WILAYAH KERJA: PROVINSI JAWA BARAT, DKI JAKARTA, BANTEN, DAN LAMPUNG

Biji Salak

Biji salak merupakan jenis makanan ringan. Orang akan melihatnya ada kemiripan dengan kolak karena memang biji salak merupakan varian dari kolak ubi maupun pisang. Melihat bentuknya, orang akan segera memaklumi mengapa makanan ini dinamai biji salak. Meskipun sehari-hari kita masih bisa menjumpai makanan ini, namun demikian makanan ini lebih populer sebagai makanan untuk berbuka puasa. Pada bulan puasa, selain makanan ini dibuat di rumah-rumah juga dijajakan di luaran. Dulu penjajanya mengemas makanan ini dengan kantung plastik. Seiring perkembangan jaman, kemasan tersebut berganti dengan gelas atau mangkuk plastik yang bertutup. Biji salak terbuat dari ubi dan berkuah santan dan olehkarenanya menyantap biji salak cukup mengenyangkan perut. Di Tatar Sunda makanan ini populer dengan sebutan candil.

Secara rinci bahan untuk membuat biji salak terdiri atas: ubi merah, tepung sagu, gula merah, air, santan kental, garam, dan daun pandan. Cara mengolahnya ada tiga tahapan, pertama ubi merah dikukus lalu dihaluskan. Setelah ubi halus, tepung sagu dituang ke dalamnya lalu diadoni hingga rata. Selanjutnya dari adonan tadi dibuat bulatan-bulatan sebesar biji salak. Tahap kedua, gula merah dimasak dengan air hingga mendidih dan gula larut, lalu disaring. Selanjutnya bulatan-bulatan ubi dimasukkan ke dalam air gula yang sedang mendidih dan dibiarkan hingga mengapung. Bulatan-bulatan yang sudah mengapung lalu diambil dan jadilah apa yang disebut-sebut sebagai biji salak. Tahap ketiga, santan, garam, dan daun pandan dimasak sambil diaduk hingga mendidih. Seusai santan masak maka biji salak siap disantap bersama kuah santan.

Membuat biji salak membutuhkan beberapa alat di antaranya: langseng untuk mengukus, lumpang dan halu atau alat penumbuk sejenisnya untuk menghaluskan ubi yang berjumlah banyak atau mutu dan baskom untuk ubi yang hanya berjumlah sedikit, panci untuk memasak air gula dan santan, dan saringan untuk menyaring air gula. Bila hendak disantap, biji salak disajikan dalam mangkuk dilengkapi dengan sinduk untuk menyantapnya. Biji salak terasa pas untuk dinikmati di sore hari.

Sumber: Rostiyati, Ani., dkk. 2009. Ragam Makanan Tradisional Betawi. Bandung: Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung (Laporan Pendataan Kebudayaan).

Popular Posts