Oleh: Ria Andayani Somantri
Aturan adat yang melarang wanita Baduy Tangtu/Baduy Dalam mengenakan pakaian yang berasal dari luar Baduy juga berlaku pada pakaian bagian bawah yang dikenakan oleh mereka. Hanya ada satu jenis pakaian bagian bawah yang digunakan oleh mereka, yakni samping hideung.
Samping hideung menunjuk pada kain tenun berwarna hitam (Sunda: hideung). Samping hideung biasanya digunakan untuk membuat pakaian, baik untuk masyarakat Baduy Tangtu/Dalam maupun Baduy Luar/Panamping. Laki-laki dan perempuan dapat menggunakan samping hideung untuk berpakaian. Namun yang paling banyak menggunakan samping hideung adalah kaum perempuan Baduy Tangtu/Baduy Dalam. Samping hideung merupakan satu-satunya pakaian bagian bawah yang digunakan oleh kaum wanita Baduy Tangtu/Baduy Dalam. Hal itu dapat dikatakan salah satu pakaian yang wajib dimilki oleh mereka. Mereka tidak boleh mengunakan model, bahan, dan warna di luar itu. Samping hideung yang dikenakan oleh mereka disatukan pada kedua ujung sisi lebarnya dengan cara dijahit menggunakan tangan sehingga menyerupai kain sarung. Model samping hideung yang menyerupai sarung memudahkan mereka berjalan, bergerak, dan beraktivitas.
Cara menggunakan samping hideung cukup mudah, bisa melewati kepala dulu atau melalui kaki terlebih dahulu agar badan masuk ke dalam samping. Kemudian Setelah itu, ada tiga cara meletakkan samping di badan yang disesuaikan dengan peruntukannya. Pertama disamping jangkung yakni menggunakan samping hideung dari mulai dada (menutup payudara) sampai ke bawah sesuai dengan tinggi samping tanpa menggunakan baju atasan. Untuk menjaga agar samping tidak melorot, salah satu ujung samping disisipkan di antara dada dan samping. Saat disamping jangkung, wanita Baduy Tangtu/Baduy Dalam biasanya tidak memakai baju bagian atas. Model samping seperti itu biasanya digunakan saat wanita Baduy Tangtu/Baduy Dalam akan pergi mandi; kedua, disamping luhur atau disamping pungsat, yakni menggunakan samping dari pinggang hingga sedikit di bawah lutut. Model samping seperti itu biasanya berpasangan dengan baju atasan dan digunakan agar mudah saat berjalan misalnya; dan ketiga disamping landung, yakni menggunakan samping dari pinggang hingga mata kaki. Untuk sehari-hari, model disamping landung yang paling banyak digunakan. Untuk menjaga agar saat disamping landung dan disamping pusat tidak melorot, kedua ujungnya disimpulkan di pinggang bagian kiri atau kanan.
Samping hideung menunjuk pada kain tenun berwarna hitam (Sunda: hideung). Samping hideung biasanya digunakan untuk membuat pakaian, baik untuk masyarakat Baduy Tangtu/Dalam maupun Baduy Luar/Panamping. Laki-laki dan perempuan dapat menggunakan samping hideung untuk berpakaian. Namun yang paling banyak menggunakan samping hideung adalah kaum perempuan Baduy Tangtu/Baduy Dalam. Samping hideung merupakan satu-satunya pakaian bagian bawah yang digunakan oleh kaum wanita Baduy Tangtu/Baduy Dalam. Hal itu dapat dikatakan salah satu pakaian yang wajib dimilki oleh mereka. Mereka tidak boleh mengunakan model, bahan, dan warna di luar itu. Samping hideung yang dikenakan oleh mereka disatukan pada kedua ujung sisi lebarnya dengan cara dijahit menggunakan tangan sehingga menyerupai kain sarung. Model samping hideung yang menyerupai sarung memudahkan mereka berjalan, bergerak, dan beraktivitas.
Cara menggunakan samping hideung cukup mudah, bisa melewati kepala dulu atau melalui kaki terlebih dahulu agar badan masuk ke dalam samping. Kemudian Setelah itu, ada tiga cara meletakkan samping di badan yang disesuaikan dengan peruntukannya. Pertama disamping jangkung yakni menggunakan samping hideung dari mulai dada (menutup payudara) sampai ke bawah sesuai dengan tinggi samping tanpa menggunakan baju atasan. Untuk menjaga agar samping tidak melorot, salah satu ujung samping disisipkan di antara dada dan samping. Saat disamping jangkung, wanita Baduy Tangtu/Baduy Dalam biasanya tidak memakai baju bagian atas. Model samping seperti itu biasanya digunakan saat wanita Baduy Tangtu/Baduy Dalam akan pergi mandi; kedua, disamping luhur atau disamping pungsat, yakni menggunakan samping dari pinggang hingga sedikit di bawah lutut. Model samping seperti itu biasanya berpasangan dengan baju atasan dan digunakan agar mudah saat berjalan misalnya; dan ketiga disamping landung, yakni menggunakan samping dari pinggang hingga mata kaki. Untuk sehari-hari, model disamping landung yang paling banyak digunakan. Untuk menjaga agar saat disamping landung dan disamping pusat tidak melorot, kedua ujungnya disimpulkan di pinggang bagian kiri atau kanan.