Beda soto Tangkar dengan soto Betawi adalah penggunaan daging brisketnya, yaitu bagian daging sapi di bagian dada bawah. Menurut sejarahnya, pada jaman penjajahan Belanda, masyarakat Betawi hanya mampu membeli tangkar berupa potongan iga yang berdaging sedikit, karena bagian daging sapi yang lain sudah diambil oleh masyarakat penjajah Belanda.
Serupa dengan soto Betawi yang menjadi menu sehari-hari, soto Tangkar ini pun biasanya menjadi santapan sehari-hari, meskipun persebarannya tidak seluas soto Betawi karena hanya terdapat di wilayah tertentu seperti di daerah Kota, Tanah Abang, Kemayoran dan sebagainya. Bahan prmbuatan Soto Tangkar adalah serai, kelapa, peras santan, daun salam, air, sandung lamur, dan daging iga sapi. Bumbu yang dihaluskan adalah jahe, kunyit, lengkuas, gula merah, bawang putih, bawang merah, dan kemiri. Adapun cara pembuatanntannya Daging iga dan sandung lamur direbus hingga empuk, bumbu ditumis halus hingga harum. Daun salam dan serai dimasukkan ke rebusan daging, lalu ditambahkan santan dan dimasak hingga mengental.
Sumber: Rostiyati, Ani., dkk. 2009. Ragam Makanan Tradisional Betawi. Bandung: Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung (Laporan Pendataan Kebudayaan).