Andi Arismunandar, Reiza D. Dienaputra, Raden Muhammad Mulyadi
ABSTRACT
Pada periode akhir masa kolonial Belanda di Hindia, justru semakin banyak turis yang berkunjung. Priangan yang merupakan primadona kunjungan wisata pada masa itu, tentunya harus menata diri sebagai persiapan menyambut dan melayani para turis yang berkunjung. Akomodasi penginapan dalam dunia pariwisata adalah hal yang pokok untuk tersedia dan memadai di lokasi-lokasi yang akan dituju oleh para turis. Berbagai kisah menarik mengenai perkembangan akomodasi penginapan membawa nilai positif bagi para turis yang berkunjung ke Priangan berdasarkan sumber-sumber yang ditemukan oleh penulis. Maka, untuk menjabarkan persoalan tersebut dibutuhkan kajian historis dengan menggunakan metode sejarah, terdiri atas heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan ini, bahwa pariwisata baru mulai menggeliat ketika memasuki akhir dari Abad ke-19 dimana Pesanggrahan dan Hotel semakin berkembang sebagai jawaban untuk memenuhi kebutuhan penginapan bagi para turis. Setidak-tidaknya dari berbagai sumber yang coba penulis baca dan telaah dapat menjelaskan mengenai perkembangan akomodasi penginapan pariwisata pada masa kolonial Hindia Belanda.
During the late Dutch colonial period in the Dutch East Indies, more and more tourists visited. As a result, Priangan, which was the most favorite tourist destination at that time, certainly had to manage itself better to serve the tourist visits. Therefore, the availability of adequate lodging accommodation in the world of tourism was a mandatory requirement, especially in tourist destinations. Referring the sources found by the author, there are various interesting stories about the development of lodging accommodation with a positive impact on tourists in Priangan. To describe this problem, a historical study is needed using the historical method consisting of heuristics, criticism, interpretation, and historiography. Based on the research conducted, it was revealed that tourism in Priangan first began to grow towards the end of the 19th century as indicated by the growing number of guest houses and hotels in response to meet the lodging needs of tourists. The results of the analysis of various sources used as a reference in this study indicate that the development of tourism accommodation during the Dutch East Indies colonial had a positive impact on the progress of tourism in Priangan.
KEYWORDS
Akomodasi Penginapan, Pariwisata, Priangan
FULL TEXT:PDF
REFERENCES
Bintang Barat. (10 Maret 1891).
Bintang Barat. (19 April 1893)
Breman, J. (2014). Keuntungan Kolonial dan Kerja Paksa: Sistem Priangan dari Tanam Paksa Kopi di Jawa, 1720-1870. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia
Cooper, C. P. (1998). Tourism: Principles and Practice (2nd ed). London: Prentice Hall.
De Preanger-Bode. (30 Oktober 1905).
Dependance Hôtel Victoria Soekaboemi [Photograph]. (1906). Leiden University Libraries. http://hdl.handle.net/1887.1/item:855472
Eetzaal in Grand Hotel Preanger te Bandoeng [Photograph]. (1925). Leiden University Libraries. http://hdl.handle.net/1887.1/item:839577
Ekadjati, E. S. (1980). Masyarakat Sunda dan Kebudayaanya. Jakarta: PT Girimukti Pusaka.
Ernanto, D. B. (2003, Agustus, 16). Sejarah Panjang Grand Hotel Preanger Bandung. Harian Sinar Harapan.
Forbes, A. (1887). Insulinde: Experience of a Naturalist’s Wife in the Eastern Archipelago. London-Edinburg: Wm Blackwood and Sons.
Fulbrook, M. (2002). Historical Theory. London & New York: Routledge.
Graburm, N. and Jafari J. (1991). Tourism Social Science. Annals of Tourism Research 10 (1).
Grand Hotel Preanger, Bandoeng [Photograph]. (1930). Leiden University Libraries. http://hdl.handle.net/1887.1/item:913866
Grand Hotel Sindanglaja ten noordwesten van Tjiandjoer [Photograph]. (1920). Leiden University Libraries. http://hdl.handle.net/1887.1/item:827337
Herlina, N. (2008). Metode Sejarah. Bandung: Satya Historika.
Kalamakaran, A. (2016, May 18). When Nicholas II caught Singapore off guard. Retrieved from http://rbth.com/arts/history/2016/05 /17/when-nicholas-ii-caught-singapore-off-guard_593667.
Katam, S., & Abadi, L. (2010). Album Bandoeng Tempo Doloe. Bandung: Khazanah Bahari.
Kinloch, C.W. (1853). Rambles in Java and the Straits in 1852. London: Simpkins, Marshall and Co.
Kunto, H. (1989). Savoy Homann: Persinggahan Orang Penting, Bandung: Bidakara Hotel Savoy Homann.
Kuntowijoyo. (2013). Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Lombard, D. (2005). Nusa Jawa: Silang Budaya, 1 bag. Batas-batas Pembaratan. Terjemahan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Meulendijks, H. (2017). Tourism and imperialism in the Dutch East Indies: Guidebooks of the Vereeniging Toeristenverkeer in the late colonial era (1908-1939). Tesis Tidak Diterbitkan. Utrecht: Utrecht University.
Pasanggrahan met toeristenbus ervoor te Karanghawoe aan de Wijnkoopsbaai, West-Java [Photograph] (1937). Leiden University Libraries. http://hdl.handle.net/1887.1/item:700700
Provinciale Drentsche en Asser Courant. (15 Mei 1893).
Rush, J. R. (2013). Jawa Tempo Dulu: 650 Tahun Bertemu Dunia Barat 1330-1980. Depok: Komunitas Bambu.
Scidmore, E. R. (1898). Java: The Garden of the East. New York: The Century Co.
Schulz, M. (2013, March 1). Franz Ferdinand’s Journey around The Word. Retrieved from http://www.spiegel.de/ international/zeitgeist/diary-of-archduke-franz-ferdinand-details-1892-journey-around-world-a-886196.html
Sjamsuddin, H. (2012). Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak.
Spillane, J.J. (1987). Ekonomi Pariwisata: Sejarah dan Prospeknya. Yogyakarta: Kanisius.
Sunjayadi, A. (2007). Vereeniging Toeristenverkeer Batavia (1908-1942). Jakarta: Penerbit FIB UI.
Sunjayadi, A. (2008). Mengabadikan Estetika: Fotografi dalam Promosi Pariwisata Kolonial di Hindia Belanda. Wacana, Vol. 10 No. 2, Oktober 2008, 301—316.
Sunjayadi. (2018). Akulturasi dalam Turisme di Hindia Belanda. Paradigma, Vol. 8 No. 1, Juli 2018, 11-23.
Termorshuizen, G. (1993). In de Binnenlanden van Java. Leiden: KITLV.
Vellas, F., & Becherel, L. (1995). International Tourism: An Economic Perspective. Basingstoke: Macmillan Press Ltd.
Vereeniging Toeristenverkeer. (1913). Illustrated Tourist Guide to Buitenzorg, The Preanger and Central Java. Batavia: Official Tourist Bureau.
Verschoor, K. H. (1910). Hotel Homann aan de Groote Postweg te Bandoeng [Photograph]. Leiden University Libraries. http://hdl.handle.net/1887.1/item:824836
Verschoor, K. H. (1910). Hotel Preanger te Bandoeng [Photograph]. Leiden University Libraries. http://hdl.handle.net/1887.1/item:824922
Weir, D. (2011). American Orient: Imagining the East from Colonial Era through The Twentieth Century. Boston: University of Massachussets Press.
Woodbury. (1880). Pasanggrahan te Pengalengan ten zuiden van Bandoeng [Photograph]. Leiden University Libraries. http://hdl.handle.net/1887.1/item:790782
Weissenborn, M. M. (1920). Ngamplang bij Garoet op Java was eerst een sanatorium, later, tot 1946, een luxe hotel [Photograph]. Collectie Stichting Nationaal Museum van Wereldculturen. https://hdl.handle.net/20.500.11840/8117
Home »
Patanjala
» DARI PASANGGRAHAN HINGGA GRAND HOTEL: AKOMODASI PENGINAPAN UNTUK TURIS PADA MASA HINDIA-BELANDA DI PRIANGAN (1869-1942)