WILAYAH KERJA: PROVINSI JAWA BARAT, DKI JAKARTA, BANTEN, DAN LAMPUNG

Silat Beksi Lahir dari Kemampuan Melatih Kepekaan Indrawi

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat, selain berdampak positif, ternyata juga membawa ancaman bagi kelangsungan dan kelestarian kebudayaan daerah. Antara lain bergesernya peranan dan fungsi kebudayaan itu dalam kehidupan masyarakat pendukungnya.

BPNB Jabar yang wilayah kerjanya meliputi : Propinsi Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten, dan Lampung, mempunyai fungsi dan tugas pokok melakukan penelitian, pengkajian, pendokumentasian, serta penyebarluasan nilai-nilai sejarah dan budaya yang terdapat di wilayah kerja dimaksud.

Sasaran kegiatan ini terutama ditujukan kepada Siswa/i SMA sederajat. Dengan tujuan menemukenali nilai-nilai yang terkandung dalam peristiwa yang tercermin dalam pola kehidupan sehari-hari masyarakat, dan menumbuhkembangkan rasa cinta memiliki di kalangan generasi muda terhadap budaya bangsanya.
Dalam kegiatan ini dihadiri oleh Kepala BPNB Jawa Barat, Kepala Sudin Wil. II Jakut, Kepsek/Guru dan Siswa/i SMA/SMK sederajat wilayah Jakut, LKB.

Kegiatan ini diselenggarakan di SMA/SMK PERGURUAN CIKINI Jakut. Dengan narsum Rudi Haryanto (Batik Betawi sebagai Ikon Kota Jakarta), Yahya Andi Saputra (Silat Beksi) yang mengambil tema “Mengenal Tradisi, Mencintai Negeri”.

Yahya Andi Saputra, Budayawan Betawi selaku narasumber dalam makalahnya menjelaskan, bahwa Maen Pukulan atau Silat Beksi lahir dari kemampuan orang-orang terpilih yang tiada henti-hentinya melatih kepekaan indrawi, mengolah kelebihan atau kelenturan anatomi tubuh, dan belajar dari sebanyak-banyaknya pertanda alam yang ada di sekitar mereka.

“Pertanda alam yang dimaksud adalah kehidupan alamiah berupa gerak debur ombak samudera, riak aliran sungai, hembusan angin sepoi-sepoi, rintik atau curah hujan, petir, kilat, geledek, gempa bumi, gunung meletus, atau memperhatikan pola gerak dunia fauna.” jelasnya.
Menurut Yahya Andi Saputra tradisi Maen Pukulan Silat Beksi dalam awal penerimaan jurus diawali dengan Rosulan atau Ngerosul adalah upacara tawasul disertai zikir, tahlil, memanjatkan doa kepada Allah SWT agar dalam mempelajari Silat Beksi diberikan keridlaan, kekuatan, dan kesabaran.

“Ngerosul menjadi syarat mutlak bagi murid yang mau mempelajari Silat Beksi, sebab kalau tidak dilaksanakan ada tiga bahaya yang datang, yaitu : bahaya buta mata, patah kaki, dan bahaya bantrok guru.” tegasnya.

Dalam kegiatan tersebut juga ditampilkan jurus-jurus Silat Beksi oleh anak-anak binaan Nasir Mupid, Abdul Aziz, Dasik Aripin, Yadi yang selama ini aktif berlatih di RPTRA se Kecamatan Pesanggrahan Jaksel. (Eva)

Sumber: https://rakyatmerdekanews.com

Popular Posts