Oleh: Drs. Nandang Rusnandar
Abstrak
Dari mulai bayi hingga masa baleg ’remaja’, bagi masyarakat Sunda sudah diperkenalkan pola permainan dan jeujeuhananan ’pengasuhan’ yang disimbolkan permainan, baik nyanyian maupun gerakan yang diharapkannya dalam bentuk permainan anak. Dalam permainan itu, si anak tidak terasa telah diajak untuk mengenal dirinya, orang di sekelilingnya, alam, dan Tuhannya. Dengan demikian si anak yang baleg akan mencapai tingkatan hideng ’mengerti’.Abstrak
Diterbitkan dalam Jurnal Penelitian Edisi 22, Oktober 2000