WILAYAH KERJA: PROVINSI JAWA BARAT, DKI JAKARTA, BANTEN, DAN LAMPUNG

Batik Ciamisan di Imbanagara Kabupaten Ciamis (Sebuah Kajian Nilai Budaya)

Lina Herlinawati

Abstrak
Perkembangan industri tekstil yang semakin maju mengakibatkan keberadaan batik tradisional kini mulai surut, termasuk yang dialami batik tulis Ciamisan. Kerajinan tersebut merupakan aset kerajinan tradisional yang perlu dipertahankan agar tidak punah. Untuk itu dilakukan upaya pelestarian dengan melakukan penelitian perihal kajian nilai budaya pada batik tulis Ciamisan tersebut di Dusun Ciwahangan Kecamatan Imbanagara Kabupaten Ciamis, sebagai satu-satunya daerah yang masih terdapat aktivitas kerajinan batik tulis Ciamisan. Penelitian tersebut bersifat deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif. Data yang dikumpulkan terdiri atas data primer dan data sekunder. Data sekunder diperoleh dari studi pustaka, dengan cara mempelajari arsip-arsip literatur yang menunjang pelaksanaan penelitian. Data primer diperoleh dengan cara pengamatan, wawancara, dan pemotretan di daerah objek penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan perjalanan keberadaan batik tulis Ciamisan dari awal perkembangannya hingga kini dapat dikatakan, corak batik tulis Ciamisan tidak memiliki makna filosofi perlambang, nilai sakral, atau menunjukkan status sosial tertentu. Namun penciptaan motif atau ragam hias batiknya lebih ditekankan pada ungkapan kesederhanaan untuk memenuhi kebutuhan sandang, sinjang ‘kain’ bagi masyarakat. Nilai filosofi kesederhanaannya itu terlihat dalam bentuk-bentuk motif yang terinspirasi dari alam sekitar dan kejadian sehari-hari. Selanjutnya teknik membuat batik berkembang, tidak hanya batik tulis saja, muncul batik cap, batik sablon, batik painting/lukis, dan batik printing. Demikian pula dengan motif batiknya, para perajin tidak hanya menghidupkan kembali motif-motif lama batik Ciamisan, juga meluncurkan motif baru hasil inovasi.

Abstract
The progress in the development of textile industry has made batik tulis or traditional batik (hand-drawn batik) less popular, including batik Ciamisan. This kind of craftsmanship actually must be preserved. Therefore, in order to do that the author conducted a research on cultural values of batik tulis Ciamisan which took place in Dusun (village) Ciwahangan, Kecamatan (district) Imbanagara, Kabupaten (regency) Ciamis. This is a descriptive analytical study with qualitative approach. Data were collected either primarily (by observation, interviews, and taking photographs) or secondarily (bibliographic studies). The result shows that motifs of batik Ciamisan do not have symbolic nor sacred values. They do not reflect certain social status as well. Even since its very beginning until its development today. The creation of motifs is simply stressed on fulfilling the need of cloth for apparel (sinjang) with simple designs inspired from the mother nature and everyday life. The technique varies from traditional (batik tulis), stamping (batik cap), painting and printing. The craftsmen also have innovated new motifs.

Keywords: batik tulis, Ciamisan, kesederhanaan, batik tulis, Ciamisan, simplicity

Diterbitkan dalam Patanjala Vol. 4, No 3, September 2012

Popular Posts