WILAYAH KERJA: PROVINSI JAWA BARAT, DKI JAKARTA, BANTEN, DAN LAMPUNG

Meningkatkan Literasi Sejarah Generasi Milenial

Generasi milenial kini tumbuh bersama arus informasi dan digital yang makin deras. Hasil survei APJII mencatat ada sekitar 132,7 juta pengguna internet pada Oktober 2016. Hampir seluruhnya, yakni 97,4% penduduk Indonesia mengakses akun media sosial saat menggunakan internet.

Sayang sekali pada saat yang sama, minat baca bangsa kita masih sangat rendah. Penduduk di Negara maju membaca 20-30 buku per tahun, sedangkan bangsa kita 3 buku per tahun dan itu pun penduduk usia di bawah 10 tahun. Perpustakaan Nasional Republik Indonesia mencatat bahwa 90% penduduk usia 10 tahun ke atas tidak suka membaca buku tapi gemar menonton televisi.

Fakta ini menyadarkan semua pihak untuk bekerja sama menggiatkan gerakan literasi di satuan pendidikan, tempat tinggal, dan komunitas dalam upaya penguatan pendidikan karakter. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) memperkuat gerakan literasi sekolah dengan meluncurkan Gerakan Literasi Nasional pada puncak acara peringatan Hari Sumpah Pemuda, 28 Oktober 2017.

Perkumpulan Keluarga Peduli Pendidikan (KerLiP) juga mulai menggiatkan literasi sejarah bangsa dengan merintis Komunitas Literasi Sejarah (Kolase) Bangsa pada 10 Juli 2015 bersama mitra dalam Gerakan Indonesia Pintar.

Kajian kepahlawanan bersama para pelopor Kolase Bangsa menjadi rangkaian kegiatan Literasi Sejarah melalui Redesain Nama Jalan Pahlawan. Perkumpulan KerLip menjadikan anak, remaja, dan kawula muda mitra dalam merintis dan mengembangkan Kolase Bangsa khususnya di Kota Bandung. Dialog saling belajar dengan generasi milenial ini melahirkan ide-ide menarik.

Kawula muda sahabat KerLiP yang menjadi pelopor Kolase Bangsa di Bandung mendampingi perwakilan peserta didik SMAN 18 dan SMK Nasional Bandung untuk melaksanakan diskusi terpumpun dengan ahli dari BPNB Jabar dan belajar di luar kelas menyusuri jalan dengan nama pahlawan.

Mereka berhasil membuat desain signage yang menarik untuk Jalan Dewi Sartika dan Juanda. Desain ini dicetak dalam bentuk roller banner yang menjadi lembar inspirasi belajar ramah anak (Libra) dalam kegiatan Jalan Gembira pada Hari Ayah yang bertepatan dengan Hari Kesehatan Nasional, 12 November 2017 di Dago Car Free Day.

Secara paralel, perintis Kolase Bangsa di Jawa Barat juga mengembangkan aplikasi berbasis android yang diberi nama Pahlawan Kita. Aplikasi ini menggunakan teknologi GPS dan Augmented Reality dan didesain untuk meningkatkan minat baca dan literasi sejarah generasi milenial dalam upaya penguatan pendidikan karakter bangsa.

Upaya penggalangan sumber daya yang dilaksanakan KerLiP untuk mendukung pengembangan aplikasi Pahlawan Kita mulai menjangkau berbagai pihak, yakni Balai Penanaman Nilai Budaya (BPNB) Jawa Barat, Musium Pendidikan Nasional (Mupenas), Musium Konferensi Asia Afrika, dan Lembang Heritage. KerLiP bersama lembaga-lembaga tersebut bertemu dalam Diskusi Terpumpun Buku Standardisasi Kompetensi Tenaga Kesejarahan yang dilaksanakan oleh Kemdikbud di Bandung pada 16 November 2017.

Perkumpulan KerLiP merekomendasikan kepada berbagai pihak untuk mendukung anak, remaja, dan kawula muda yang menjadi pelopor Kolase Bangsa dalam upaya penguatan pendidikan karakter. Pertama, pemerintah menyediakan alokasi anggaran yang memadai untuk mendukung rintisan dan pengembangan desain dan aplikasi yang menarik minat generasi milenial untuk mempelajari sejarah bangsa Indonesia.

Kedua, gubernur dan walikota/bupati membuka ruang apresiasi bagi kar ya-karya yang dihasilkan anak, remaja, dan kawula muda pelopor dan pegiat Kolase Bangsa, misalnya kemudahan izin memasang signage yang memenuhi persyaratan.

Ketiga, perusahaan milik pemerintah, pemerintah daerah, desa, dan masyarakat memberikan dukungan untuk pembelajaran berbasis komunitas literasi sejarah bangsa di wilayah kerja masingmasing.

Yanti Sriyulianti. Ketua Perkumpulan KerLiP

Sumber: http://id.beritasatu.com

Popular Posts