A. Dasar Pemikiran
Indonesia merupakan salah satu negara yang penduduknya sangat majemuk, terdiri atas banyak suku bangsa. Tidak kurang dari 657 suku bangsa yang menjadi penduduk Indonesia, tersebar di seluruh kawasan nusantara. Masing-masing suku bangsa mengembangkan kebudayaannya yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Kemajemukan masyarakat bangsa Indonesia ini bukan saja dibentuk karena keberagaman etnisnya, melainkan juga perbedaannya dalam latar belakang sejarah, kebudayaan, agama dan sistem kepercayaan yang dianut, serta lingkungan geografisnya.
Tidak jarang pula di antara suku-suku bangsa ini tinggal di pelosok-pelosok daerah yang relatif terpencil dan sulit dijangkau, sehingga untuk mengaksesnya pun sulit. Padahal data dan informasi tentang karya-karya kebudayaan suku-suku bangsa ini sangat diperlukan oleh banyak pihak, baik kalangan akademisi, instansi pemerintah, kalangan swasta, maupun masyarakat umum. Kita menyadari sepenuhnya bahwa betapa pentingnya potensi budaya bangsa kita dalam berbagai bentuk, seperti beragam jenis kesenian, kerajinan tradisional, arsitektur, bangunan rumah, serta upacara-upacara adat sebagai hasil pemikiran dan kreasi bangsa kita yang di dalamnya terkandung citra, kendatipun tidak lengkap dan tidak pula menyeluruh, tentang bangsa kita sendiri.
Kehidupan suatu masyarakat pada garis besarnya menunjukkan suatu kelompok tata kelakuan yang disebut adat istiadat yang dalam prakteknya berwujud cita-cita, norma-norma, pendirian, kepercayan, sikap, aturan, hukum undang-undang, dan sebagainya. Betapa pun sederhananya, setiap masyarakat selalu menginginkan hidup yang aman, tenteram, dan sejahtera. Dengan kata lain, setiap masyarakat harus taat dan patuh terhadap adat istiadat dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan. Namun perlu disadari bahwa tidak semua adat istiadat berdampak positif. Ada juga sebagian yang sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan zaman.
Seperti kita ketahui masyarakat Indonesia begitu beragam dari segi kesukubangsaan, dari Provinsi Aceh sampai dengan Papua terdapat ratusan suku bangsa. Seperti halnya Provinsi Lampung, di provinsi ini juga terdapat beragam suku bangsa antara lain suku bangsa Lampung, Jawa, Sunda, Minangkabau, Bali, Palembang, Melayu, Batak, dll. Melihat kemajemukan tersebut maka tercetuslah sebuah gagasan untuk melaksanakan kegiatan Dialog Budaya, dengan tujuan agar keberagaman tersebut bisa terjembatani melalui dialog budaya. Sehingga diharapkan dengan adanya kegiatan ini, mereka saling memahami, saling mengerti, mempunyai toleransi karena adanya perbedaan latar belakang kebudayaan tersebut.
B. Tujuan
Tujuan diselenggarakannya Dialog Budaya ini adalah :
1. Mengenalkan keanekaragaman budaya (antara lain kebudayaan Lampung) yang berada di wilayah kerja BPSNT Bandung.
2. Memberikan wawasan kebudayaan, terutama bagi generasi muda dan masyarakat umum agar dapat menyelami nilai-nilai budaya secara arif sehingga kebudayaan yang akan ditumbuhkembangkan tidak kehilangan jati diri.
C. Tema
Tema dari kegiatan Dialog Budaya di Bandar Lampung tahun 2011 ini adalah "Menggali dan Mengangkat Potensi Budaya Lampung".
D. Narasumber
Narasumber dalam kegiatan Dialog Budaya ini di antaranya
E. Peserta
Kegiatan Dialog Budaya tahun 2011 diikuti oleh 100 orang, yang terdiri dari: seniman, budayawan, mahasiswa, dosen, masyarakat umum, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Lampung, Museum Negeri Lampung dan Taman Budaya Lampung.
F. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Dialog Budaya diselenggarakan pada Tahun 2011 di Gedung Olah Seni, Taman Budaya Bandar Lampung.
Indonesia merupakan salah satu negara yang penduduknya sangat majemuk, terdiri atas banyak suku bangsa. Tidak kurang dari 657 suku bangsa yang menjadi penduduk Indonesia, tersebar di seluruh kawasan nusantara. Masing-masing suku bangsa mengembangkan kebudayaannya yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Kemajemukan masyarakat bangsa Indonesia ini bukan saja dibentuk karena keberagaman etnisnya, melainkan juga perbedaannya dalam latar belakang sejarah, kebudayaan, agama dan sistem kepercayaan yang dianut, serta lingkungan geografisnya.
Tidak jarang pula di antara suku-suku bangsa ini tinggal di pelosok-pelosok daerah yang relatif terpencil dan sulit dijangkau, sehingga untuk mengaksesnya pun sulit. Padahal data dan informasi tentang karya-karya kebudayaan suku-suku bangsa ini sangat diperlukan oleh banyak pihak, baik kalangan akademisi, instansi pemerintah, kalangan swasta, maupun masyarakat umum. Kita menyadari sepenuhnya bahwa betapa pentingnya potensi budaya bangsa kita dalam berbagai bentuk, seperti beragam jenis kesenian, kerajinan tradisional, arsitektur, bangunan rumah, serta upacara-upacara adat sebagai hasil pemikiran dan kreasi bangsa kita yang di dalamnya terkandung citra, kendatipun tidak lengkap dan tidak pula menyeluruh, tentang bangsa kita sendiri.
Kehidupan suatu masyarakat pada garis besarnya menunjukkan suatu kelompok tata kelakuan yang disebut adat istiadat yang dalam prakteknya berwujud cita-cita, norma-norma, pendirian, kepercayan, sikap, aturan, hukum undang-undang, dan sebagainya. Betapa pun sederhananya, setiap masyarakat selalu menginginkan hidup yang aman, tenteram, dan sejahtera. Dengan kata lain, setiap masyarakat harus taat dan patuh terhadap adat istiadat dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan. Namun perlu disadari bahwa tidak semua adat istiadat berdampak positif. Ada juga sebagian yang sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan zaman.
Seperti kita ketahui masyarakat Indonesia begitu beragam dari segi kesukubangsaan, dari Provinsi Aceh sampai dengan Papua terdapat ratusan suku bangsa. Seperti halnya Provinsi Lampung, di provinsi ini juga terdapat beragam suku bangsa antara lain suku bangsa Lampung, Jawa, Sunda, Minangkabau, Bali, Palembang, Melayu, Batak, dll. Melihat kemajemukan tersebut maka tercetuslah sebuah gagasan untuk melaksanakan kegiatan Dialog Budaya, dengan tujuan agar keberagaman tersebut bisa terjembatani melalui dialog budaya. Sehingga diharapkan dengan adanya kegiatan ini, mereka saling memahami, saling mengerti, mempunyai toleransi karena adanya perbedaan latar belakang kebudayaan tersebut.
B. Tujuan
Tujuan diselenggarakannya Dialog Budaya ini adalah :
1. Mengenalkan keanekaragaman budaya (antara lain kebudayaan Lampung) yang berada di wilayah kerja BPSNT Bandung.
2. Memberikan wawasan kebudayaan, terutama bagi generasi muda dan masyarakat umum agar dapat menyelami nilai-nilai budaya secara arif sehingga kebudayaan yang akan ditumbuhkembangkan tidak kehilangan jati diri.
C. Tema
Tema dari kegiatan Dialog Budaya di Bandar Lampung tahun 2011 ini adalah "Menggali dan Mengangkat Potensi Budaya Lampung".
D. Narasumber
Narasumber dalam kegiatan Dialog Budaya ini di antaranya
- Bartoven Vivit Nurdin (Universitas Lampung) tentang "Pengetahuan Lokal Dan Pengetahuan Global: Menggangkat Potensi Budaya Etnik Lampung Pepadun Dan Lampung Sai Batin Di Tengah Perkembangan Zaman"
- Iwan Nurdaya-Djafar (Dewan Kesenian Lampung) tentang "Kesenian Tradisional Sebagai Ikon Pariwisata"
E. Peserta
Kegiatan Dialog Budaya tahun 2011 diikuti oleh 100 orang, yang terdiri dari: seniman, budayawan, mahasiswa, dosen, masyarakat umum, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Lampung, Museum Negeri Lampung dan Taman Budaya Lampung.
F. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Dialog Budaya diselenggarakan pada Tahun 2011 di Gedung Olah Seni, Taman Budaya Bandar Lampung.