"Kami berharap kegiatan ini bisa digelar tiap tahun, mengingat kegiatan ini sangat membantu kami dalam mensosialisasikan beragam kebudayaan, khususnya yang ada di Cirebon," kata Arif Natadiningrat kepada wartawan di Cirebon, Rabu.
Pekan Budaya juga mempererat hubungan tiga keraton yang ada Cirebon, yakni Kasepuhan, Kanoman, dan Kecirebonan karena ketiga keraton tersebut menjadi tuan rumah dalam kegiatan berskala nasional itu.
Di pihak lain, eksistensi keragaman seni dan budaya Cirebon kini kurang tersosialisasikan.
Dia mencontohkan, tari topeng yang merupakan ikon kebudayaan Cirebon masih kurang memasyarakat.
Bahkan, tidak sedikit orang yang menganggap tari topeng bukan kesenian dari Cirebon.
Memasuki hari ketiga, Pekan Budaya Seni dan Film tersebut tetap ramai dikunjungi masyarakat, baik dari kota Cirebon mapun dari luar kota Cirebon.
Masyarakat tampak memadati saung pameran yang menampilkan kebudayaan dari 11 Balai Pelesatarian Sejarah dan Nilai Tradisional (BPSNT) di Indonesia.
Saung itu antara lain dari Unit Pelaksana Teknis BKSNT Aceh dengan wilayah kerja Provinsi Aceh dan Sumut yang menampilkan makanan tradisional khas Aceh dan Tamian.
UPT BPSNT Bandung dengan wilayah kerja Jabar, DKI Jakarta, Banten dan Lampung antara lain menampilkan Batik.
UPT BPSNT Makasar dengan wilayah kerja Sulsel, Sulteng, dan Sulbar menampilkan foto-foto kapal pinisi abad 17 dan BPSNT Jayapura dengan di wilayah kerja Papua Barat dan Papua menampilkan peralatan dari batu yang konon berusia ratusan tahun.
Begitu juga dengan permainan tradisional seperti gasing dan egrang menjadi tontonan menarik, dan banyak orang dewasa ikut mencoba memainkan permainan tersebut. (Ant)
Sumber: http://oase.kompas.com
