WILAYAH KERJA: PROVINSI JAWA BARAT, DKI JAKARTA, BANTEN, DAN LAMPUNG

Lawatan Sejarah ke Bogor Bersama BPNB Jawa Barat

Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Jawa Barat kembali menyelenggarakan Lawatan Sejarah Daerah. Tahun ini kegiatan dihelat di Bogor dengan melibatkan sebanyak 150 peserta yang terdiri dari siswa dan guru sejarah, Selasa-Kamis (21-23/3/2017).

Kepala BPNB Jawa Barat Jumhari SS mengatakan, kegiatan Lawatan Sejarah tersebut bertujuan untuk mengenalkan informasi sejarah yang baru kepada para siswa di luar text book atau buku pelajaran di sekolah.

“Belajar sejarah tak harus selalu di sekolah. Lawatan atau kunjungan lapangan ini agar siswa dapat mengapresiasi sejarah dengan lebih intensif. Lebih mengetahui, mengerti dan memahami tentang objek sejarah yang sebelumnya dipelajari di sekolah, kini memahaminya dalam konteks kenyataan di lapangan,” papar Jumhari, di sela kegiatan.

Menurut dia, Lawatan Sejarah Daerah BPNB Jawa Barat ini rutin diselenggarakan setiap tahun dan diikuti peserta dari empat provinsi yang menjadi wilayah kerja BPNB Jawa Barat. Selain Jawa Barat, wilayah kerja dimaksud mencakup DKI Jakarta, Banten dan Lampung dengan pengkajian dititikberatkan pada budaya akulturasi. Dalam waktu dekat, peserta terbaik dan terpilih akan diikutsertakan dalam kegiatan lawatan sejarah tingkat nasional.

“Di seluruh Indonesia ada 11 BPNB dengan pengkajian yang berbeda-beda. BPNB Jawa Barat yang meliputi empat wilayah kerja menitikberatkan pada pengkajian budaya akulturasi,” terang Jumhari.

Selama tiga hari melawat Bogor, ada beberapa objek wisata sejarah yang dikunjungi seluruh peserta. Pada hari pertama mereka melawat ke Kebun Raya Bogor. Di kebun botani yang dulu bernama Samida kemudian dikenal sebagai Lands Plantentuin te Buitenzorg itu, peserta menjelajah dari siang hingga menjelang petang. Mereka berjalan beriringan mengikuti langkah pemandu yang menyampaikan materi lawatan sejarah.

Ada dua objek sejarah yang dikunjungi pada hari kedua, yaitu Museum Kepresidenan Republik Indonesia Balai Kirti dan Museum Pembela Tanah Air (PETA). Di Balai Kirti—ruang menyimpan kemasyhuran, peserta dapat mengenal lebih dekat kiprah enam mantan Presiden Republik Indonesia mulai dari Soekarno hingga Soesilo Bambang Yudhoyono. Sementara Perkebunan Teh Gunung Mas menjadi objek yang dijelajahi pada hari ketiga sekaligus tempat acara penutupan Lawatan Sejarah ini.

Jumhari berharap, kegiatan edukatif yang digelar untuk siswa SMU dan sederajat ini mampu memotivasi dan membangun karakter pemuda dalam hal ini pelajar untuk mencintai sejarah daerah, bangsa dan negaranya. “Memang butuh waktu yang agak lama untuk membangun karakter pemuda untuk mencintai sejarah bangsanya. Tapi paling tidak, kegiatan ini diharapkan mampu memotivasi para siswa untuk mencintai dan tidak melupakan sejarah daerah, bangsa dan negara,” pungkasnya. (IA)*

Popular Posts