Nah, destiners, kemana saja para peserta LASEDA 2020 BPNB Jabar ini selama kegiatannya mulai dari tanggal 10-12 Maret 2020 kemarin? Objek wisata pertama yang dikunjungi adalah Museum Satria Mandala, terletak di Jalan Gatot Subroto Kav. 14, Jakarta Selatan. Ada apa saja disini?
Museum Satria Mandala diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 5 Oktober 1972. Ini merupakan salah satu museum Pusjarah TNI yang sejarah khusus menyajikan sejarah perjuangan TNI bersama rakyat sejak tahun 1945 dalam mempertahankan dan mengisi kemerdekaan Indonesia. Kata Satria Mandala diambil dari bahasa Sansekerta, artinya tempat para Satria / pahlawan. Museum ini menyajikan 74 diorama dan koleksi benda-benda bersejarah sebagai pendukungnya. Maksud didirikan museum ini sebagai sarana pembinaan mental, pewarisan nilai-nilai perjuangan 1945, dan nilai-nilai luhur TNI kepada generasi penerus bangsa kita. Bagaimana harga tiket masuk disini? Sangat murah destiners. Ada waktu senggang, bagi pecinta sejarah militer, wajib kesini ya !
Beralih yang kedua dimana para peserta mengunjungi Museum Nasional Indonesia, terletak di Jalan Medan Merdeka Barat No. 12, Jakarta Pusat. Di Museum ini para peserta mempelajari kronologis gambaran sejarah Bangsa Indonesia yang merupakan hasil elaborasi budaya dari berbagai suku bangsa, juga menelusuri kembali jejak-jejak peradaban berbagai kelompok budaya di Indonesia.
Museum ini dikenal dengan Gedung Gajah atau Museum Gajah, karena di halaman depan terdapat ikonik patung gajah perunggu sebagai hadiah dari Raja Chulalongkorn (Rama V) dari Thailand yang pernah berkunjung ke museum ini pada tahun 1871. Ada juga yang menyebut Museum ini dengan Gedung Arca, karena didalam gedung memang banyak tersimpan berbagai jenis dan bentuk arca berasal dari berbagai periode sejarah manusia. Hingga saat ini terdapat 160.000-an benda-benda bernilai sejarah terdiri dari 7 jenis koleksi Prasejarah, Arkeologi masa klasik atau Hindu-Budha, Numismatik dan Heraldik, Keramik, Etnografi, Geografi dan Sejarah. Tapi sayang ketika dtn hari itu disana, Keris Pangeran Diponegoro bernama Kiai Nogo Siluman yang fenomenal belum ada di Museum Nasional Indonesia.
Lalu ketiga, peserta mengunjungi Gedung Perpustakaan Republik Indonesia di Jalan Medan Merdeka Selatan No. 11, Jakarta Pusat. Tahukah destiners jika Gedung Ini adalah gedung perpustakaan tertinggi di dunia dengan tinggi 126 meter terdiri dari 24 lantai ? Sekali kalian pernah bertandang kesini, dijamin balik lagi. Konsep interior gedung ditata apik nan kekinian, sehingga membuat minat bacamu akan bertambah. Dan tahukah destiners, dari berbagai sumber, jika minat baca di Indonesia masih kurang ?
Di Gedung Perpustakaan RI ini tersimpan banyak tersimpan naskah atau manuskrip kuno, dimana berkaitan dengan salah satu unsur Objek Pemajuan Kebudayaan. Kekayaan akan naskah atau manuskrip kuno ini memberikan pemahaman bahwa sejak ratusan tahun lalu Bangsa Indonesia kaya akan pengetahuan literasi. Berbagai kekayaan literasi ini berbentuk Hikayat, Babad, Serat, Lontara dan lainnya. Juga naskah-naskah itu terakui sebagai Memory of The World (MOW). Antara lain, I La Galigo (2011), Negarakretagama (2013), Babad Dipanegara (2013), Cerita Panji (2017), dan lainnya. Tertarik untuk membacanya? Bertandanglah kesini.
Terakhir, peserta mengunjungi Taman Mini Indonesia Indah, Jalan Raya Taman Mini, Jakarta Timur. Disini para peserta menelisik kembali tentang kebudayaan bangsa Indonesia melalui benda-benda peninggalan sejarah. Peserta dapat memahami benda peninggalan juga kebudayaan apa saja dari seluruh Nusantara yang ada di Museum Indonesia. Mulai dari kesenian, gaya hunian, adat istiadat, IPTEK, acara/kegiatan masyarakat adat yang jarang kita tahu, dan lainnya.
Sebagai pamungkas kegiatan, disini disuguhkan Presentasi Wayang Beber Metropolitan yang sebagai tontonan juga dapat sebagai tuntunan. Dimana wayang oleh UNESCO dicatat sebagai warisan budaya bangsa Indonesia, juga merupakan seni wayang tertua di Indonesia. Pada masanya, wayang beber ini digunakan untuk upacara Ruwatan (menolak bala). Kemudian berkembang menjadi pertunjukkan di luar ritual yang menyampaikan kebenaran nilai tradisional. Juga dipakai untuk media dakwah dalam menyebarkan ajaran agama Islam pada masanya. (SF/dtn)
Sumber: http://destinasianews.com/index.php/destinasia-destinasianews/wisata-kota-destinasia-city-tour/2052-laseda-2020-bpnb-jabar-arus-sejarah-peradaban-indonesia-2