WILAYAH KERJA: PROVINSI JAWA BARAT, DKI JAKARTA, BANTEN, DAN LAMPUNG

Kue Jahe

Dinamai kue jahe oleh karena kue ini memang berasa jahe. Jahe yang berasa pedas membuat anak-anak kurang menggemarinya. Sedangkan bagi kalangan orang tua justru membantu menghangatkan tubuh. Meskipun dalam keseharian kue ini bisa kita temui, namun demikian kue ini biasa disajikan pada saat hari Lebaran dan kenduri sederhana. Bahan untuk membuat kue jahe terbagi dalam dua bagian yaitu bahan dasar (A) dan bahan untuk glazur (B). Bahan A meliputi: mentega, tepung gula, kopi, putih telur, kuning telur, tepung terigu (protein sedang), tepung maizena, baking powder, jahe bubuk, dan kacang mede. Bahan B meliputi: putih telur, gula palem, dan jahe bubuk.

Membuat kue jahe meskipun terlihat gampang namun banyak tahapan pengerjaannya. Beberapa tahapannya seperti berikut ini: pertama-tama terlebih dahulu kopi dilarutkan dalam air panas dan kacang mede dicincang kasar. Kedua, margarin, mentega, dan tepung gula dikocok lalu dimasukkan telur sambil dikocok rata, ditambahkan air kopi sedikit dan dikocok lagi. Ketiga, tepung terigu, maizena, baking powder, dan jahe bubuk dimasukkan ke dalam adonan yang sudah dikocok sambil diayak dan diaduk rata. Keempat, adonan dibentuk bola-bola agak besar. Kelima, tiap bulatan ditekan-tekan di atas cincangan kacang mede sampai kacang melekat di atas kue dan kue menjadi pipih. Keenam, adonan dipanggang selama lebih kurang 35 menit. Ketujuh, kue jahe dibiarkan sampai dingin. Kedelapan, membuat glazur caranya cukup dengan mengocok putih telur sampai mengembang lalu menambahkan jahe bubuk dan gula palem sedikit demi sedikit lalu diaduk sampai adonan rata. Kesembilan, glazur disemprotkan di atas kue. Kesepuluh, kue dimasukkan ke oven dan dipanggang sampai matang. Cara pembuatan di atas sekaligus menunjukkan sejumlah alat yang harus tersedia, di antaranya: wadah untuk melarutkan kopi, pisau atau sejenisnya untuk mencincang, wadah adonan, kocokan adonan, ayakan, oven, dan semprotan glazur. Manakala kue jahe sudah jadi selanjutnya disajikan dalam toples agar kue tetap kering dan tahan lama.

Sumber: Rostiyati, Ani., dkk. 2009. Ragam Makanan Tradisional Betawi. Bandung: Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung (Laporan Pendataan Kebudayaan).

Popular Posts