Angga Pusaka Hidayat, Widyo Nugrahanto
ABSTRACT
Tulisan ini bermaksud menunjukkan pemikiran dan peranan Émma Poeradiredja dalam pergerakan politik perempuan Indonesia. Émma Poeradiredja merupakan perempuan Sunda yang terlibat dalam pergerakan perempuan Indonesia sejak tahun 1920-an. Dia dikenal sebagai salah satu pendiri dan ketua Pasundan Istri, serta merupakan perempuan Sunda pertama yang terpilih sebagai anggota gemeenteraad. Penelitian ini menggunakan metode sejarah. Metode sejarah mencakup tahapan menemukan dan mengumpulkan sumber serta data (heuristic), kritik sumber, interpretasi dan historiografi. Pendekatan sejarah politik digunakan untuk mengelaborasi pemikiran-pemikiran Émma Poeradiredja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa menurut Émma Poeradiredja, dalam kehidupan masyarakat, perempuan dapat menjalankan empat peran, yakni sebagai ibu, sebagai pemimpin dalam urusan rumah tangga, sebagai isteri, dan sebagai warga negara. Dengan demikian, pemberdayaan perempuan dilakukan dalam tiga tahap. Pertama, dalam rumah tangga; kedua, dalam kehidupan sosial ekonomi yang mana perempuan berada dalam posisi berdampingan dengan laki-laki dalam menjalankan kewajiban dalam masyarakat; ketiga, dalam politik, perempuan harus turut serta menerima kerja-kerja politik. Pemberdayaan perempuan ini dilakukan pertama-tama melalui pendidikan dan selanjutnya melalui gerakan politik. Émma menekankan bahwa dalam bidang politik ini peran perempuan sebagai warga negara yang berpartisipasi dalam kehidupan pemerintah dapat dijalankan.
This article intends to show the thoughts and roles of Émma Poeradiredja in the Indonesian women's political movement. Émma Poeradiredja is a Sundanese woman who has been involved in Indonesian women's movements since the 1920s. She was known as one of the founders and chairman of the Pasundan Women, and was the first Sundanese woman to be elected as a member of the gemeenteraad. In this study historical methods are used. Historical methods include the stages of finding and collecting sources and data (heuristics), source criticism, interpretation and historiography. The approach to political history was used to elaborate on the thoughts of Émma Poeradiredja. The results of this study indicate that according to Émma Poeradiredja, in people's lives, women can carry out four roles: as mothers, as leaders in household affairs, as wives, and as citizens. Thus, women's empowerment is carried out in three stages. First, in the household; second, in socio-economic life where women are in a position side by side with men in carrying out obligations in society; third, in politics, women must participate in accepting political work. Women's empowerment was carried out first through education and then through political movements. Émma emphasized that in this political field the role of women as citizens who participate in government life can be carried out.
KEYWORDS
Emma Poeradiredja, pergerakan perempuan, politik kolonial
FULL TEXT:
PDFREFERENCES
Skripsi, dan Tesis
Dirapradja, Ietje Marlina. 2001.
Kedudukan Wanita Menak dalam Struktur Masyarakat Sunda. Disertasi. Bandung: Unpad.
Buku
Amin, Sjarif. 2013.
Perjoangan Paguyuban Pasundan 1914-1942. Bandung: Pustaka Jaya.
Ekadjati, Edi. S. 2014.
Dari Pentas Sejarah Sunda: Sangkuriang hingga Juanda terj. Purwanto. Bandung: Kiblat-PSS.
Giddens, Anthony. 1992.
Sociology 3rd pr. Cambridge: Polity Press.
Gunseikanbu.2603/ 1943.
Orang Indonesia Jang Terkemoeka di Djawa. Jakarta.
Locher-Sholten, Elsbeth.2000.
Women and the Colonial State: Essays on Gender and Modernity in the NederlandsIndie 1900-1942. Amsterdam: Amsterdam University Press.
Soeharto. 2002.
Pagoejoeban Pasoendan 1927-1942: Profil Pergerakan Etno-Nasionalis. Bandung: Satya Historika.
Vreede-de Stuers, Cora. 2008.
Sejarah Perempuan Indonesia: Gerakan dan Pencapaian terj. Elvira Rosa dkk. Jakarta: Komunitas Bambu.
Artikel dan Berita dalam Surat Kabar
“Bandoeng Milih Lid Gemeenteraad”, Sipatahoenan, th. XV, No. 180, 12 Agustus 1938a.
“Bandoeng Milih Lid Gemeenteraad”, Sipatahoenan, th. XV, No. 184, 16 Agustus 1938b.
“Herstemming Gementee Bandoeng”, Sipatahoenan, th. XV, No. 194, 25 Agustus 1938c.
“Kongres Perempuan III”, Pandji Poestaka, Th. XVI, No. 61, 2 Agustus 1938(a).
“Lid-Lid Boemipoetra Gemeenteraad Bandoeng”, Pandji Poestaka, Th. XVI, No. 82, 14 Oktober 1938.
“Pemilihan Gemeente Bandoeng”, Pandji Poestaka, Th. XVI, No. 39, 30 Agustus 1938(b).
“Pemilihan Gemeente di Bandoeng”, Pandji Poestaka, Th. XVI, No. 66, 19 Agustus 1938(c).
Poeradiredja, Emma. 1937a. “Pasoendan Istri”, Sipatahoenan, Th. XIV, No. 68, 27 Maart 1937.
________. 1937b. “Kongres Pasoendan Istri ka VI”, Sipatahoenan, Th. XIV, No. 69, 30 Maart 1937.
________. 1938a. “Congres Pasi VII”, Sipatahoenan, Th. XV, No. 86, 19 April 1928.
________. 1938b. “Perempoean dan Masjarakat”, Sipatahoenan, Th. XV, No. 88, 21 April 1938.
________. 1938c. “Perempoean dan Masjarakat-2”, Sipatahoenan, Th. XV, No. 89, 22 April 1938.
________. 1938d. “Perempoean dan Masjarakat-3”, Sipatahoenan, Th. XV, No. 90, 23 April 1938.
________. 1938e. “Perempoean Mendjadi Pembangoen dalam Segala Bagian Masjarakat Kebangsaan.Sipatahoenan, Th. XV, No. 164, 25 Juli 1938.
________. 1938f. “Pidato Penoetoepan Kongres Perempoean Indonesia III”, Sipatahoenan, Th. XV, No. 166, 27 Juli 1938.
________. 1938g. “Pasi Bandoeng Sawindoe: 30 Maart 1930-30 Maart 1938”, Sipatahoenan, Th. XV, No. 71, 25 Juli 1938.
________. 1939. “Pasoendan Istri jeung Politiek”, Sipatahoenan, Th. XVI, No. 158, 18 Juli 1939.
________. 1940a. “Istri Soenda”, Sipatahoenan, Th. XVII, No.69, 26 Maret 1940.
________. 1940b. “Papantjen Isteri Soenda”, dalam Oekar Bratakoesoema; Resman Ijas; Kasmara. 25 Tahoen Pagoejoeban Pasoendan. ttp: tp. hal. 135-142.
Santosa, Maria Ulfah. 1938. “Passief Kiesrecht”, Pandji Poestaka, Th. XVI, No. 37, 10 Mei 1938.
________. 1940. “De Indonesische Vrouwbeweging” dalam dalam Oekar Bratakoesoema; Resman Ijas; Kasmara. 25 Tahoen Pagoejoeban Pasoendan. ttp: tp. hal. 143-155.
“Verkiezing Gemeenteraad”, Sipatahoenan, Th. XV, No. 163, 23 Juli 1938