WILAYAH KERJA: PROVINSI JAWA BARAT, DKI JAKARTA, BANTEN, DAN LAMPUNG

Perkembangan Sosial Di Kabupaten Majalengka (Berdasarkan Data Statistik 2004 – 2006)

Oleh H. Iwan Roswandi

Abstrak
Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana perkembangan pemerintahan Kabupaten Majalengka tahun 2006. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah metode sejarah, melalui empat tahapan, yaitu heuristik (menemukan), kritik, interpretasi, dan historiografi. Perkembangan Kabupaten Majalengka (2004-2006) dapat diilustrasikan dari segi pemerintahan yang sebagian wilayahnya berada di daerah perbukitan. Hal ini memperlihatkan semakin beragamnya karakteristik yang ada, sehingga merupakan suatu modal untuk kemajuan daerahnya. Pengaruh pembangunan dan modernisasi berdampak jelas terhadap perubahan kehidupan politik, ekonomi, sosial, budaya serta pertahanan dan keamanan.

Tinjauan demografis menunjukkan bahwa jumlah penduduk Kabupaten Majalengka mulai tahun 2004 sampai dengan 2006 berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) terus mengalami peningkatan. Jumlah penduduk perempuan lebih banyak daripada jumlah penduduk laki-laki. Untuk tahun 2004, kepadatan penduduk tertinggi berada di Kecamatan Kadipaten dan terendah di Kecamatan Kertajati. Seperti halnya dengan pertumbuhan penduduk, jumlah rumah tangga mengalami peningkatan dari 392.544 rumah tangga pada tahun 2005 menjadi 395.834 rumah tangga pada tahun 2006 atau meningkat menjadi 0,84 %. Dikondisikan dengan luas wilayah administratif 1.204,24 km2, maka rata-rata kepadatan penduduk di wilayah Kabupaten Majalengka pada tahun 2006 adalah sebesar 979 jiwa per km2. Kepadatan penduduk tertinggi berada di Kecamatan Jatiwangi dengan kepadatan 2.049 jiwa/ km2 dan kepadatan terendah berada di Kecamatan Kertajati dengan kepadatan 325 jiwa per km2.

Salah satu faktor utama keberhasilan pembangunan di suatu daerah adalah tersedianya sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Melalui jalur pendidikan pemerintah secara konsisten berupaya meningkatkan SDM penduduk melalui berbagai program. Seperti halnya program wajib belajar 9 tahun, Gerakan Nasional Orang Tua Asuh (GNOTA) dan berbagai program pendukung. Berdasarkan fakta jumlah penduduk yang cukup besar dari tahun ke tahun cukup sulit menyatukan komponen yang ada sehingga berdampak pada pelaksanaan pemerintahan yang kurang optimal.

Kata kunci: Kabupaten Majalengka, perkembangan sosial.


Abstract
This research aims to analyse the development of Kabupaten Majalengka in 2006. The author conducted history method in four steps: heuristics, critique, interpretasition, and historiography. The conclusion is that the impacts of development and modernization can be clearly seen on the changes in socio-cultural, political and economical life of a society as well as on defense and security. Human resource is an important thing for the success of development, and education is very crucial in making it possible.

Keywords: District Majalengka, social development.

Diterbitkan dalam Patanjala, Vol. 3 No. 3 September 2011

Popular Posts