Oleh Ani Rostiyati
Abstrak
Upacara tradisional merupakan kegiatan upacara yang berhubungan dengan tradisi berbagai macam peristiwa pada masyarakat yang bersangkutan. Upacara tradisional juga bagian integral dari kebudayaan masyarakat pendukungnya. Oleh karena itu, upacara tradisional dapat mengikat rasa solidaritas warga dan memiliki nilai-nilai penting sebagai pedoman perilaku masyarakatnya. Namun, bukan tidak mungkin upacara itu satu demi satu tersingkirkan. Di antaranya upacara dirasakan tidak lagi bermanfaat bagi masyarakat pendukungnya. Kekhawatiran tersebut mendorong perlu dilakukannya penelitian upacara tradisional, agar masyarakat terutama para generasi muda bisa tetap mengetahui tinggalan leluhur. Salah satu upacara tradisional yang masih berlangsung adalah upacara Siraman dan Ngalungsur Geni di Desa Dangiang, Kec. Banjarwangi, Kab. Garut. Upacara ini bertujuan untuk menghormati leluhur dengan ziarah ke makamnya dan memelihara tinggalan leluhur yang berupa benda keramat milik leluhur berupa keris, golok, dan meriam. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif yang melihat pada aspek nilai dan konsep berpikir pada masyarakat tersebut, serta penggalian data melalui observasi dan wawancara.
Kata kunci: upacara tradisional, upacara Siraman dan Ngalungsur Geni.
Abstract
Traditional ceremony is a kind of ceremony that has something to do with the society in question. It is also an integral part of the culture of the society itself. Therefore, traditional ceremony can make a bond within members of the society and has valuable meaning as guidance for the behaviour of the members of the society itself. Yet, the ceremonies are vanished one after another. The reason is that the society does not think they are useful enough for them. This research is based on that condition, hoping that young generation will preserve this legacy. Upacara Siraman and Ngalungsur Geni are ones that are still conducted in Desa Dangiang Kecamatan banjarwangi, Kabupaten Garut. These two traditional ceremonies are intended to give honour to the ancestors by visiting their tombs and preserving their legacy such as sacred things like kris, machete, and canon. This is a descriptive research with qualitative approach, seeking aspects of values and the society’s concept of thinking. Data are obtained through observation and interview.
Keywords: traditional ceremony, Upacara Siraman and Ngalungsur Geni.
Diterbitkan dalam Patanjala, Vol. 3 No. 1 Maret 2011