Hiburan organ tunggal dan tayangan televisi modern berdampak besar terhadap punahnya tiga kesenian tradisional Kabupaten Cirebon. Selain itu, modernisasi tersebut juga mengancam tujuh kesenian tradisional lainnya.
Demikian dikatakan Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Dispudparpora) Kabupaten Cirebon, Asullah, Jumat (21/6/13). “Organ tunggal harus diakui sedikit demi sedikit terus menggerus kesenian tradisional di Kabupaten Cirebon yang pada awalnya terdata sekitar 40 jenis,” katanya.
Asdullah menegaskan, saat ini masyarakat lebih memililih menonton tayangan TV daripada menyaksikan pertunjukan seni tradisional. Begitu pula masyarakat yang menggelar hajatan lebih suka mengundang organ tunggal daripada pelaku seni tradisional.
Menurut Asdullah, tiga seni tradisional yang sekarang sudah punah adalah Punil, Wayang Gong, dan Lais. Sementara seni tradisional yang statusnya terancam antara lain Wayang Golek Ceplak, Angklung Bungko, dan Tabuhan Renteng.
Kondisi tersebut membuat Dispudparpora mengambil langkah cepat untuk memasukan seni tradisional ke dalam mata pelajaran kesenian di tingkat sekolah dasar. “Dengan begitu, sejak dini anak dipaksa untuk mengenal dan mencintai seni tradisional. Jangan sampai mereka lebih mencintai seni dari luar negeri,” ujar Asdullah.
Seperti diberitakan sebelumnya, organ tunggal memang telah menjadi budaya baru yang menjadi tren di masyarakat. Namun, keberadaannya tanpa disadari telah mengikis seni tradisional yang sarat pesan moral. Seni Tarling juga termasuk salah satu seni yang sempat tergeser oleh organ tunggal. Beruntung, pewarisan Tarling saat ini terus digiatkan instansi terkait dari tingkat Kota/Kabupaten sampai Provinsi Jawa Barat.
Seniman dan budayawan Cirebon, Mustaqim Asteja mengatakan, tarling memang seringkali dikumandangkan hampir di seluruh wilayah pantura oleh organ tunggal. “Hampir 90 persen Tarling dimainkan oleh organ tunggal,” katanya.
Mustaqim tidak antipati terhadap organ tunggal. Namun ia berharap organ tunggal tidak menggunakan nama Tarling saat memainkan lagu-lagu Tarling. Sesuai dengan namanya, tarling asli dimainkan oleh dua alat musik utama yaitu gitar dan suling.
Selain itu, tambah Mustaqim, Tarling klasik juga memuat banyak pesan moral dalam liriknya. Begitu juga dalam musiknya, terdapat pakem-pakem yang selama ini tak pernah diperhatikan para pemain organ tunggal. Sementara itu Kepala Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional (BPSNT) Bandung Toto Sucipto pernah mengatakan, pihaknya terus berupaya menginventarisasi seni tradisional di Jawa Barat. Pasalnya, pelestarian sulit dilakukan jika seni tradisional yang ada tidak tercatat dalam basis data.
Menurut Toto, dari 293 seni budaya yang tercatat di Jawa Barat saja, saat ini 43 diantaranya sudah dinyatakan punah. Sementara itu puluhan lainnya juga terancam. Toto juga membenarkan pernyataan Asdullah bahwa salah satu seni tradisional yang kondisinya tengah kritis adalah Angklung Bungko. (A-178/A-108)***
Sumber: http://www.pikiran-rakyat.com