Oleh Satria Adiyasa Sindhuwijaya
SMA Negeri 5 Kota Cirebon
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan suatu kota di Indonesia tidak pernah luput dari flashback sejarahnya.
Kita harus banyak belajar dari pengalaman masa lalu, untuk membangun sesuatu
yang baru agar lebih sempurna. Seorang siswa yang mendapat nilai jelek dalam
ulangan matematika di sekolahnya, pasti akan menyesal. Dia sudah tentu pasti
menyesal dan akan berusaha untuk tidak mengulangi kejadian tersebut. Artinya,
dia mau belajar dari pengalaman.
Sejarah kota Cirebon memiliki masa lalu yang menarik untuk dibahas. Dalam
perkembangannya, kota Cirebon yang mempunyai lokasi strategis, yaitu diantara
propinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah dan merupakan jalur transportasi utama di
Pantura (Pantai Utara) Jawa. Hal itulah yang menjadikan kota Cirebon berkembang
pesat dari masa ke masa hingga saat ini.
Penulis berusaha untuk menggali sejarah maupun perkembangan kota Cirebon
hingga saat ini. Penulis juga akan menginformasikan kepada khalayak ramai
mengenai sejarah kota ini. Hal inilah yang menjadi latar belakang penulis dalam
menyusun karya tulis ini. Masih banyak orang yang tidak mengetahui sejarah
maupun perkembangan kota Cirebon hingga tahun 2007 ini.
1.2. Perumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah masa lalu kota Cirebon?
2. Bagaimana perkembangan kota Cirebon masa
kini?
1.3. Tujuan Penulisan
Tujuan disusunnya karya tulis ini adalah :
1. Mengikuti lomba karya tulis yang diadakan
oleh Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai
Tradisional Bandung.
2. Memberi informasi kepada khalayak ramai
mengenai perkembangan kota Cirebon.
1.4. Pembatasan Masalah
Penulisan karya tulis ini dibatasi pada pembahasan perkembangan kota Cirebon
dari zaman dahulu hingga masa kini.
1.5. Metode Penelitian
Metode yang digunakan penulis dalam menyusun karya tulis ini, yaitu :
1.
Metode studi pustaka
Metode yang dilakukan dengan mempelajari buku dan mencari sumber
informasi yang berkaitan dengan masalah penelitian.
2.
E-methods (Metode Internet)
Metode ini adalah metode yang dilakukan dengan cara mencari sumber
informasi dan data-data objektif serta real dari internet.
BAB
II PEMBAHASAN
2.1. Sejarah Kota Cirebon
Menurut
Manuskrip Purwaka Caruban Nagari, pada abad XIV di pantai Laut Jawa ada sebuah
desa nelayan kecil bernama Muara Jati. Pada waktu itu sudah banyak kapal asing
yang datang untuk berniaga dengan penduduk setempat. Pengurus pelabuhan adalah
Ki Gedeng Alang-Alang yang ditunjuk oleh penguasa Kerajaan Galuh (Padjadjaran).
Dan di pelabuhan ini juga
terlihat aktivitas Islam semakin berkembang. Ki Gedeng Alang-Alang memindahkan
tempat pemukiman ke tempat pemukiman baru di Lemahwungkuk, 5 km arah selatan
mendekati kaki bukit menuju kerajaan Galuh. Sebagai kepala pemukiman baru
diangkatlah Ki Gedeng Alang-Alang dengan gelar Kuwu Cerbon.
Pada Perkembangan selanjutnya, Pangeran Walangsungsang, putra Prabu
Siliwangi ditunjuk sebagai Adipati Cirebon dengan Gelar Cakrabumi. Pangeran
inilah yang mendirikan Kerajaan Cirebon, diawali dengan tidak mengirimkan upeti
kepada Raja Galuh. Oleh Raja Galuh dijawab dengan mengirimkan bala tentara ke
Cirebon Untuk menundukkan Adipati Cirebon, namun ternyata Adipati Cirebon
terlalu kuat bagi Raja Galuh sehingga ia keluar sebagai pemenang.
Dengan demikian berdirilah kerajaan baru di Cirebon dengan Raja bergelar
Cakrabuana. Berdirinya kerajaan Cirebon menandai diawalinya Kerajaan Islam
Cirebon dengan pelabuhan Muara Jati yang aktivitasnya berkembang sampai kawasan
Asia Tenggara.
Riwayat
Pemerintahan
1.
Periode Tahun 1270-1910.
Pada abad XIII Kota Cirebon ditandai dengan kehidupan yang masih
tradisional dan pada tahun 1479 berkembang pesat menjadi pusat penyebaran dan
Kerajaan Islam terutama di wilayah Jawa Barat. Kemudian setelah penjajah
Belanda masuk, dibangunlah jaringan jalan raya darat dan kereta api sehingga
mempengaruhi perkembangan industri dan perdagangan.
2.
Periode Tahun 1910-1937
Pada periode ini Kota Cirebon disahkan menjadi Gemeente Cheirebon
dengan luas 1.100 Hektar dan berpenduduk 20.000 jiwa (Stlb. 1906 No. 122 dan
Stlb. 1926 No. 370).
3.
Periode Tahun 1937-1967
Tahun 1942 Kota Cirebon diperluas menjadi 2.450 hektar dan tahun
1957 status pemerintahannya menjadi Kota Praja dengan luas 3.300 hektar, setelah
ditetapkan menjadi Kotamadya tahun 1965 luas wilayahnya menjadi 3.600 hektar.
4.
Periode Tahun 1967-Sekarang
Wilayah Kota Cirebon sampai saat ini seluas
3.735,82 hektar. Terbagi dalam 5 kecamatan dan 22 kelurahan.
2.2. Kontemporer Kota
Cirebon
Kota Cirebon
adalah kota yang cepat berkembang dari masa ke masa. Hal itu dikarenakan oleh banyak sebab. Salah
satunya adalah prinsip interelasi geografi di kota Cirebon.
Kota ini merupakan dataran rendah di pesisir Laut Jawa. Selain itu, kota
Cirebon juga sebagai penghubung dan batas wilayah antara Propinsi Jawa Barat
dan Propinsi Jawa Tengah.
Beberapa akibat kota Cirebon berada di dataran rendah (didasarkan pada
prinsip interelasi geografi) adalah jalur transportasi berkembang pesat (mudah
dibuat jalan-jalan), sehingga aktifitas kemasyarakatan juga berjalan lancar. Hal
inilah yang membuat kota Cirebon berkembang sangat cepat dibanding kota-kota
lainnya.
Kota Cirebon sebagai penghubung dan batas wilayah antar propinsi
(Jabar-Jateng), membuat kota yang disebut Kota Wali ini menjadi lalu-lalang
serta tempat persinggahan banyak turis. Para pemudik atau perantau yang biasa
melewati jalur Pantura (Pantai Utara Jawa), pasti akan melewati kota Cirebon
ini. Mereka biasanya singgah dahulu di kota ini. Ada yang beristirahat, makan
makanan khasnya, atau mengunjungi lokasi pariwisata dan sejarahnya. Hal itulah
yang membuat kota Cirebon ini ramai dan senantiasa hidup. Banyak perubahan yang
terjadi akibat dari keramaian ini. Salah satunya dinamisme dalam perkembangan
kota Cirebon.
2.2.1. Perkembangan Sektor
Perdagangan
Sektor perdagangan selama ini memiliki konstribusi besar dalam memacu laju
pertumbuhan ekonomi di Kota Cirebon. Kondisi ini bisa dipahami dimana Kota
Cirebon merupakan pusat perdagangan wilayah III Cirebon yang meliputi Kabupaten
Kuningan, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Indramayu.
Selain itu Kota Cirebon merupakan kota lintasan yang menghubungkan Jawa Barat
dan Jawa Tengah sehingga mememungkinkan adanya proses transaksi jual beli. Bila
dilihat dari perusahaan yang melakukan kegiatan perdagangan dapat dikelompokkan
menjadi perusahaan perdagangan besar, perusahaan perdagangan menegah dan
perusahaan perdagangan kecil.
Jumlah perdagangan besar pada tahun 2003 sebanyak 168 perusahaan, sedangkan
perusahaan perdagangan menengah 1.772 dan perusahaan perdagangan kecil 5.508.
Tabel 1
Banyaknya Pedagang Besar,
Menengah dan Kecil Tahun 1999 - 2003
Tahun
|
Pedagang
|
Jumlah
|
||
Besar
|
Menengah
|
Kecil
|
||
2003
|
11
|
54
|
415
|
480
|
2002
|
6
|
38
|
382
|
426
|
2001
|
3
|
31
|
279
|
313
|
2000
|
4
|
31
|
247
|
282
|
1999
|
10
|
4
|
218
|
232
|
Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Cirebon
Secara garis
besar dapat kita lihat, perkembangan sektor perdagangan di kota Cirebon dari
tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan. Meskipun pada tahun-tahun tertentu mengalami
penurunan, tapi pada tahun berikutnya mengalami peningkatan kembali.
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari pembahasan karya tulis ini, dapat disimpulkan bahwa kota Cirebon dari
masa ke masa telah mengalami perubahan yang sangat pesat. Kemajuan demi
kemajuan telah ditorehkan kota yang juga disebut Kota Udang ini. Berdasarkan
data objektif yang dilampirkan penulis (Tabel 1 hal.13), tampak bahwa kota
Cirebon selama kurun waktu 5 tahun, mengalamai perkembangan yang membaik. Kota
ini yang dulunya kecil, sekarang menjadi kota yang besar, yang banyak
dikunjungi dan disinggahi perantau maupun turis.
Selain itu, kota Cirebon masa kini lebih modern dan maju dibanding masa
lalu. Sebagai contoh banyak terdapat berbagai gedung atau tempat dan pusat
keramaian/perbelanjaan yang sudah berdiri di kota ini. Beberapa diantaranya
adalah :
1. Grage Mall 4.
Hotel Zamrud
2. Toserba Surya 5.
Hotel Tryas
3. Hotel Grage 6.
Trend Shop
3.2. Saran
1. Jaga dan pelajarilah sejarah suatu daerah
atau kota untuk dapat menjadi pengalaman dalam membangun masa depan daerah atau
kota tersebut.
2. Tingkatkan keunggulan dan kemampuan di
berbagai sektor untuk membangun masa depan yang lebih baik.
Daftar Pustaka
Sulendraningrat, P. S.
1985. Sejarah Cirebon. Jakarta: PN Balai Pustaka.
Sigar, Edi & Ernawati.
2003. Buku Pintar Pariwisata Nusantara. --: PT. Pustaka
Delapratasa.
Dkk, Dr. Dawud. 2004. Bahasa dan Sastra Indonesia
Jilid 2 untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
Dkk, Dra. Mumu. 2005. Intisari
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA. Bandung: CV
Pustaka Setia.
Sumber lain dan sumber gambar: www.cirebonkota.go.id
Sumber:
Makalah pada Lomba Penulisan dan Diskusi Sejarah Lokal Tingkat SMA/Sederajat yang diselenggarakan oleh Balai
Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung, tanggal 27 September 2007.