1. Latar Belakang
Sejak reformasi bergulir banyak perubahan yang telah terjadi di Indonesia. Perubahan itu tentu saja ada yang positif dan ada pula yang negatif. Perubahan positif menyangkut adanya keterbukaan dan kebebasan di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sekarang rakyat memiliki kebebasan di dalam menyampaikan kehendaknya. Adapun perubahan yang bersifat negatif berupa adanya kebablasan di dalam mengejawantahkan kebebasan.
Kebebasan yang berlebihan itu lebih cenderung mendorong berbagai komponen bangsa kita mengejar kepentingan masing-masing. Orang memikirkan dirinya sendiri, golongan memikirkan golongannya sendiri, partai memikirkan partainya sendiri, instansi memikirkan instansinya sendiri, bahkan suku bangsa memikirkan etnisnya sendiri. Keadaan seperti ini tentu saja akan sangat merugikan bagi kelangsungan hidup bangsa kita.
Semangat nasionalisme sekarang ini melemah. Apabila hal ini tidak segera diantisipasi bukan tidak mungkin Negara Kesatuan Republik Indonesia akan tinggal kenangan saja. Memudarnya semangat persatuan dan kesatuan atau nasionalisme yang utama dikarenakan oleh terhentinya proses transformasi nilai-nilai perjuangan dari generasi para pejuang kepada generasi penerusnya. Terhentinya proses transformasi itu memotong benang merah perjuangan. Dengan demikan setiap generasi merasa bahwa mereka hidup untuk generasinya sendiri. Tidak terpikirkan kepentingan generasi yang akan datang, apalagi generasi yang sudah lewat. Generasi sekarang merasa bahwa negara dan bangsa ini merupakan sesuatu yang “given” yang ada begitu saja sehingga tidak pernah terpikirkan akan kesinambungan sejarah tentang bangsa dan negara ini. Bagaimana masa lalu bangsa ini, bagaimana masa sekarang bangsa ini, dan bagaimana masa depan bangsa ini?
Bukankah pepatah mengatakan bahwa “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai para pahlawannya?” Oleh karena itu, sebelum semuanya terlambat, ada baiknya kita menempatkan kembali para pahlawan kita di tempat yang terhormat. Caranya dengan menjadikan nilai-nilai kejuangan sebagai pondasi bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.
Namun demikian, di zaman globalisasi ini, tidaklah mudah untuk berpegang pada nilai-nilai kejuangan dan memelihara api nasionalisme. Terpaan informasi dari kemajuan teknologi komunikasi dan informasi seringkali menarik perhatian generasi muda kita pada kehidupan yang mengglobal dan mengantarkan generasi muda kita pada pertanyaan nakal “masih relevankah nasionalisme?”
Pada konteks inilah urgensinya kegiatan “Temu Tokoh”. yang setiap tahun dilaksanakan oleh Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung. Bentuk kegiatan ini berupa mempertemukan dua generasi, yaitu generasi tua sebagai pelaku sejarah dengan generasi muda sebagai penerus bangsa. Pertemuan antar generasi itu diharapkan dapat mentransformasikan nilai-nilai berupa pandangan hidup, semangat juang, cita-cita, karya, serta pengabdian kepada bangsa dan negara dari si tokoh kepada generasi muda.
2. Tujuan Kegiatan Temu Tokoh
Kegiatan Temu Tokoh ini bertujuan mempertemukan pelaku sejarah (tokoh) dengan masyarakat luas terutama dengan generasi muda. Dalam pertemuan itu diharapkan terjadi proses transformasi nilai-nilai kejuangan dari tokoh sejarah kepada generasi muda.
3. Tema
Kegiatan Temu Tokoh tahun 2009 ini mengambil tema “MELALUI DIALOG LINTAS GENERASI KITA PERKOKOH BENANG MERAH PERJUANGAN BANGSA DAN NEGARA”
4. Ruang Lingkup
Mengingat Kegiatan Temu Tokoh ini menyangkut tokoh atau pelaku sejarah yang masih hidup, maka peristiwa sejarah yang dialami oleh pelaku sejarah secara otomatis menjadi ruang lingkup dalam kegiatan ini (Sejarah Kotemporer).
5. Peserta dan Pembicara
Kegiatan Temu Tokoh ini akan diikuti oleh 150 peserta terdiri dari para pemerhati sejarah, pelajar, mahasiswa, guru, dosen, dan birokrat. Adapun yang akan menjadi pembicara sebanyak 6 orang berasal dari tokoh/pelaku sejarah.
6. Tempat Pelaksanaan
Kegiatan Temu Tokoh ini akan dilaksanakan di Kantor Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung Jalan Cinambo No. 136 Ujung Berung Bandung, Tanggal 23 Juli 2009.
7. Target (output)
Dengan diselenggarakannya Kegiatan Temu Tokoh ini diharapkan akan terjadi proses transformasi nilai-nilai kejuangan dari para tokoh sejarah kepada generasi muda sehingga semangat nasionalisme dapat terus dipelihara.
8. Susunan Kepanitiaan
Pengarah : Kepala BPSNT Bandung
Penanggungjawab : Kasubbag TU
Koordinator : Drs. Adeng
Ketua : Drs. Heru Erwantoro
Wakil Ketua : Drs. Herry Wiryono
Sekretaris : Drs. Nandang Rusnandar
Anggota : Ayi Syarif Suhana, S.Sos, Msi
Bogiyono
Tenny Rekawati
Sejak reformasi bergulir banyak perubahan yang telah terjadi di Indonesia. Perubahan itu tentu saja ada yang positif dan ada pula yang negatif. Perubahan positif menyangkut adanya keterbukaan dan kebebasan di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sekarang rakyat memiliki kebebasan di dalam menyampaikan kehendaknya. Adapun perubahan yang bersifat negatif berupa adanya kebablasan di dalam mengejawantahkan kebebasan.
Kebebasan yang berlebihan itu lebih cenderung mendorong berbagai komponen bangsa kita mengejar kepentingan masing-masing. Orang memikirkan dirinya sendiri, golongan memikirkan golongannya sendiri, partai memikirkan partainya sendiri, instansi memikirkan instansinya sendiri, bahkan suku bangsa memikirkan etnisnya sendiri. Keadaan seperti ini tentu saja akan sangat merugikan bagi kelangsungan hidup bangsa kita.
Semangat nasionalisme sekarang ini melemah. Apabila hal ini tidak segera diantisipasi bukan tidak mungkin Negara Kesatuan Republik Indonesia akan tinggal kenangan saja. Memudarnya semangat persatuan dan kesatuan atau nasionalisme yang utama dikarenakan oleh terhentinya proses transformasi nilai-nilai perjuangan dari generasi para pejuang kepada generasi penerusnya. Terhentinya proses transformasi itu memotong benang merah perjuangan. Dengan demikan setiap generasi merasa bahwa mereka hidup untuk generasinya sendiri. Tidak terpikirkan kepentingan generasi yang akan datang, apalagi generasi yang sudah lewat. Generasi sekarang merasa bahwa negara dan bangsa ini merupakan sesuatu yang “given” yang ada begitu saja sehingga tidak pernah terpikirkan akan kesinambungan sejarah tentang bangsa dan negara ini. Bagaimana masa lalu bangsa ini, bagaimana masa sekarang bangsa ini, dan bagaimana masa depan bangsa ini?
Bukankah pepatah mengatakan bahwa “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai para pahlawannya?” Oleh karena itu, sebelum semuanya terlambat, ada baiknya kita menempatkan kembali para pahlawan kita di tempat yang terhormat. Caranya dengan menjadikan nilai-nilai kejuangan sebagai pondasi bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.
Namun demikian, di zaman globalisasi ini, tidaklah mudah untuk berpegang pada nilai-nilai kejuangan dan memelihara api nasionalisme. Terpaan informasi dari kemajuan teknologi komunikasi dan informasi seringkali menarik perhatian generasi muda kita pada kehidupan yang mengglobal dan mengantarkan generasi muda kita pada pertanyaan nakal “masih relevankah nasionalisme?”
Pada konteks inilah urgensinya kegiatan “Temu Tokoh”. yang setiap tahun dilaksanakan oleh Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung. Bentuk kegiatan ini berupa mempertemukan dua generasi, yaitu generasi tua sebagai pelaku sejarah dengan generasi muda sebagai penerus bangsa. Pertemuan antar generasi itu diharapkan dapat mentransformasikan nilai-nilai berupa pandangan hidup, semangat juang, cita-cita, karya, serta pengabdian kepada bangsa dan negara dari si tokoh kepada generasi muda.
2. Tujuan Kegiatan Temu Tokoh
Kegiatan Temu Tokoh ini bertujuan mempertemukan pelaku sejarah (tokoh) dengan masyarakat luas terutama dengan generasi muda. Dalam pertemuan itu diharapkan terjadi proses transformasi nilai-nilai kejuangan dari tokoh sejarah kepada generasi muda.
3. Tema
Kegiatan Temu Tokoh tahun 2009 ini mengambil tema “MELALUI DIALOG LINTAS GENERASI KITA PERKOKOH BENANG MERAH PERJUANGAN BANGSA DAN NEGARA”
4. Ruang Lingkup
Mengingat Kegiatan Temu Tokoh ini menyangkut tokoh atau pelaku sejarah yang masih hidup, maka peristiwa sejarah yang dialami oleh pelaku sejarah secara otomatis menjadi ruang lingkup dalam kegiatan ini (Sejarah Kotemporer).
5. Peserta dan Pembicara
Kegiatan Temu Tokoh ini akan diikuti oleh 150 peserta terdiri dari para pemerhati sejarah, pelajar, mahasiswa, guru, dosen, dan birokrat. Adapun yang akan menjadi pembicara sebanyak 6 orang berasal dari tokoh/pelaku sejarah.
6. Tempat Pelaksanaan
Kegiatan Temu Tokoh ini akan dilaksanakan di Kantor Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung Jalan Cinambo No. 136 Ujung Berung Bandung, Tanggal 23 Juli 2009.
7. Target (output)
Dengan diselenggarakannya Kegiatan Temu Tokoh ini diharapkan akan terjadi proses transformasi nilai-nilai kejuangan dari para tokoh sejarah kepada generasi muda sehingga semangat nasionalisme dapat terus dipelihara.
8. Susunan Kepanitiaan
Pengarah : Kepala BPSNT Bandung
Penanggungjawab : Kasubbag TU
Koordinator : Drs. Adeng
Ketua : Drs. Heru Erwantoro
Wakil Ketua : Drs. Herry Wiryono
Sekretaris : Drs. Nandang Rusnandar
Anggota : Ayi Syarif Suhana, S.Sos, Msi
Bogiyono
Tenny Rekawati