Sukabumi - KEPEDULIAN terhadap budaya daerah seolah memudar. Hal itu disebabkan kurangnya minat masyarakat dalam melestarikan seni budaya tradisional yang mengakibatkan punahnya sejumlah kesenian tradisional.
Kepala Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional (BPSNT) Jawa Barat, Banten dan Lampung, Toto Sucipto menyatakan, sebanyak sembilan kesenian tradisional Sukabumi telah punah karena tidak dilestarikan. Sehingga perlu diambil langkah untuk mengembangkannya kembali.
Sembilan jenis tradional tersebut diantaranya, Elet, Wayang Golek Bendo, Lilingung, Nutug, Wayang Lilingag, Empet, Mamanukan. “Ini sangat memprihatinkan. Seni budaya sebagai warisan nenek moyang yang sangat berharga, punah,”ujarnya Di Kantor PWI Kota Sukabumi usai menghadiri Festival Kesenian Tradisional dalam rangka Jelajah Tradisi Daerah (Jestrada) di GOR Lapang Merdeka Kota Sukabumi, Jumat (28/6) lalu.
Dijelaskan, ada sebanyak 138 jenis seni budaya khas Sukabumi. Dari sebanyak itu, hanya sebanyak 39 yang dikategorikan sangat berkembang. Selebihnya, sebanyak 51 masuk katregori berkembang dan sebanyak 39 jenis masuk kategori tidak berkembang. Jenis kesenian yang sangat berkembang diantaranya , Degung, Rampak Gendang, Mamaos, Kecapai Suling dan Anggana Sekar.
Bukan hanya di Sukabumi, kata Toto. Daerah lain juga mengalami hal yang sama. Dia mengungkapkan, dari sebanyak 394 kesenian tradisional di Jawa Barat, sebanyak 43 jenis telah punah dan sebanyak 248 diambang punah. “Kalau tidak segera diambil langkah mencegahan, maka dikawatirkan jumlah yang punah semakin bertambah,”katanya.
Dikatakan, kurangnya minat masyarakat untuk melestarikan kesenian tradisional menjadi salah satu punahnya kesenian tradisional. Untuk itu, perlu diambil langkah agar kesenian tradisional lainnya tidak ikut punah. “Jestrada ini merupakan salah satu upaya agar kesenian tradisional kembali diminati masyarakat, khususnya generasi muda,” ujarnya.
Kegiatan tersebut, katanya juga untuk mengenalkan kembali kesenian tradisional kepada generasi muda dan mencari alternatif untuk mencegah dan yang menjadi kendala berkembangnya kesenian tradisional di suatu daerah. “Kami terus mencari tokoh kesenian tradisional untuk mengembangkan kembali kesenian tardisional yang diambang punah,” katanya.(NIF)
Sumber: http://sentanaonline.com