WILAYAH KERJA: PROVINSI JAWA BARAT, DKI JAKARTA, BANTEN, DAN LAMPUNG

Dewan Kesenian Lampung Dorong Tapis Jadi Warisan Dunia

JAKARTA - Kain tenun khas Lampung tapis sudah go international. Berbagai perhelatan akbar dunia mencatat pesona dan kemegahan kain tapis. Selebritas dunia Paris Hilton dan Miss Universe asal Puerto Riko Zulyka Rivera pun menggunakan busana rancangan desainer Lampung Aan Ibrahim yang bermotif tapis.

Apalagi tapis juga sudah tercatat mendapat penghargaan Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Nasional tahun 2013 dari Kementerian Pariwisata dan Budaya.

Menurut Ketua Umum Dewan Kesenian Lampung (DKL) Aprilani Yustin Ficardo, pada ajang Miss Intenational 2014 di Jepang saat mewakili Indonesia, Elfin Pertiwi Rappa mengenakan busana tapis dengan paduan mahkota khas Lampung Siger berhasil menyabet The Best National Costum dengan mengusung tema Tale of Siger Crown.

Pada ajang Mister Internasional 2015 di Korea Selatan, Kevin Hendrawan, pemenang L-Men of The Year 2014, mengenakan baju dari kain tapis yang dirancang Rendie Arga, bertema The Invincible Golden Hero of Krakatau.

Kemudian Anindya Kusuma Putri di ajang Miss Universe 2015 di Las Vegas, AS, mengenakan baju berbahan tapis karya perancang asal Lampung Mia Ayunda Sari.

Tapis pun tampil dalam ajang bergengsi Olimpiade 2016 lalu dan menuai banyak pujian. ”Kini para perancang busana dalam dan luar negeri mulai melirik dan mengeksplorasi tapis dalam karya-karyanya,” ujar Yustin sebagaimana siaran pers yang diterima Bisnis.com pada Jumat (7/4/2017).

Untuk itu, lanjut Yustin, sudah saatnya tapis untuk mendapat pengakuan penghargaan Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) UNESCO. “DKL terus mendorong dan mengupayakan agar tapis menjadi warisan budaya dunia.”

Sekretaris Umum DKL Bagus S. Pribadi menambahkan tapis sebagai salah satu warisan budaya Lampung secara filosofis dikenal juga menjadi perekat budaya masyarakat Lampung.

Untuk tahap awal ini. lanjut, Bagus, pihaknya membentuk tim kecil, yang bertugas melakukan identifikasi dan penelusuran tahapan-tahapan serta berkomunikasi dengan berbagai pihak terkait.

”Pada gilirannya nanti perlu membentuk Tim Studi dalam rangka mengusulkan Tapis sebagai warisan budaya dunia,“ ucap Aviv, panggilan akrab Bagus.

Sementara itu, Badan Pembina DKL Y. Wibowo menambahkan secara teknis sudah dilakukan penelusuran ke BPNB (Badan Pelestarian Nasional Budaya) Bandung dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Untuk tahapan awal pencanangan WBTB nasional sebagai pijakan untuk mendorong ke tahap tapis sebagai warisan budaya dunia. “Ini harus terus digesa dan disosialisasikan dalam berbagai bentuk kegiatan seperti focus group discussion (FGD), seminar, penelitian-penelitian, penguatan, dan eksistensi dalam masyarakat melalui industri kerajinan, pasar pariwisata, dan publikasi,” kata Wibowo.

Popular Posts