dalam suasana pagi yang dingin berselimut kabut, udara pun terasa sejuk dengan keindahan panorama alam Cipta Mulya, terlihat para peserta berkelompok sedang bersiap-siap mengikuti kegiatan di hari kedua dari rangkaian Jejak Tradisi Daerah (Jetrada) 2016, Balai Pelestarian Nilai Budaya Jawa Barat (BPNB).
Di hari kedua, peserta diajak berjalan menuju Kasepuhan Sinaresmi. Dengan waktu tempuh sekitar 15 menit dengan kondisi jalan yang turun – naik, membuat banyak peserta terlihat kelelahan. Namun sesampai di Kasepuhan Sinaresmi, peserta kembali bersemangat karena terbawa suasana kampung yang asri, sejuk, dan warga yang ramah. Rombongan diterima Sesepuh Sinaresmi, Abah Asep (50) dengan prosesi secara simbolis pemasangan iket kepada Kepala BPNB Jabar, Toto Sucipto, diiringi alunan angklung dogdog lojor. Dilanjut dengan menyantap hidangan makan pagi.
jetrada B2Di sana, peserta secara kelompok melakukan penelitian tentang Kasepuhan adat Sinaresmi yang meliputi hal sistem organisasi sosial, sistem kepemimpinan, sistem religi dan kepercayaan, sistem teknologi tradisional, kesenian, pengobatan tradisional, sistem pengetahuan dan pendidikan, sistem ekonomi dan pertanian.
Salah satu keunggulan yang dimiliki Kasepuhan Sinaresmi, yakni bidang pertanian. Mereka memiliki varietas padi endemik sebanyak kurang lebih sebanyak 65 jenis. “Ya sekarang ada sekitar 65 jenis padi atau pare asli dari sini, dulu sebenarnya sampai 80 jenis namun karena faktor alam mulai berkurang jenisnya. Sekarang kami sedang mengupayakan untuk menghakpatenkan semua jenis padi tersebut,” papar Abah Asep.
Setelah istirahat dan makan siang, peserta dihibur dengan kesenian tradisional khas Sinaresmi yaitu Debus dan Lais. Atraksi yang diiringi alunan musik angklung dogdog lojor tersebut, membuat para peserta perempuan menjerit histeris karena merasa ngeri. Ada adegan Debus yang menyayat lidah, tangan dengan golok. Dan atraksi Lais, dimana seorang pemuda bergelantung dengan tali di atas tiang bambu yang tinggi tanpa pengaman. Lepas hiburan tradisional tersebut, rombongan pun kembali ke Cipta Mulya.
Malam harinya, kegiatan dilanjutkan pementasan aksi peserta secara kelompok. Ada yang berpentas tari, silat, sampai drama. Kegiatan juga turut dimeriahkan dengan penampilan kesenian tradisional Cipta Mulya, yakni Jipeng dan Angklung Buhun. Seni Jipeng yang cukup menarik perhatian karena memakai alat musik modern seperti terompet yang dikolaborasikan dengan gamelan Sunda.har
Kegiatan di hari ketiga yang merupakan kegiatan terakhir dari rangkaian Jetrada diisi dengan presentasi peserta secara kelompok. Persentasinya hasil dari penelitian dan pengamatan mereka di lapangan seputar kehidupan masyarakat adat Kasepuhan Cipta Mulya dan Sinaresmi.
jetrada B3Sekitar pukul 10 siang kegiatan pun beres dan ditutup secara resmi Kepala BPNB Jabar, Toto Sucipto. “Hasil dari kegiatan Jetrada ini, kami sudah mengantongi 9 peserta yang akan kami bawa ke Jejak Tradisi Nasional. Peserta yang terpilih ini kami nilai dari awal hingga akhir rangkaian kegiatan dan akan kami hubungi nanti secara langsung, jadi tidak diumumkan sekarang,” ujar Toto dalam sambutannya.
Ke depannya, Toto pun berharap kegiatan Jetrada ini akan terus berlanjut. “Jetrada dan Laseda merupakan dua program unggulan kami, ke depannya ada keinginan menambah jumlah peserta. Kemudian kegiatan ini semoga bermanfaat untuk para peserta sebagai generasi penerus untuk melestarikan warisan budaya Indonesia. Mengenal tradisi untuk mencintai negeri!” harapnya menutup rangkaian Jetrada 2016. (IWN)
Sumber: http://destinasianews.com