WILAYAH KERJA: PROVINSI JAWA BARAT, DKI JAKARTA, BANTEN, DAN LAMPUNG

Fungsi Puisi Sisindiran (Pantun) Bahasa Sunda di Kabupaten Bandung

Jurnal Penelitian Edisi 37/Juni 2007


Drs. Aam Masduki


Abstrak:

Sindiran adalah salah satu bentuk pusi Sunda lama yang terdiri atas sampiran dan isi. Namun demikian kepuisiannya terbatas pada rima dan irama, bukan pada diksi dan imajinasi seperti halnya puisi modern (sajak). Bahasanya mudah dipahami seperti bahasa sehari-hari. Dalam sastra Indonesia bisa disebut pantun. Sisindiran “pantun” merupakan puisi rakyat yang sangat digemari masyarakat. Sisindiran dapat mengungkapkan atau mencerminkan perasaan, keadaan lingkungan, dan situasi masyarakat desa, petani, dan lain sebagainya. Biasanya dituturkan dalam suasana santai, berkelakar, berbincang-bincang, dan suasana formal, misalnya dalam upacara adat perkawinan, melamar, dan sebagainya. Dalam perkembangannya, sangat luwes, mudah memasuki berbagai gendre sastra lainnya, seperti cerita pantun, wawacan,, novel, cerven, novelet bahkan kadang-kadang muncul juga pada puisi modern. Dilihat dari pembentukannya, kata sisindiran berasal dari bentuk dasar sindir “sindir”. Dengan demikian sisindiran merupakan bentuk kata jadian yang diperoleh dengan cara dwipurwa (pengulangan awal) disertai akhiran-an.

Kata Kunci: Sisindiran. Pantun.

Popular Posts