Kue keju lebih populer dengan sebutan kastengesl. Istilah tersebut berasal dari bahasa Belanda kaas stengels. Dalam sejarahnya, kue ini disajikan pada saat perayaan Natal dan Tahun Baru orang-orang Belanda di Batavia. Orang-orang Betawi menjadikan kue ini menjadi bagian dari makanan mereka sendiri. Dalam perkembangannya kue ini menjadi populer tidak hanya pada saat Natal dan Tahun Baru, tapi juga pada hari Lebaran dan bahkan Imlek.
Kue keju dibuat dari bahan: mentega, kuning telur, keju parut, garam, merica, dan tepung terigu. Membuatnya bisa dikatakan cukup mudah yaitu: pertama, mentega dikocok sampai lembut lalu dimasukkan kuning telur satu per satu. Kedua, keju parut, garam, merica, dan tepung terigu dimasukkan ke dalamnya lalu diaduk dengan tangan sampai rata. Ketiga, adonan digilas sampai mempunyai ketebalan ½ cm lalu dibentuk sesuai selera. Biasanya bentuknya menyerupai dan sebesar setengah jari telunjuk. Kemudian adonan disusun di atas loyang yang terlebih dahulu diolesi mentega dan ditaburi terigu supaya adonan tidak lengket di loyang. Selanjutnya loyang dimasukkan ke dalam oven dengan panas sedang. Kue dibakar sampai matang dan kuning lalu diangkat.
Beberapa alat yang digunakan dalam pembuatan kue keju di antaranya: wadah adonan, kocokan, parutan keju, penggilas adonan, pisau, loyang , dan oven. Manakala kue keju sudah masak, penyimpanannya harus pada wadah yang kedap udara agar kue tetap renyah. Olehkarenanya wadahnya berupa toples. Sebagai suguhan tamu, biasanya disertakan piring kue di sebelah toples. Maksudnya agar tamu bisa mengambil lebih dari satu potong kue sekaligus. Maklum saja karena satu kue tidak cukup mengenyangkan. Biasanya ketika tamu menyantap kue, ia akan meletakkan piring kue di bawah mulutnya agar serbuk kue tidak berhamburan di baju atau lantai.
Sumber: Sumber: Rostiyati, Ani., dkk. 2009. Ragam Makanan Tradisional Betawi. Bandung: Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung (Laporan Pendataan Kebudayaan).